KSB Siap Dan Telah Sanggup Memasuki Era Baru Ketahanan Pangan

KSB Siap Dan Telah Sanggup Memasuki Era Baru Ketahanan Pangan

H. W. Musyafirin :”Kedaulatan Pangan KSB Semakin Kuat Jika Dua Bendungan Di KSB Rampung” 


Taliwang, centralditanews- Bupati Sumbawa Barat, Dr. Ir. H. W. Musyafirin, M.M dalam Video Conference dengan Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDI Perjuangan dan Ketua Komisi IV DPR RI tentang Ketahanan Pangan, Senin (11/05/2020), mengatakan dengen gamblang, terperinci dan terstruktur berdasarkan data terbarukan bahwa Kabupaten Sumbawa Barat siap memasuki era baru dengan telah menerapkan kebijakan untuk mendukung mewujudkan kedaulatan pangan sebagai salah satu dari diantara 9 (sembilan) cita-cita politik (Nawa Cita) yang dilaksanakan oleh Presiden Joko Widodo.

Didengarkan oleh ketua umum PDI Perjuangan, Hj. Megawati Soekarnoputri dan Ketua Komisi IV DPR RI, Edhy Prabowo. Bupati Sumbawa Barat juga menegaskan bahwa kedaulatan pangan adalah hak setiap bangsa dan setiap rakyat untuk memproduksi pangan secara mandiri dan hak untuk menetapkan sistem pertanian, peternakan dan perikanan tanpa adanya subordinasi dari kekuatan pasar internasional.

Nampak Di Layar, Ketua Umum PDI Perjuangan Melakukan VC Dengan Bupati Sumbawa Barat, Dr. Ir. H. W. Musyafirin, M.M.

Secara umum H. W. Musyafirin mejelaskan setidaknya 7 (tujuh) prasyarat utama untuk menegakkan kedaulatan pangan, antara lain, (1) Pembaruan Agraria, (2) Adanya hak akses rakyat terhadap pangan, (3) Penggunaan sumber daya alam secara berkelanjutan, (4) pangan untuk pangan dan tidak sekedar komunitas yang diperdagangkan, (5) Pembatasan penguasaan pangan oleh korporasi. (6) Melarang pangan digunakan sebagai senjata dan, (7) Pemberian akses ke petani kecil untuk perumusan kebijakan pertanian.

Kabupaten Sumbawa Barat sendiri telah memperjuangkan terwujudnya kedaulatan pangan dalam 5 (lima tahun terakhir.

Terlihat dengan program PDPGR yang telah dituangkan dalam bentuk Peraturan Daerah KSB Nomor 6 Tahun 2016 Tentang Program Daerah Pemberdayaan Gotong Royong.

Dalam program PDPGR yang terkait sektor pertanian, KSB di bawah kepemimpinan H. W. Musyafirin telah menerapkan 2 (dua) kebijakan  strategis yaitu penerapan Bariri Tani dan Bariri Ternak (Kartu Bariri).

Dengan adanya kebijakan strategis ini, Pemda telah membuka akses yang cukup besar kepada petani untuk mendapatkan bantuan sarana produksi dan alsintan sekaligus memberdayakan para petani/peternak untuk menjadi mandiri. Pada sisi lain, Pemda KSB juga meningkatkan infrastruktur pengairan seperti bendungan, sumur-sumur bor dan pemanfaatan air permukaan melalui mesin pompa.

Bupati Sumbawa Barat Meresmikan Bendungan Tiu Suntuk

Ditambahkan oleh Bupati Sumbawa Barat, Dr. Ir. H. W. Musyafirin, M.M yang didengarkan secara seksama oleh DPP PDI Perjuangan dan Ketua Komisi IV DPR RI, “Kami sadar bahwa kebijakan diatas akan tercapai apabila petani sebagai penghasil pangan memiliki, menguasai dan mengkontrol alat-alat produksi pangan seperti tanah, air, benih dan teknologi, serta berbagai kebijakan yang mendukungnya dalam bingkai pelaksanaan pembaruan agraria”.

Atas penguatan kebijakan lewat penetapan Perda serta keseriusan Pemda KSB mewujudkan ketahan pangan di Kabupaten Sumbawa Barat dalam 5 (lima) tahun terakhir di dapatkan hasil nyata yaitu terjadinya surplus 2 (dua) komoditi utama (beras dan jagung, red).

Produksi beras di KSB adalah sebesar 53.426 ton per tahun, Nilai ini berada di atas target yang di bebankan pada KSB secara nasional yaitu sebesar 52.762 ton per tahun atau sebesar 101,26%. Dengan demikian terjadi surplus beras sebesar 36.930 ton per tahun atau sebesar 69,12% dari total produksi.

Namun KSB masih belum dapat mengejar potensi produksi GKP, potensi ini belum dapat diperoleh karena masih terkendala dengan masalah utama yaitu terbatasnya sumber air atau wilayah pengairan tehknis di KSB. “Potensi ini akan terealisasi jika dua bendungan yang saat ini sedang dibangun di KSB telah selesai”, pungkas H. W. Musyafirin.

Begitupula dengan komoditi jagung, di KSB sebesar 103.417, 3 ton. Jumlah produksi ini berada di atas target yang dibebankan kepada KSB secara nasional yaitu sebesar 80.663 ton per tahun. Atau sebesar 128,21%. Dengan demikian, kami juga mengalami surplus jagung.

“Produksi jagung di KSB memiliki potensi untuk dikembangkan sebesar 50% dari total produksi saat ini atau sebesar 155.125,8 ton jika dua bendungan yang saat ini sedang dibangun di KSB telah selesai”, ujarnya. (cdn.wan)