Sejumlah Petani Desa Meraran Kecewa Dengan Pernyataan Syamsuryadi Jibez

Sejumlah Petani Desa Meraran Kecewa Dengan Pernyataan Syamsuryadi Jibez

CDN, Sumbawa Barat– Sejumlah petani Desa Meraran yang mengalami bencana gagal tanam akibat sawahnya terendam air merasa kecewa dengan pernyataan Syamsuryadi Jibez di media sosial (Facebook, red).

Menurut salah satu petani Desa Meraran, Muhammad Ismail (52), yang memang telah mengeluarkan statemennya di salah satu media online Sumbawa Barat beberapa hari yang lalu, mengatakan bahwa komentar Syamsuryadi Jibez dengan akun FB nya Jibes Syamsuryadi Syamsuradijibes sangat melukai hati kami para petani yang lagi dirundung duka.

Kondisi Sebagian Areal Persawahan Desa Meraran Saat Ini

“Seharusnya statemen dia (Jibez) tidak seperti itu. Kami tahu bahwa dia adalah salah satu orang yang memiliki posisi khusus di Kabupaten Sumbawa Barat, yang barang tentu memiliki SDM yang mumpuni, kalaupun itu dulunya adalah areal danau, tapi kini telah menjadi sawah. Jibez juga harus menunjukkan bukti otentik bahwa itu adalah kawasan danau, minimal data dari konservasi dia sajikan. Bukan melepas pernyataan yang menyakitkan dan cenderung melepas tanggung jawab, kalau bahasa Sumbawanya (Bilin Api Bao Puntuk)”, pungkas Muhammad Ismail pada media ini, Senin siang (27/12/2021).

Jibez harus berbicara fakta hari ini, bukan mengungkit masa lalu yang tidak akan pernah kembali. Solusi yang kami inginkan, bukan pernyataan seperti itu. Lanjut Muhammad Ismail.

Muhammad Ismail, (Petani Desa Meraran)

“Kami ingin memperbaiki taraf hidup keluarga dengan cara halal, jika cara ini tidak diijinkan maka jangan sesalkan bila kami harus mencari nafkah dengan merusak lingkungan”, beber Muhammad Ismail.

Kondisi Rawa Lebo Taliwang sudah memprihatinkan, kondisi saat ini sangat jauh berbeda dengan 30 tahun yang lalu, dimana kawasan Rawa Lebo Taliwang seperti air laut, tidak ada tanaman hama, ombaknya keras dan airnya sangat dalam. Menurut Muhammad Ismail, kondisi ini lambat laun berubah ketika tanggul penahan air dibangun di seputaran Taliwang. “Jadi kami inginkan semua pihak untuk duduk bersama dan melepaskan ego masing-masing untuk mencari solusi terbaik. Perencanaan yang salah harus dirombak ulang agar tidak ada yang merasa dirugikan”, ujarnya.

Untuk diketahui, bahwa bukan hanya itu dampak yang diakibatkan oleh kondisi Rawa Lebo Taliwang saat ini, kaum nelayan dari beberapa desa yang ada di Kecamatan Seteluk, Kabupaten Sumbawa Barat, telah banyak mengalihkan profesi. Lokasi mereka menjaring ikan telah sempit bahkan sudah tidak ada tertutup oleh tanaman gulma dan tanaman jenis air tawar.

Media sempat mengirimkan release berita kepada Syamsuryadi Jibez untuk ditanggapi sebelum dinaikkan, namun hingga berita ini diturunkan, tidak ada komentar apapun darinya.

Sebelum berita ini diturunkan, adapun komentar akun Syamsuryadi Syamsuradijibes di media sosial berbunyi “ini kawasan RAWA LEBO yg di alih fungsikan menjad kawasan persawahan di areal danau lebo dan memang dari dulu kalau musim hujan pasti tergenang hanya bisa dimanfaatkan utk tanaman palawija di musim kemarau”. (cdn.wan)