CDN, Sumbawa Barat– Dinas pertanian Kabupaten Sumbawa Barat (Distan KSB) instruksikan pada penyuluh pertanian (PPL) untuk mendampingi, mengawasi para petani yang kini tengah memasuki musim tanam pertama. Selain itu, Distan KSB juga telah memberikan arahan pada PPL untuk memberikan laporan tiap minggu pada dinas terkait seputaran kegiatan musim tanam pertama.
Instruksi dan arahan itu diberikan oleh Distan KSB pada PPL mengingat mereka adalah ujung tombak dinas yang ada ditingkat desa dan lapangan. Selain itu, segala bentuk kegiatan dan usulan petani harus diketahui dan melewati para PPL.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Sumbawa Barat, Ir. Muhammad Saleh, M.Si. pada media ini, Senin pagi (14/10/2022), diruang kerjanya mengatakan bahwa, dirinya telah melakukan koordinasi dan menghimbau para PPL untuk terjun langsung memantau seputaran musim tanam pertama ini.
“Saya telah melakukan koordinasi ditataran dinas untuk mengantisipasi musim tanam pertama. Jangan sampai petani kita mengeluh terjadinya kelangkaan pupuk. Serangan hama dan mengeluh karena kakurangan air. Sedini mungkin dinas akan berupaya untuk mengatasi keluhan-keluhanan para petani kita. Sebagai petugas kami ditingkat lapangan, PPL telah saya ingatkan betul,” pungkas M. Saleh.
Kadis Distan KSB juga mengakui jika terjadi ketidak singkronan antara jadwal musim tanam pertama (MT.1) dengan suplai pupuk dari distributor. “Jika kita mulai musim tanam pertama akhir November, pupuk untuk MT 1 baru bisa didistribusikan pada awal Januari. Mengingat pupuk bersubdisi mengikuti alur anggaran yang baru bisa bergerak dibulan Januari. Stok pupuk yang ada hari ini adalah pupuk yang seharusnya digunakan pada MT.3.” terang M. Saleh.
Terkait dengan distribusi dari distributor ke pengecer, dan pengecer ke para petani, Distan KSB menganggap tidak akan terjadi masalah, karena sistem pembagian pupuk yang coba diterapkan melalui kartu tani telah berjalan. Jumlah pupuk telah disesuaikan dengan RDKK serta luas lahan. Data ini valid dan semuanya dipantau langsung oleh para PPL. “Sehingga sedikit sekali indikasi kecurangan ditingkat pengecer pupuk,” ujar M. Saleh.
Disisi lain, Muhammad Saleh pada media mengaku jika dirinya menginginkan adanya satu hamparan memiliki varietas padi yang sama dan unggul. Program ini diakuinya tengah diupayakan. Program ini sangat bagus, untuk menjaga kualitas beras nantinya.
“Hari ini kita telah memiliki program pengamanan harga gabah dengan cara para pemilik healer dipercayakan oleh Pemda untuk membeli gabah dengan harga standar. Gabah tersebut akan mereka kelola dan dijadikan beras untuk dijual pada para ASN. Kebijakan ini datangnya dari Bupati dan banyak membantu para petani. Selain membantu para petani, pemerintah telah membuka suatu lapangan kerja yang menjanjikan.
Hari ini kebijakan itu telah berjalan dengan baik. Namun untuk memastikan kualitas beras, saya menginginkan adanya beras satu rasa. Caranya adalah, dinas akan berusaha memberikan pendampingan pada para pengusaha untuk menekankan para petani untuk menanam benih yang dianjurkan oleh Dinas. Kedepan, padi ini akan menjadi beras dengan kualitas super, dan bisa dipasarkan ke peruhanaan swasta, BUMD dan BUMN. “Semoga program ini bisa didukung oleh semua pihak,” tutup Ir. Muhammad Saleh, M.Si. (cdn.wan)