Ormas BMN Bersama Dua Desa Lingkar Tambang Kembali Lakukan Gotong Royong

Ormas BMN Bersama Dua Desa Lingkar Tambang Kembali Lakukan Gotong Royong

CDN, Maluk– Seperti biasanya ditiap hari Jum’at, Organisasi Masyarakat Bengkas Maluk Nusantara (BMN) kembali turun kelapangan guna melakukan gotong royong membersihkan lingkungan disekitaran Kecamatan Maluk.

Gotong royong yang dimaknai sebagai gerakan moral dibidang kebersihan dan kelestarian lingkungan oleh ormas BMN ini rutin digelar, kegiatan ormas inipun dilakukan dengan ikhlas jujur dan sungguh-sungguh dengan dalih mengembalikan budaya gotong royong disendi-sendi kehidupan masyarakat Kabupaten Sumbawa Barat (KSB).

Kegiatan rutin dihari Jum’at ini lambat laun membawa dampak positif, dengan kegiatan gotong royong ini, sinergitas antara ormas dengan pemerintah, tokoh masyarakat, pemuda dan aparat TNI/Polri terjalin erat. Mereka bahu-membahu bersama-sama bekerja dari pagi hingga target lingkungan yang kumuh menjadi bersih.

Seperti apa yang dilihat media ini dilapangan pada Jum’at pagi (12/02/2022), anggota ormas BMN bersama dua Pemerintah Desa Lingkar Tambang membersihkan semak-semak dan sampah plastik yang menggangu keindahan dan mengurangi jarak pandang pengguna jalan raya lintas Maluk (Tanjakan Telkom-Turunan Terminal Kecamatan Maluk).

Ketua ormas Bengkas Maluk Nusantara, Boy Burhanuddin Teta pada media ini mengatakan bahwa, kegiatan gotong royong kali ini diikuti oleh Pemerintah Desa Mantun dan Pemerintah Desa Bukit Damai. Kepala Desa beserta staf Kantor Desa dua desa tersebut ikut bersama ormas bengkas. “Perlu diketahui, bahwa kedua desa yang bergabung dengan kami hari ini all out, memberikan segala hal yang dapat menjadi pemicu menggeloranya gotong royong di Kecamatan Maluk ini,” pungkas Boy.

Banyak hal yang bisa ormas ini lakukan. Lanjut Boy, keberadaan ormas ini semata-mata menjadi jembatan penghubung antara masyarakat dengan pemerintah dan pemerintah dengan masyarakat. BMN selalu mengedepankan musyawarah mufakat dan menjunjung tingi nilai-nilai kebudayaan Sumbawa, sehingga tidak heran jika disetiap kegiatan BMN, Lembaga Adat Tanah Samawa Kecamatan Maluk (LATS Maluk) selalu ikut serta.

“Sebelum negara ini terbentuk, atau daerah KSB terbentuk, hukum adat telah berlaku, sendi-sendi kehidupan diatur sedemikian rupa berdasarkan adat dan nilai-nilai luhur budaya Tanah Samawa. Itulah sehingga kami hari ini menempatkan diri di bawah LATS Kecamatan Maluk. Kami tidak mau melupakan pendahulu yang dipercayakan sebagai “parewa adat” di Maluk ini”, beber Boy.

Sementara ditempat yang sama, Ketua LATS Maluk, Jhon Rayes, S.Ap. mengatakan bahwa nilai esensial dari gotong royong yang dilakukan oleh BMN ini adalah “ete siru dan basiru” (saling tolong-menolong). Hari ini kita lihat bahwa “basiru” dan “ete siru” telah dilakukan antara BMN dengan pemerintah desa, aparat TNI dan Polri dibidang gerakan-gerakan moral.

“Saya selaku ketua LATS Maluk menginginkan agar semua ormas-ormas di KSB dapat mengikuti pola dan gerakan yang dilakukan oleh BMN. Mereka selalu mengedepankan musyawarah atau bahasa Sumbawanya musakarah dalam setiap mengambil tindakan, meminta pandangan para tokoh adat, agama dan pemuda sehingga insya-Allah tindakan yang dilakukan oleh ormas BMN ini tepat sasaran dan terukur. Saya mendukung penuh gerakan moral yang dilakukan oleh ormas BMN ini,” papar Jhon Rayes.

Nampak di Poto, Ketua BMN, Boy Burhanuddin Teta (Baju Kaos putih) Memberikan Pencerahan Pada Masyarakat Yang Datang Menyampaikan Masalah

Diakhir wawancaranya, Jhon juga mengatakan bahwa keberadaan ormas BMN sangat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat Maluk. Ditengah niatan membangun Maluk untuk maju perekonomiannya, membangun daerahnya, sejahtera masyarakatnya, BMN telah bisa mendinginkan suasana, menjadi penghubung antara masyarakat dengan pemerintah maupun perusahaan.

“Ditengah akan dibangunnya Pabrik Smelter di Kawasan Industri Maluk oleh pemerintah, dibutuhkan suatu kondisi yang aman agar iklim investasi berjalan dengan aman. Masyarakat kita hari ini tentu memiliki beragam pandangan terkait Smelter. Sehingganya, agar tidak salah langkah, baiknya masyarakat duduk bersama dan selalu mengedepankan “adat, edap, adap” dalam menyampaikan masalah. Sehingga apabila itu sudah dilakukan, insya-Allah istilah Sumbawa kita “Adat Barenti Ko Syara’, Syara’ Barenti Ko Kitabullah. Katakit Lako Nene, Kangila Boat Lenge” akan betul-betul menjadi nafas dalam sendi kehidupan, masyarakat Maluk pun khususnya dan masyarakat KSB pada umumnya, akan selalu aman sentosa dan investorpun akan menghargai kita sebagai manusia yang berbudaya tinggi”, tutup Jhon Rayes, S.Ap.

Sebelum berita ini diturunkan, dapat diinformasikan bahwa tema gotong royong yang diambil oleh organisasi masyarakat Bengkas Maluk Nusantara bersama LATS Kecamatan Maluk dan Pemerintah Desa Mantun serta Pemerintah Desa Bukit Damai kali ini adalah “ADAT BARENTI KO SYARA’, SYARA’ BARENTI KO KITABULLAH. KATAKIT LAKO NENE, KANGILA BOAT LENGE”. Mari Kita Budayakan Gotong Royong. (cdn.wan)