CDN, Sumbawa Barat– Memasuki musim tanam pertama dipenghujung tahun 2021 awal tahun 2022, puluhan petani Desa Meraran, Kecataman Seteluk, Kabupaten Sumbawa Barat harus gigit jari, hal ini ditenggarai oleh sawah mereka terendam air yang belum tahu kapan surutnya.
Salah satu petani asal Desa Meraran, Muhammad Ismail (52) mengatakan bahwa kejadian ini belum ada tindak lanjut, baik dari pemerintahan desa, kecamatan barang tentu juga dari kabupaten.
“Kejadian ini sudah berlangsung selama 2 (dua) bulan, namun tidak ada reaksi atau solusi yang diberikan oleh pemerintah desa, kecamatan maupun kabupaten. Jangankan turun ke lokasi sawah yang terendam banjir, menanyakan saja kondisi ini tidak pernah. Padahal, permasalahan ini sudah menjadi buah bibir masyarakat. Diibaratkan ayam, kami ini telah kehilangan induk”, Pungkas Muhammad Ismail pada Minggu malam (26/12/2021) di kediamannya.
Pertanian masih menjadi bidang utama menggerakkan perekonomian masyarakat Kabupaten Sumbawa Barat, khususnya Desa Meraran, hal ini telah teruji di masa pandemi Covid-19. Masyarakat tidak terlalu mengeluh, karena mereka masih mempunyai stok gabah atau beras untuk dijual sebagai penyambung hidup.
Kondisi ini (sawah terendam air, red) tidak hanya dialami oleh petani Desa Meraran, namun sebagian petani Desa Air Suning, ikut terdampak meluapnya air hingga areal persawan mereka.
Menurut Muhammad Ismail, kondisi ini mungkin disebabkan oleh permukaan danau atau Rawa Lebo Taliwang sama rata dengan hamparan sawah. “Mungkin solusinya adalah membuang air danau ke arah sungai Taliwang, jika memang air sungai Taliwang tidak meluap”, beber Muhammad.
Sehingganya diakhir wawancaranya, Muhammad Ismail mohon kepada pemerintah untuk mencarikan solusi terbaik dan memikirkan secara arif saran dan masukan dari kami petani (membuka pintu air danau rawa Taliwang, red).
Atas kejadian ini, media coba mengkonfirmasi pihak Desa dan Kecamatan. Atas keluhan ini, pihak kecamatan dalam hal ini Camat Seteluk, Agusman, S.Pt megatakan bahwa ia berharap ada intervensi pemerintah kabupaten dan provinsi dan atau bantuan dari pihak investor yg ada di KSB. Dalam membantu masyarakat petani khususnya petani Desa Meraran dan sekitarnya.
“Mungkin secara teknis perlu dibangun saluran air yang memadai untuk mengantisipasi banjir lahan pertanian tersebut. Bisa juga embung penyanggah air sehingga air luapan sungai yang banyak sungai di Seteluk bisa langsung mengalir ke Danau Lebo bahkan ke sungai Taliwang, demi meningkatkan kesejahteraan petani”, bebernya dengan bijak.
Dibutuhkan juga dukungan kuat dari masyarakat pemilik lahan. Lanjut Agusman, untuk dapat kiranya menghibahkan sebagian lahannya untuk program pembangunan infrastruktur pertanian diwilayah mereka. Karna tanpa bantuan dan dukungan kuat dari masyarakat, mustahil perencanaan pembangunan di KSB dapat berjalan tertib, aman dan lancar”, tutup Camat Seteluk, Agusman, S.Pt
Sementara Kepala Desa Meraran Abdul Kadir belum bisa memberikan komentar banyak, berhubung dirinya sedang berada di rumah sakit Mataram, ia mengarahkan media ini menghubungi Sekretaris Desa Meraran, Juhardi, S.IP. (cdn.wan)