CDN, Sumbawa Barat– Aksi dukungan pembangunan Smelter di Kecamatan Maluk, Kabupaten Sumbawa Barat nampaknya belum akan berhenti. Setelah aksi yang dilakukan pada Jum’at (24/09/2021) dan Minggu (26/09/2021), kini aksi serupa dilakukan lagi oleh Pemuda Sumbawa Barat dengan corlap aksi Boy Burhanuddin atau akrab disapa Boy Teta.
Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun media ini dari berbagai sumber, aksi Pemuda Sumbawa Barat yang dilakukan pada, Rabu pagi (29/09/2021), masih pada tuntutan awal yaitu menyerukan pada semua masyarakat Kabupaten Sumbawa Barat umumnya dan masyarakat Kecamatan Maluk Khususnya untuk mendukung sepenuhnya pembangunan pabrik smelter. Kehadiran smelter dapat mengurangi pengangguran di KSB dan smelter dapat memulihkan ekonomi Kecamatan Maluk seperti sedia kala.
Aksi yang dilakukan oleh Pemuda Sumbawa Barat tepatnya di depan Toko SKS juga diikuti oleh tokoh adat Maluk dan tokoh masyarakat Maluk. Dalam aksinya, Pemuda Sumbawa Barat membentangkan spanduk yang bertuliskan “USIR …!!! Oknum Yang Coba Menghalangi Pembangunan Pabrik Smelter dari Bumi Pariri Lema Bariri”.
Aksi mendukung penuh pembangunan Pabrik Smelter yang dilakukan oleh Pemuda Sumbawa Barat nampaknya tidak akan berhenti sampai ada solusi dari pihak Toko SKS.
Sebelum berita ini diturunkan, berdasarkan rekam digital media ini, bahwa Toko SKS adalah milik dari H. Yandri. Saat ini H. Yandri belum mau melepaskan tanahnya (62 are) untuk dibebaskan menjadi lahan Smelter.
Hal ini dikecam dan sangat disayangkan oleh Ketua Lembaga Adat Tana Sumbawa Kecamatan Maluk, Jhon Rayes, S.AP.
Menurut keterangan dari Jhon Rayes, langkah-langkah dialog telah ditempuh. “Kami tokoh masyarakat 5 desa telah mendatangi H. Yandri untuk dialog, tidak sampai disitu, semua pihak telah berusaha untuk berdiskusi secara baik-baik, namun H. Yandri tetap kekeh dengan pendiriannya. Ini sangat diluar batas kemanusiaan. H. Yandri tidak berfikir luas demi masyarakat Kecamatan Maluk”, pungkasnya.
Jhon Rayes, S.AP. mengatakan bahwa apabila H. Yandri tetap kekeh, maka kami tidak mau tanggung konsekuensinya. Kami serahkan penuh kepada pemerintah untuk menentukan langkah-langkah terbaik. (cdn.wan)