Reykal :”Mari Berpartisipasi Dalam Pembangunan Daerah”
CDN, Sumbawa Barat– Kehadiran smelter di Kabupaten Sumbawa Barat tepatnya di Dusun Otak Kris, Desa Maluk, Kecamatan Maluk Kabupaten Sumbawa Barat tentunya sangat dinanti dan harus dikawal oleh semua element termasuk pemuda di Kecamatan Maluk itu sendiri.
Hal ini diungkapkan oleh salah satu tokoh pemuda Kecamatan Seteluk, Desa Meraran, Yeddy Darmansyah, S.Pd atau kerap disapa Reykal. Kepada media ini melalui handphone seluler, Selasa (28/09/2021), menegaskan pandangannya terkait problematika yang tidak seharusnya terjadi di Kecamatan Maluk.
“Seharusnya ini adalah peluang besar bagi kita pemuda, bahkan bukan hanya pemuda, namun semua element yang ada di KSB dalam menatap masa depan yang cerah. Bilamana smelter ada di KSB maka dipastikan semua roda perekonomian rakyat akan bergerak, termasuk Kecamatan Maluk yang notabenenya adalah pusat dari pabrik smelter tersebut”, pungkas Reykal.
Smelter bukan wacana lagi, namun ia telah dimasukkan kedalam Rencana Pembangunan Jangkah Menengah Nasional (RPJMN) oleh pemerintah pusat. Bukan hanya sampai disitu, Kawasan Maluk telah ditetapkan sebagai kawasan industri oleh pusat. “Jadi ini bukan hal maen-maen, sekarang ini negara sudah bergerak. Apabila sudah berbicara negara maka yah,,,tinggal kita persiapkan semuanya untuk menyongsong kehadirannya”, tandasnya.
Reykal mengatakan bahwa ketika negara sudah bergerak maka tidak ada kepentingan tertinggi selain kepentingan negara, negara melakukan langkah itu karena sudah melalui kajian dan semata-mata untuk kemandirian ekonomi masyarakat. Inilah yang harus digaris bawahi, seandainya ada yang coba memplintir-plintir dan tidak mendukung smelter maka dia sudah coba menghambat pembangunan nasional, ketika itu terjadi maka dipastikan bahwa orang tersebut bukanlah warga negara yang baik. Perlu dicurigai dia kurang memahami tujuan nasional, kurang memahami sila-sila pancasila dan semestinya orang seperti itu ditahan. Tidak ada yang lebih tinggi daripada kepentingan negara.
Dalam upaya pembebasan lahan smelter yang ditugaskan pada pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat, Reykal melihat dari awal bahwa langkah-langkah dialog telah dilakukan. Dialog tersebut dilakukan oleh Bupati dan unsur Forkopimda KSB waktu itu.
“Pemerintah Daerah KSB sudah maksimal dalam mempasilitasi masyarakat dengan perusahaan, bahkan opsi ganti lahan dilakukan oleh Pemda KSB, contohnya yang telah terjadi pada Pak Wagimin, saat itu Pak Wagimin baru melepaskan tanahnya asalkan diganti dengan lahan yang sesuai. Permintaan itu diamini oleh Pemkab KSB, Pak Wagimin sekarang telah menetap di Kecamatan Utan lengkap dengan lahan kelas nomor 1. Dekat saluran irigasi dan bahkan menjadi tuan tanah ditempat tinggal yang baru. Ini adalah salah satu contoh dari komitmennya Pemkab Sumbawa Barat”, ujarnya.
Dilanjutkan olehnya, bahwa kita seharusnya melihat dan buka mata selebar-lebarnya usaha pemerintah KSB mengayomi masyarakatnya, tigak gampang mendapatkan proyek bendungan raksasa seperti Bendungan Tiu Suntuk dan Bendungan Bintang Bano. Ditambah lagi dengan telah berhasilnya Maluk menjadi kawasan industri, hanya seorang yang berani dan mau mengambil resiko menjadi yang terdepan dalam urusan ini. Bupati Sumbawa Barat telah berani mengambil resiko itu, inilah yang patut kita acungkan jempol. Tugas dan beban yang diambil Oleh Pemkab Sumbawa Barat sebagai mediator pembebasan lahan smelter tidak ringan, mungkin jarang orang yang mau mengambil resiko seperti Bupati Sumbawa Barat.
Diakhir keterangannya, ia menyerukan kepada seluruh pemuda KSB khususnya di Kecamatan Maluk untuk bergerak menyukseskan smelter ini. Jika memang itu tidak bisa dilakukan, maka kami dari pemuda Kecamatan Seteluk akan turun dan bergerak all out mendukung penuh smelter, ini adalah wujud partisipatif kami dalam pembangunan ekonomi kerakyatan KSB. “Terlalu naib bagi kita membawa urusan ini keranah yang tidak sewajarnya, berpikirlah rasional dan berhenti berburuk sangka. Memang merubah pola jalan berfikir sangat berat, namun dibalik itu marilah pemuda KSB cerdas dan menyiapkan segala persiapan untuk bekerja di Smelter tersebut,” tutup Reykal.
Berdasarkan perkembangan terakhir yang dihimpun media ini tentang Smelter di Kecamatan Maluk. Bahwa ada salah satu warga Maluk (H. Yandri) Yan belum mau melepas lahannya dengan luas 62 are. Hal ini menjadi pemicu timbulnya aksi Pemuda Sumbawa Barat bersama tokoh-tokoh lima desa yang ada di Kecamatan Maluk. Bukan hanya itu, dalam aksi tersebut, hadir juga ketua Lembaga Adat Sumbawa, Kecamatan Maluk, Jhon Rayes, S.AP. Jhon Rayes dalam keterangannya di tengah aksi mengatakan bahwa sebelumnya dirinya dan sejumlah tokoh masyarakat yang ada di lima desa telah bersilaturrahmi dan berdialog dengan H. Yandri untuk menjual tanahnya dijadikan lahan smelter. “Berbagai upaya sudah kami lakukan, semua pihak telah coba memberikan saran, namun H. Yandri tetap kekeh. Banyak orang yang telah merelakan tanahnya untuk digusur, bahkan lebih luas dari tanah milik H. Yandri. Pengorbanan kami cukup besar dalam mewujudkan smelter demi anak cucu kami, hingga makam leluhur kami rela kami gusur hanya untuk melihat kesejahteraan masyarakat. Kembali bangkitnya perekonomian Maluk seperti ketika awal PT. Newmont Nusa Tenggara beroperasi”, terang Jhon Rayes.
Sehingganya, apabila tidak ada solusi atau itikad dari H. Yandri untuk duduk bersama, maka kami serahkan sepenuhnya pada pemerintah daerah untuk mengambil langkah terbaik”, tutup ketua Lembaga Adat Sumbawa Kecamatan Maluk, Jhon Rayes, S.AP.
Setahun yang lalu, bertempat di Gedung Serbaguna Sangkala Adi, Desa Maluk, Kecamatan Maluk, Kabupaten Sumbawa Barat. Semua pemilik lahan dikumpulkan dan dipertemukan langsung dengan Bupati Sumbawa Barat, Kapolres Sumbawa Barat, Dandim 1628/KSB dan unsur Forkopimda KSB lainnya. Dari pantauan media dilapangan, pertemuan tersebut terjadi dengan dinamis dan berbicara dari hati-kehati. Masyarakat Maluk atau pemilik lahan menyampaikan keinginannya secara langsung tanpa ada perantara, hasil dari pertemuan itu membawa hasil positif dengan adanya kesepakatan pemilik menjual lahan. Setelah pertemuan tersebut, diadakan lagi pertemuan antara pemilik lahan dengan unsur Forkopimda KSB di Kantor Bupati Sumbawa Barat. Hasilnyapun sangat menguntungkan warga pemilik lahan. (cdn.wan)