Monitoring dan Evaluasi Bantuan P2L, Tim Dinas Ketahanan Pangan KSB Sasar Kelompok Wanita Tani

Monitoring dan Evaluasi Bantuan P2L, Tim Dinas Ketahanan Pangan KSB Sasar Kelompok Wanita Tani

CDN, Sumbawa Barat– Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Sumbawa Barat melalui Bidang Konsumsi terjun langsung kelapangan, memantau sekaligus mengevaluasi perkembangan bantuan tahap 1 (Satu) kegiatan Pekarangan Pangan Lestari (P2L).

Sasaran Dinas Ketahanan Pangan KSB kali ini adalah Kelompok Wanita Tani (KWT) yang telah melengkapi administrasi sehingga mendapatkan bantuan P2L. KWT ini tersebar diseluruh KSB, sehingga membuat Dinas Ketahanan Pangan melalui Bidang Konsumsi ektra kerja keras, memantau dan mendampingi kelompok.

Ketika media ini meliput kegiatan monitoring dan evaluasi Bantuan tahap pertama Dinas Ketahanan Pangan KSB di Desa Meraran, Kecamatan Seteluk, Kabupaten Sumbawa Barat, Kamis Siang (19/08/2021), tim dari dinas dalam hal ini Bidang Konsumsi meninjau rumah bibit, demplot dan terakhir mereka melakukan rapat dengan pengurus dan anggota kelompok.

Kabid Konsumsi, Amiruddin, M.Si Memberikan Arahan

Pada kesempatan itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan KSB, Ir. H. M Alimin melalui Kepala Bidang Konsumsi Amiruddin, M.Si menerangkan bahwa, ia dan rombongan dari dinas ingin melihat perkembangan dari masing-masing kelompok yang mendapatkan bantuan P2L.

“Hari ini kami bersama tim telah melihat secara langsung bagaimana pengurus dan anggota kelompok KWT menggunakan anggaran tahap pertama. Alhamdulillah, dari pantauan kami khususnya pada kelompok Wanita Tani Ai’ Desa Meraran, Kecamatan Seteluk, Kabupaten Sumbawa Barat lumayan baik, ini menjadi obat hati kami dari Dinas Ketahanan Pangan,” Pungkas Amiruddin.

Rumah bibit dan demplot sangat baik. Lanjut Amiruddin, rumah bibit telah diisi oleh aneka bibit tanaman seperti cabai rawit, cabai kriting, terong dan tanaman lainnya. Nanti setelah cukup umur, maka bibit-bibit ini harus ditanam di demplot yang telah disiapkan.

“Saya berharap kepada pengurus untuk transparan pada anggota kelompok, begitupula anggota kelompok harus aktif dan bergotog royong, agar tujuan dari program ini dapat berjalan tepat guna. Kami dari kabupaten tidak bisa memberikan bantuan berupa uang, kami hanya bisa memberikan ibu bibit tanaman yang dapat digunakan untuk konsumsi keluarga khususnya dan bisa dijual untuk masyarakat KSB pada umumnya,” ujar Amir sapaan akrab Kabid Konsumsi tersebut.

Kabid Konsumsi, Amiruddin tidak segan-segan memuji KWT Ai Desa, ia mengatakan bahwa KWT Ai Desa sejauh pantauan kami dilihat dari fisik rumah bibit beserta isinya serta demplot berada pada urutan kedua setelah kelompok tani yang ada di Desa Mantun. “Semoga ini bisa dipertahankan dan kalau bisa, saya sarankan untuk melakukan studi banding dengan kelompok KWT yang ada di Desa Mantun.” Imbuhnya.

Ditempat yang sama, Kasi Konsumsi dan Pengamanan Pangan pada Dinas Ketahanan Pangan KSB, Diany Widyastuti, SP menambahkan bahwa, tim dari dinas ingin melihat nota belanja kelompok, apakah sesuai dengan rencana penggunaan uang (RPU) yang telah diajukan oleh kelompok. Selain itu, tim juga ingin melihat secara langsung perkembangan dari KWT Ai’ Desa dalam menjalankan programnya. 

Diany Widyastuti, SP Secara Teknis Menerangkan Penggunaan Anggaran Dari Program P2L

“Saya tekankan disini, bahwa P2L ini bertujuan untuk memanfaatkan lahan pekarangan dengan menanam tanaman-tanaman yang dapat dimanfaatkan untuk konsumsi sehari-hari dan menjaga kebutuhan akan gizi keluarga. Jadi, saya berharap ibu-ibu aktif dalam mengelola rumah bibit dan segera melakukan penanaman di demplot yang telah disiapkan.” Kata Ibu Tuti.

Pengurus dan Anggota KWT Ai’Desa, Desa Meraran, Kecamatan Seteluk, Kabupaten Sumbawa Barat

Saya melihat bahwa bibit yang ada di dalam rumah bibit telah cukup umur untuk ditanam di demplot, jangan sampai bibit itu lama disemai ke demplot. Lanjut Ibu Tuti, apabila lama disemaikan akan berpengaruh pada pertumbuhan tanaman, karena unsur hara yang ada di dalam polibek dan media pembibitan tidak cukup.

Ibu Tuti menambahkan bahwa anggota memiliki hak untuk mendapatkan 75 polibek yang telah ditanami aneka sayur mayur. Program ini tidak memberikan uang pada anggota, melainkan anggota akan mendapatkan tanaman sayur-mayur. Ini penting dijelaskan agar semua anggota tidak salah paham, Ibu Tuti berharap pengelolaan program ini dikerjakan secara swadaya dan gotong royong.

Dalam pertemuan tersebut, komunikasi dilakukan dua arah, tim dari Dinas Ketahanan Pangan melakukan dialog langsung dengan pengurus dan anggota kelompok. Pada umumnya anggota dan pengurus KWT Ai’ Desa Meraran merasa puas dengan arahan, bimbingan dan penjelasan dari Kabid Konsumsi (Amiruddin, M, Si) dan Kasi Konsumsi dan Pengamanan Pangan (Diany Widyastuti, SP). Namun ketua kelompok KWT Ai Desa, Imran HA menyampaikan keluhannya dalam pemasaran hasil kebunnya. Imran menyampaikan kalau dirinya selalu menjual hasil kebunnya berupa buah-buahan, sayur mayur (terong, daun kelor, temuruk, bayam) ke Pasar Tana Mira Taliwang pukul 04.00 WITA. Saat sampai pasar, ia selalu disuruh oleh Sat Pol PP berjualan di lantai dua pasar Tanah Mira, padahal itu masih subuh. “Jika memang lantai satu digunakan untuk toko baju dan barang lipat lainnya, maka jam 04.00 Wita itu belum ada tokoh yang buka karena masih subuh. Sementara pelanggan saya sudah siap mengambil jualan saya dilantai satu tersebut. Jadi, tidak ada salahnya jika saya diberikan kesempatan diwaktu subuh itu untuk bertransaksi dengan pembeli sayuran di lantai satu. Kan tokonya belum buka, saat saya sampai rumah saja belum waktunya sholat subuh. Itu saja permintaan saya kepada Dinas Ketahanan Pangan, agar kami petani sayur diberikan kelonggaran,” terang Imran.

Tim Dari Dinas Ketahanan Pangan KSB

Perlu diketahui bahwa setiap subuh pak Imran HA (Ketua Kelompok KWT Ai’ Desa) menjual hasil kebunnya ke Pasar Tanah Mira, tidak terlalu lama ia berjualan, karena pelanggannya sudah antri menunggu di Pasar Tanah Mira.

Atas keluhan dan usulan tersebut, Kabid Konsumsi, Amiruddin, M.Si akan membahasnya ketika ada rapat koordinasi dengan seluruh dinas lingkup Kabupaten Sumbawa Barat. “Saya akan menyampaikan keluhan bapak, semoga secepatnya ada solusi,” tutupnya.

Kegiatan monitoring dan evaluasi dari Dinas Ketahanan Pangan KSB pada kelompok KWT Ai’ Desa berlangsung lancar dan aman. Peserta kelompok hadir sekitar 80 persen dari total 25 anggota. Inipun mendapat apresiasi. Selanjutnya Tim akan melanjutkan kegiatannya dengan menyasar kelompok KWT lainnya. (cdn.wan)