Sumbawa Barat, CDN- Menjelang hari raya Idul Fitri 1442 H/2021 M, pedagang kue tradisional di pasar Amat Loka, Kecamatan Taliwang, Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) kebanjiran pembeli. Bulan puasa kali ini tidak beda dengan puasa tahun lalu, dimana omset sejumlah pedagang kue-kue tradisional di sejumlah lokasi dalam Kota Taliwang selalu menuai kenaikan dari bulan-bulan sebelumnya.
Sejak masuk bulan puasa, nampak pedagang-pedagang kue khas dibulan puasa bermunculan. Ini menjadi ciri khas dan moment yang tidak bisa dilupakan dan dirindukan bila bulan puasa telah berlalu. Para pembeli dari dalam kota bahkan tidak jarang dari luar Kota Taliwang berburu makanan untuk berbuka, moment ini dimanfaatkan juga oleh pembeli dan masyarakat Kabupaten Sumbawa Barat menghabiskan waktu untuk berjalan-jalan sembari menunggu waktu buka puasa tiba.
Membludaknya para pembeli membuat jalan-jalan utama macet, apalagi menjelang hari raya tiba. Nampaknya masyarakat menggunakan moment ini untuk membelanjakan uangnya.
Walaupun daerah ini masih dihadapkan pada permasalahan Covid-19 dan berimbas pada perputaran uang dan lemahnya ekonomi masyarakat, namun itu tidak berlaku disaat bulan puasa tiba. Covid-19 seolah-olah tidak berpengaruh bagi masyarakat KSB.
Salah seorang pedagang makanan khas bulan puasa dan ta’jil di Pasar Amat Loka, Sawiyah (57) kepada media ini, Senin (10/05/2021) mengungkapkan jika omsetnya bertambah dibulan puasa.
“Jika biasanya omset saya hanya Rp. 150.000,-/hari maka di bulan puasa ini naik menjadi tiga kali lipat. Alhamdulillah itulah yang saya syukuri dan membuat saya terharu dan merindukan bulan puasa ini. Saya berharap semoga daerah ini terus maju dan memandang kami pedagang makanan tradisional”, ungkapnya.
Sementara itu, pedagang ayam Bakar online, Cici Kurnia (29) kepada media ini memaparkan kondisi serupa seperti yang dijelaskan oleh ibu Sawiyah. Omsetnya bertambah bahkan stok ayam bakarnya habis dan kepayahan mencari ayam-ayam dipasar untuk dimasaknya.
“Saya menjual ayam bakar khas masakan Taliwang, ada ayam bakar sira sang dan ayam bakar goreng. Semuanya habis dipesan oleh masyarakat. Apalagi menjelang hari raya tiba. Rata-rata pembeli dan pelanggan saya berasal dari ibu-ibu kantoran. Jadi untuk praktisnya mereka memesan ayam bakar ditempat saya tanpa harus bersusah payah masak dirumah, kebetulan mereka kan sibuk dikantor dan pulangnya jam 15.00 Wita”, pungkas Cici.
Moment lebaran di KSB nampaknya tidak akan kehilangan ciri khasnya, masyarakatpun tetap akan merasakan seutuhnya moment lebaran, misalnya tetap melaksanakan sholat Ied di hari raya Idul Fitri di masjid dan lapangan walau dengan menjalankan protokol kesehatan serta tetap bisa melaksanakan takbiran walau di masjid dan musholla masing-masing (tidak takbiran keliling). (cdn.wan)