“Saya salut dengan kekompakan yang ditunjukkan oleh masyarakat Jereweh, saya berharap Kecamatan lainnya dapat mengikuti jejak kecamatan Jereweh”. Ungkap Bupati
Bupati juga menegaskan tentang betapa besarnya peran STBM yang telah mampu menjadi faktor keberhasilan masyarakat dalam menghadapi Covid-19. “Saya menyampaikan hal ini bukan berlebih-lebihan, tetapi memang kenyatan dilapangan bahwa keberadaan program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) yang telah diterapkan oleh Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat telah berkontribusi besar dalam menghadapi Covid-19 di KSB”. Kata Bupati.
Orang nomor satu di Sumbawa Barat ini juga menyampaikan bahwa KSB sudah sukses menerapkan pilar pertama yaitu Stop Buang Air Besar Sembarangan, dan Saat ini sedang memperkuat dua dari lima pilar STBM yaitu pilar ke-dua cuci tangan pakai sabun, dan pilar ke-tiga pengelolaan air minum dan makanan yang bersih. Proses yang sudah berjalan saat ini sangat berpengaruh terhadap pembentukan pola hidup bersih dan sehat serta turut meningkatkan daya tahan tubuh masyarakat.
“Ini penting untuk dilakukan, karena tidak mungkin kita selalu mengambil tindakan mengisolasi masyarakat ketika terpapar covid-19. Kita harus bisa hidup berdampingan dengan Covid-19, dan itu dapat terlaksana jika lima pilar STBM bisa kita laksanakan dan mentaati protokol kesehatan covid-19,” imbuh Bupati.
Apresiasi yang tinggi untuk masyarakat Kecamatan Jereweh serta paparan tentang pentingnya STBM disampaikan oleh Bupati saat membuka acara Workshop Peningkatan Kapasitas Guru Tentang Belajar Dari Rumah (BDR). Selasa pagi (11/08/2020).
Kegiatan yang dilaksanakan di Gedung Sasai Ate Desa Beru Kecamatan Jereweh diikuti oleh para Guru TK/Paud, Guru SD, SMP dan SMA gugus 1 Kecamatan Jereweh. Turut hadir Kepala Dinas Dikbud, Kepala Dinas Kesehatan, dan Camat Jereweh. Hadir pula Anggota DPRD KSB dari Dapil III yaitu Bapak Sudarli, Abdul Haman dan H. Riyadi, SE.
Terkait pelaksanaan kegiatan Workshop, Bupati berpesan kepada panitia dan peserta agar yang paling ditekankan dalam pelaksanaan protokol Covid-19 dalam sektor pendidikan adalah cuci tangan pake sabun, jaga jarak, dan hindari keramaian. “Yang terpenting dari jaga jarak yaitu menghindari kontak langsung. Walaupun jaraknya berjauhan tetapi kalau tetap terjadi kontak langsung itu tidak ada artinya. Demikian juga para pelaku perjalanan jauh agar tetap memperhatikan itu semua,” ungkap Bupati.
Bupati berharap agar dalam pelaksanaan BDR nantinya lebih menekankan pada penalaran, pembangunan karakter siswa. “Para guru harus bisa menggunakan modul-modul yang sudah ada. Para penyelenggara pendidikan di masa covid-19 ini harus mengenali medan dengan baik. Melakukan orientasi terhadap mana yang boleh dan mana yang tidak boleh dilakukan atau diterapkan, sehingga apa yang menjadi harapan dalam penyelenggaraan pendidikan dapat sesuai dengan harapan,” tutup H. W. Musyafirin (cdn.wan)