Kedatangan masyarakat dari masing-masing desa di KSB tersebut adalah inisiatif dan keinginan sendiri. Tidak ada undangan dari Bupati, justru masyarakat sendiri yang mohon jadwal pertemuan. Semua biaya transportasi, makan dan minum diselesaikan dengan cara gotong royong (urunan) oleh masyarakat. Makanan yang dibawa oleh masyarakat itulah yang dimakan oleh peserta silaturrahmi termasuk dimakan oleh Bupati Sumbawa Barat, Dr. Ir. H. W. Musyafirin, MM.
Sederhana namun sangat mengandung nilai-nilai esensial nan fenomenal. Itulah gambaran yang bisa diambil dari kegiatan silaturrahmi tersebut.
Namun pertemuan silaturrahmi masyarakat Desa Meraran, Desa Kelanir dan Desa Poto Tano pada Rabu malam (08/07/2020) berbeda dari malam-malam lainnya. Perbedaanya adalah terletak pada usulan salah satu perwakilan ibu-ibu lansia Desa Meraran yang terbilang konyol, lucu namun sangat cerdas. Usulan itu Diluar dugaan Bupati Sumbawa Barat dan masyarakat yang hadir. Jika kebanyakan masyarakat mengusulkan perbaikan jalan lingkungan, perbaikan drainase lingkungan dan pengembangan UMKM maka usulan dari ibu tersebut jauh dari topik tersebut.
Ia adalah Nyai Ma (ibu paruh baya Desa Meraran). Permintaan dari Nyai Ma (75), yaitu agar dirinya dan ibu-ibu seusianya diberikan kacamata oleh Bupati Sumbawa Barat. “Saya malam ini mewakili ibu-ibu lansia mohon diberikan kacamata,” ucapnya sambil diikuti gelak tawa para hadirin. Bupati beserta istri pun tidak bisa menyembunyikan ekspresi kegirangannya.
Dikatakan oleh Nyai Ma, “mengapa saya minta diberikan kacamata, karena saya takut nantinya gak bisa membaca dengan jelas nama Bapak H. Firin dan Bapak Fud Syaifuddin. Saya takut jika saatnya tiba saya keliru pak. Mohon dimaklumi kekurangan kami karena sudah dimakan usia ini,” ucapnya menggunakan bahasa Indonesia seadanya.
Nyai Ma menerangkan bahwa ia dan teman-teman sudah sepakat bahwa program Bupati dan Wakil Bupati Sumbawa Barat sangat-sangat menyentuh. Lewat program Pariri Lansia yang diluncurkan oleh H. Firin dan Fud Syaifuddin, mereka merasa diayomi dan diperhatikan.
Selain Nyai Ma, perwakilan lain dari Desa Meraran datang dari Ny. Saniba Wahyono (63).
“Saya selaku anggota nelayan Desa Meraran mengakui bahwa kesulitan kami selama ini sudah diatasi oleh pemerintah KSB. Sampan nelayan sudah diberikan pada kami, Alhamdulillah sampan yang ada sudah cukup. Namun kami mengusulkan agar Danau Taliwang dibersihkan. Kalaupun gak bisa secara keseluruhan, separoh saja tidak apa-apa,” pungkasnya dengan lugas.
Ny. Saniba Wahyono juga mengucapkan apresiasi yang setinggi-tingginya pada Bupati, atas kinerja dan kesungguhannya KSB menjadi daerah yang diperhitungkan oleh daerah-daerah lain. “Lanjutkan Programnya pak Bupati, kami siap berjuang demi Bapak,” ujarnya diikuti riuh tepuk tangan.
Banyak usulan dan harapan yang disampaikan malam itu, selain masyarakat Desa Meraran turut hadir masyarakat dari Desa Kelanir. Merekapun lewat perwakilannya menyampaikan kondisi terkini di Desanya.
Sebelum berita ini diturunkan, terpantau oleh media, masyarakat Desa Meraran All Out mendukung melanjutkan program Bupati Sumbawa Barat, Dr. Ir. H. W. Musyafirin, MM dan Wakil Bupati Fud Syaifuddin, ST. 85 persen masyarakat Meraran hadir malam itu. Tua muda berbaur dalam satu ikatan persaudaraan. Puluhan Kendaraan roda empat dan ratusan kendaraan roda dua berjejal di kediaman Bupati Sumbawa Barat.
Sebagai catatan, diketahui bahwa Istri Bupati Sumbawa Barat, Hj. Hanifa Musyafirin, S.Pt memiliki darah Meraran, ibu dari Hj. Hanifa Musyafirin adalah asli tulen Desa Meraran.
Tidak heran jika masyarakat Desa Meraran sangat antusias dan akan berjuang mati-matian hingga tetes darah penghabisan untuk mempertahankan nama baik Hj. Hanifa Musyafirin. (cdn.wan)