CDN, Sumbawa Barat– Kegiatan Pengukuhan Tim Relawan Pemenangan Rohmi-Firin Tingkat Kecamatan terus berlanjut, pengukuhan yang dilaksanakan oleh Tim Kabupaten yang di nahkodai oleh KH. Syamsul Ismain, Lc disambut baik dan ditungu-tunggu oleh masyarakat. Animo masyarakat Kabupaten Sumbawa Barat begitu tinggi, bahkan Tim Pemenangan Tingkat Kabupaten Sumbawa Barat harus ekstra atas banyaknya komunitas yang ingin dikukuhkan menjadi relawan Rohmi-Firin.
Disela-sela pengukuhan Tim Relawan Pemenangan Rohmi-Firin Tingkat Kecamatan Brang Rea hari ini, Rabu dini hari (05/06/2024), Ketua PemenanganTingkat Kabupaten, KH. Syamsul Ismain, Lc kepada media mengatakan bahwa dirinya dan tim banyak menerima pesan dari berbagai kalangan, etnis dan komunitas agar menyempatkan diri mengukuhkan mereka sebagai bentuk rasa terimakasih pada H. W Musyaifirin. “Mereka Ingin menjadi bagian perjuangan ini,” pungkas KH. Syamsul Ismain.
Terkait dengan kegiatan pengukuhan yang berlangsung di Kecamatan Brang Rea hari ini, masyarakat dari perwakilan desa memusatkan kegiatan di tempat yang memiliki histori sejarah. Tempat itu merupakan salah satu simbol perjuangan masyarakat Sumbawa Barat melawan kompeni Belanda, Desa Motong, Dusun Sapugara, Desa Sapugara, Kecamatan Brang Rea adalah tempat perlawanan pahlawan Sumbawa Barat Dea Mas Undru. Tempat itu juga DR. Ir. H. W Musyafirin, MM dilahirkan.
KH. Syamsul Ismain, Lc dalam sambutannya mengatakan, semoga tempat ini menjadi saksi perjuangan kita masyarakat Brang Rea untuk mengobarkan semangat perjuangan memenangkan pasangan Rohmi-Firin.
“H. W Musyaifirin adalah orang Brang Rea, ketua Tim Pemenangannya berasal dari Brang Rea, terlalu naif bagi kita orang Brang Rea jika pasangan Rohmi-Firin kalah suara dengan kecamatan-kecamatan lain yang ada di Kabupaten Sumbawa Barat. Ini menjadi tantangan sekaligus penyemangat kita dalam perjuangan ini, mari kita bersama-sama, bahu membahu, bersatu dalam misi memenangkan pasangan Rohmi-Firin,” pungkas KH. Syamsul dihadapan relawan.
Dalam perjuangan ini, mari kita hilangkan perbedaan. Lanjut KH. Syamsul, walaupun berbeda partai, berbeda suku namun dalam perkara ini, kita adalah relawan Rohmi-Firin. Ajaklah jiran tentangga, sahabat dan saudara, satukan barisan. Didalam agama, perjuangan identik dengan barisan, barisan yang kuat diibaratkan bangunan yang saling menguatkan satu sama lain.
Dalam orasinya, KH. Syamsul Ismain, Lc juga memaparkan jika dalam agama tidak ada larangan seorang wanita menjadi pemimpin, yang dilarang adalah wanita menjadi imam sholat. Sudah banyak sosok perempuan menjadi pemimpin, zaman dahulu ada ratu balqis, dan di zaman sekarang ada Khofifah Indar Parawansa (Gubernur Jawa Timur).
Jawa Timur dikenal sebagai tanahnya para alim ulama, habait dan syekh. Disana lahir pendiri Nahdatul Ulama KH, Hasyim Asy’ari dan saudara-saudaranya, seharusnya jika memang perempuan diharamkan menjadi pemimpin, maka barang tentu Khofifah Indar Parawansah tidak akan memimpin Jawa Timur. Namun itu tidak terjadi, karena memang agama kita tidak membatasinya. Kecuali wanita menjadi imam di waktu sholat maka itu tidak dibenarkan dalam agama.
Keberhasilan H. W Musyafirin menuntaskan pembangunan Bendungan Bintang Bano juga disentil oleh KH. Syamsul Ismain, Lc. anggaran pembangunan Bendungan Bintang Bano awalnya bersumber dari APBD KSB, saat itu pemerintah pusat tidak merespon keinginan KSB membangun salah satu bendungan terbesar di NTB tersebut, sehingga digunakanlah strategi itu. Pemda KSB seolah-olah berjudi, namun karena melihat keseriusan Pemda KSB, akhirnya pusat mengucurkan anggaran untuk melanjutkan pembangunan Bendungan Bintang Bano. Strategi itu adalah bukti kecerdikan dan kecerdasan H. W Musyafirin dalam mendatangkan dana dari Pemerintah Pusat, NTB membutuhkan pemikiran seperti itu.
Ditempat yang sama, Ketua Tim Relawan Pemenangan Rohmi-Firin Kecamatan Brang Rea, Andi Laweng menyerukan pada semua tim kecamatan untuk solit. Ia mengatakan bahwa ini adalah momentum yang tepat bagi mita membalas kebaikan yang diberikan oleh Beliau H. W Musyafirin. Selama 10 tahun memimpin KSB, perkembangan KSB begitu pesat, bahkan KSB bisa mensejajarkan diri dengan kabupaten-kabupaten lain yang telah lama terbentuk di Provinsi NTB.
“Jika warga kabupaten lain masih mengeluhkan akses jalan, maka di KSB semuanya telah di hotmik. Daerah yang dulunya terpencil kini telah merdeka, akses jalannya mulus (jalan tanah), jalan api (listik), jalan angin (signal) telah mereka nikmati, kini mereka dapat melihat dan mendengar informasi dari daerah lain cukup dengan membuka handphone Android. Keberhasilan inilah yang harus dirasakan juga oleh daerah lain. Syaratnya cuma satu, yaitu memenangkan pasangan Rohmi-Firin,” terang Andi Laweng.
Sebelum berita ini diturunkan, dapat dilaporkan bahwa antusiasme masyarakat Kecamatan Brang Rea sangatlah tinggi. Itu dapat terlihat dari kehadiran perwakilan masing-masing desa, undangan hanya untuk 2 orang per desa, namun yang datang membludak. Dukungan dari tanah kelahiran H. W Musyafirin tidak bisa diragukan. (cdn.wan)