CDN, Sumbawa Barat– Organisasi Kemasyarakatan Bengkas Maluk Nusantara (Ormas BMN) berang dengan keberadaan warga negara asing (WNA) asal China di Desa Maluk, Kecamatan Maluk, Kabupaten Sumbawa Barat.
Keberadaan WNA asal China tersebut belum jelas tujuan dan lewat mana mereka bisa menginjakkan kaki di Desa Maluk. Hal inilah yang memancing Ormas BMN untuk bergerak dalam bentuk berkoordinasi dengan Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Sumbawa Barat. Mengingat Badan Kesbangpol memiliki peran strategis dibidang intelejen.
Ketua BMN, Boy Burhanuddin Teta ketika diwawancarai media ini, Selasa Pagi (15/02/2022) menegaskan bahwa, Ormasnya sangat resah dengan keberadaan WNA ini. Dirinya telah melakukan rapat mendadak dengan anggota BMN dan LATS Maluk tadi malam, hasilnya adalah anggota merekomendasikan agar BMN melakukan koordinasi dengan Pemerintah Daerah sebelum mengambil tindakan tegas atas keberadaan WNA asal China tersebut.
“Kedatangan saya ke Badan Kesbangpol pagi ini guna menindaklanjuti hasil rapat dengan anggota BMN dan Lembaga Adat Tana Samawa Kecamatan Maluk (LATS Maluk), yang dibuat resah oleh keberadaan para WNA asal China tersebut. Menurut pantauan dilapangan, jumlah mereka berkisar diangka 24 orang, namun adapula yang mengatakan bahwa berjumlah 60 orang. Mereka sulit ditemui, bahkan ketika kami coba bertemu, mereka selalu tidak berada ditempat, kemana mereka pergi kami tidak tahu,” pungkas Boy.
Status mereka belum jelas. Lanjut Boy, apakah sebagai pelancong atau tenaga kerja, hingga saat ini tidak jelas. Mereka keluar secara bergerombol dan menetap disebuah rumah di Desa Maluk. Sehingga untuk tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, maka saya hari ini berkoordinasi dengan Kesbangpol KSB.
“Kami tidak ingin wilayah Maluk yang sudah aman dan kondusif menjadi kacau akibat keberadaan WNA yang belum jelas maksud dan tujuannya ini. Kami menginginkan agar mereka melaporkan diri ke Pemerintah Daerah KSB, ke Kantor Camat, Ke Kantor Desa hingga ke Ormas BMN dan LATS Maluk, agar mereka terdata dan minimal memberikan penambahan pendapatan asli daerah lewat IMTA,” beber Boy.
Diakhir wawancaranya, Boy menegaskan kembali sikap dari Ormas BMN dan LATS Kecamatan Maluk yang sepenuhnya mendukung penuh investasi di KSB umumnya dan khususnya di Kecamatan Maluk, namun dengan syarat sesuai prosedur bukan main belakang, apalagi lewat jalur gelap.
Sementara ditempat yang sama, Kepala Badan Kebangpol KSB, Muhammad Suharno, S.Sos. dalam keterangannya mengatakan bahwa dirinya telah menerima laporan ini sebelumnya, sehingga dirinya telah mengambil langkah seperlunya untuk mengumpulkan data awal.
Muhammad Suharno, S.Sos. juga mengapresiasi tindakan yang dilakukan oleh Ormas BMN, menurutnya apa yang dilakukan oleh ormas BMN sangat positif dan membantu Pemerintah Daerah dalam hal ini Badan Kesbangpol dalam menciptakan situasi kondusif di wilayah KSB.
“Untuk saat ini, saya tidak terlalu banyak mengeluarkan statemen terkait keberadaan WNA asal China itu, namun saya telah melakukan langkah-langkah dini untuk menjadi data pendukung. Kamipun telah berkoordinasi dengan pihak Pemerintah Provinsi NTB, jikalau hasilnya sudah jelas, maka baru Kesbangpol KSB berstatement lebih lanjut. Sebagai informasi tambahan, bahwa keberadaan WNA yang berjumlah sekitar 60 orang ini belum terdaftar,” tutup Suharno. (cdn.wan)