CDN, Sumbawa Barat– Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Sumbawa Barat (Distan KSB), Suhadi, SP., M.Si menyatakan bahwa untuk tahun 2022, Distan KSB dibawah kendalinya masih fokus pada program penyediaan pasokan air untuk memenuhi kebutuhan air bagi petani.
Hal itu disebabkan oleh masih minimnya pasokan air sehingga berimbas pada IP (indeks penanaman) petani yang masih belum maksimal, rata-rata IP petani di KSB masih diangka IP 1 dan IP 2. IP 2 pun kadangkala tidak maksimal karena kendala tadi di atas (pasokan air minim).
Sejauh ini, Distan KSB baru gencar mengadakan sumur bor air dangkal dan sumur bor air dalam di semua wilayah tanam KSB. Namun itu hanya solusi jangka pendek, karena sumur bor tersebut hanya bisa difungsikan diwaktu musim penghujan, sumur bor juga difungsikan untuk membantu petani bila belum mendapat jadwal pembagian air serta untuk membantu diawal musim tanam. Sementara dimusim kemarau tidak bisa berfungsi secara maksimal.
“Pengoperasian sumur bor juga memakan biaya, terutama untuk sumur bor air dalam. Namun untuk saat ini hanya itulah yang bisa kita lakukan, sembari mengusulkan proposal ke pusat dan provinsi untuk membangun embung raksasa. Jangankan sumur bor, sungaipun mengering saat musim kemarau di KSB ini,” pungkas Suhadi pada media ini, Senin pagi (20/09/2021), diruang kerjanya.
Apabila bendungan Bintang Bano resmi dioperasikan diakhir tahun 2021, maka itu adalah jawaban untuk mengatasi kekurangan air di beberapa lahan pertanian yang tersebar disejumlah kecamatan. Lanjut Suhadi, menurut informasi bendungan Bintang Bano akan diresmikan oleh Presiden Jokowi pada akhir tahun 2021. Kami dan kita semua berharap itu terealisasi untuk membantu petani sekaligus dapat meningkatkan IP petani.
“Tahun depan kami akan fokus Untuk penyediaan sumber air terutama diwilayah Kecamatan Jereweh, Sekongkang dan sebagian wilayah Seteluk-Poto Tano. Kalau untuk daerah Brang Ene, Brang Rea dan Taliwang kami melihat cukup optimal, karena menurut informasi bahwa Bendungan Bintang Bano akan diresmikan dan berfungsi akhir tahun. Jadi untuk 3 wilayah kecamatan tersebut, akan mendapat suplai air yang cukup walaupun untuk bagian Seteluk dan Poto Tano belum bisa dijangkau karena saluran Bintang Bano belum tembus ke 2 kecamatan tersebut,” beber Suhadi.
Distan KSB saat ini tengah menyusun proposal yang ditujukan pada pemerintah pusat agar diwilayah tersebut (jereweh) dibangun pula embung raksasa sebagai tampungan air. “Apabila disetujui tentunya. Embung tersebut rencana luasnya setengah hektar, begitu petani akan menanam maka mereka akan menyedot air diembung tersebut menggunakan pompa air,” imbuhnya.
Namun dibalik kendala tersebut, Distan KSB berhasil surplus gabah dan beras. “Produksi gabah mencapai 100 ribu ton lebih. Kemudian produksi beras mencapai 60 ribu ton per tahun, sementara konsumsi masih 30 persen dari total produksi beras, sehingga untuk beras, KSB masih surplus,” tutup Suhadi, SP., M.Si.
Kemandirian pangan sendiri merupakan suatu keharusan untuk diwujudkandi Kabupaten Sumbawa Barat. Dan inipun telah menjadi salah satu misi dalam RPJMD Kabupaten Sumbawa Barat tahun 2021-2026 yaitu, “KSB Baik dalam Kemandirian Pangan”. Terkait dengan hal tersebut, upaya untuk meningkatkan produksi pangan dari sektor pertanian dilakukan melalui peningkatan produktivitas maupun areal panen perlu terus dilanjutkan. Sehingganya, apa yang dipaparkan oleh Kadis Pertanian KSB dirasa optimis tercapai. Karena itu senada dengan apa yang disampaikan oleh Bupati KSB sewaktu melaunching dan melakukan penanaman perdana Kebun Entres Kopi Robusta dan Rumput Biograss Agrinak/rumput gajah Varietas Unggul Balitbangtan di Desa Senayan, Kecamatan Poto Tano-KSB pada Senin, 30 Agustus 2021 yang lalu.
Sebelum berita ini ditunkan, dapat diinformasikan bahwa Distan KSB saat ini tengah koordinasi terkait pembagian air dengan Dinas PUPR KSB, hal ini dilakukan mengingat musim tanam tahun 2021/2022 akan segera dimulai. (cdn.wan**)