Pemdes Seminar Salit Adakan Lomba RT Sehat

Pemdes Seminar Salit Adakan Lomba RT Sehat

Sumbawa Barat, CDN- Terobosan menarik dilakukan oleh Pemerintah Desa Seminar Salit, Kecamatan Brang Rea, Kabupaten Sumbawa Barat (KSB). Pasalnya, Pemdes setempat mengadakan Lomba RT Sehat yang langsung membidik beberapa mitigasi dari pandemi Covid-19 sekaligus.

Adapun beberapa mitigasi tersebut diantaranya dapat mengurangi dampak atau menurunkan kurva pertumbuhan Covid-19, menjaga ketahanan pangan masyarakat, mencegah stunting dan gizi buruk serta dapat menjaga perekonomian masyarakat Desa.

Mengapa demikian. Kepada Media ini, Selasa (20/10/2020). Kepala Desa Seminar Salit, Kahairuddin mengatakan bahwa lomba tersebut akan membuat semakin tumbuhnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya kebersihan lingkungan untuk kesehatan dan dapat menurunkan kurva pertumbuhan Covid-19.

“Antusias masyarakat sangat besar untuk mengikuti perlombaan ini, hal itu terbukti dengan semangat bergotong royong membersihkan lingkungan yang selalu dilakukan disetiap RT,” kata Yogis nama sapaan akrab orang nomor satu di Desa Seminar Salit.

Dari perlombaan ini juga, sambungnya mengatakan, bahwa ketahanan pangan juga terjaga karena di pekarangan masyarakat masing-masing telah ditumbuhi tanaman sayur-sayuran seperti kelor, cabai, tomat dan lain sebagainya. Dimana kita ketahui daun kelor berkhasiat untuk mencegah stunting dan gizi buruk.

“Bukan hanya itu, dengan adanya tanaman sayur disetiap rumah, masyarakat dapat menghemat biaya belasan ribu sehari untuk pembelian sayur-sayuran untuk dikonsumsi. Bahkan ada juga masyarakat yang menjual sayuran yang ditanam sehingga berimbas kepada peningkatan perekonomian,” beber Yogis.

Untuk menjaga independensi penilaian, jelasnya, bahwa tim penilai yang akan melakukan penilaian pada tanggal 26-28 Oktober ini bukan berasal dari pemerintah desa seminar salit, melainkan dari pihak Pemerintah Kabupaten yakni Dinas Ketahanan Pangan dan DPMDes serta dari Pemerintah Kecamatan Brang Rea, Polsek Brang Rea dan Bhabinsa Desa.

“Tim penilai sengaja kami ambil dari luar agar independensi penilaian terjaga. Jika tim penilaian dari pemerintah Desa, takutnya masyarakat bilang mentang-mentang penilainya Kades atau BPD, jadi RTnya yang juara. Perkataan seperti itu yang kami hindari,” ujar Yogis.

Ia mengungkapkan, didalam Pemerintahan, mengubah pola fikir masyarakat adalah suatu hal yang sangat sulit. Seperti contoh, sebelum kegiatan lomba di sosialisasikan, masyarakat untuk menjaga kebersihan pekarangan rumah sendiri saja susah, padahal manfaat kebersihan itu untuk mereka sendiri.

“Syukur Alhamdulillah… setelah lomba ini disosialisasikan, masyarakat sangat antusias mengikutinya. Bahkan masyarakat secara swadaya membuat papan RTnya, membuat gerbang di setiap gang, dan memperindah lingkungan di RT masing-masing. Melihat antusias masyarakat seperti itu, InsyaAllah setiap tahunnya perlombaan RT Sehat ini akan tetap kami gelar,” pungkasnya. (cdn.wan)