Ulat phyton tersebut didapati warga sudah tidak bisa bergerak akibat beban yang dikandung dalam perutnya nampak terlalu besar, tidak sebanding dengan besar ular phyton tersebut.
Melihat adanya seekor ular phyton, masyarakat setempat langsung mengerumuni ular tersebut, tidak jarang masyarakat yang hilir mudik di area jalan negara berhenti untuk sekedar melihat kejadian itu.
Masyarakat setempat langsung mengikat kepala ular menggunakan jerat tali perangkap. Ulat tersebut sudah tidak bisa bergerak, hanya sesekali mulutnya menganga dan ekornya coba melilit ketika ada yang mendekati.
Salah seorang warga Desa Meraran, Nani Kuswanto (30) pada media ini mengungkapkan bahwa kejadian ini baru terjadi, sehingga tidak heran masyarakat ramai melihatnya.
“Biasanya ular kita dapati di atas gunung dan melilit di batang-batang pohon, nah,,,kali ini seekor ular berada di dekat jalan negara, fisiknya pun kelihatan aneh. Perutnya sangat besar, saking besarnya ular tersebut tidak bisa bergerak”, pungkasnya.
Itulah yang membuat geger warga, lanjutnya. Masyarakat penasaran apa isi dalam perut phyton tersebut.
Usut punya usut, berdasarkan penelusuran yang dilakukan media ini, dari keterangan masyarakat yang pertama kali menemukan ular tersebut, Man (68), ternyata isi dalam perut ular adalah seekor anak sapi yang baru lahir milik Man, namun apa boleh dikata, kepemilikannya harus berganti setelah peristiwa tersebut.
“Saya curiga, anak sapi saya sering hilang, ini adalah kejadian yang kedua kalinya. Sehingga saya sangat geram, ternyata ular inilah yang memangsa anak sapi saya selama ini”, bebernya dengan kesal.
Anak sapi milik Man harus berakhir dalam perut ulat phyton, Man sudah membayangkan akan melihat sapinya tumbuh dewasa, namun apa hendak dikata, seperti kata pepatah “layu sebelum berkembang”.
Sebelum berita ini diturunkan, ular jenis phyton memiliki panjang sekitar 4 meter, setelah perut ulat phyton dibedah, didapati seekor anak sapi sudah tidak bernyawa. (cdn.wan)
