CDN, Sumbawa Barat– Baru-baru ini PT AMMAN mengundang beberapa media lokal dan regional untuk meliput kegiatan Dapur Sehat Atasi Stunting (DASHAT) di Desa Maluk, Kecamatan Maluk Kabupaten Sumbawa Barat.
Kegiatan DASHAT mencakup pemberdayaan masyarakat untuk pengadaan kebun gizi, edukasi menu gizi dari sumber lokal dan pemberian PMT untuk anak stunting dan ibu hamil dengan kondisi Kekurangan Energi Kronis (KEK). PMT pemulihan 90 hari untuk anak stunting telah membantu 31% anak terbebas dari stunting. PMT siap makan 30 hari telah membantu 68% ibu hamil terbebas dari kondisi KEK. Selama kurang lebih satu tahun program (Agustus 2022 – Desember 2023) AMMAN telah menjangkau lebih dari 3,500 peserta program.
Media secara langsung melihat bagaimana para kader DASHAT mengemas makanan yang syarat akan kandungan gizi. Para Kader DASHAT sebelumnya telah diberikan pelatihan khusus oleh ahli gizi lulusan Universitas Gajah Mada. Dengan pelatihan yang diberikan tersebut, TPK telah memiliki bekal untuk kedepannya dalam mengolah makanan untuk memenuhi asupan gizi anak-anak diwilayah Kabupaten Sumbawa Barat khususnya wilayah lingkar tambang (Kecamatan Sekongkang, Maluk dan Jereweh).
AMMAN telah berdedikasi penuh dalam menjalankan komitmennya untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat, setidaknya ada tiga pilar yang dijalankan oleh AMMAN lewat Program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM). Tiga pilar tersebut antara lain Human Capital Development (Pengembangan Sumber Daya Manusia), Economic Empowerment (Pembangunan Ekonomi), dan Sustainable Tourism (Pariwisata Berkelanjutan). Human Capital Development (HCD) berfokus pada program edukasi dan kesehatan dengan menargetkan masyarakat di sekitar wilayah operasional, apa pun latar belakangnya, untuk memiliki kesejahteraan, kemampuan, dan hak untuk menentukan arah menuju masa depan yang lebih baik dengan penghidupan yang bermartabat.
Terdapat tiga objektif yang ingin dicapai oleh program yang dijalankan AMMAN bersama masyarakat dan Pemda KSB, yaitu
- Perbaikan status gizi dan kesehatan (melalui akses pangan bergizi, air bersih dan sanitasi yang layak);
- Peningkatan kesejahteraan ekonomi dan pemenuhan kebutuhan keluarga (melalui akses informasi hidup sehat dan sumber daya ekonomi keluarga sehat); dan
- Penguatan kapasitas, suara dan kepemimpinan perempuan dalam keluarga dan masyarakat (melalui akses pengambilan keputusan atas hal-hal yang mempengaruhi kesehatan keluarga).
“Program kesehatan ini berfokus pada kesehatan dan nutrisi ibu, anak-anak yang baru lahir dan anak-anak. Hal ini dilakukan sebagai bentuk komitmen AMMAN untuk mendukung upaya Pemerintah Daerah Kabupaten Sumbawa Barat (Pemda KSB) dalam meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan untuk perawatan dan pencegahan dan membangun pemahaman keluarga mengenai kesehatan dan nutrisi.” pungkas Aji Suryanto, Sr. Manager Social Impact AMMAN, Jum’at (02/08/2024).
Program Percepatan Penurunan Angka Stunting di KSB yang tertuang di dalam Nota Kesepahaman antara AMMAN dan Bupati Sumbawa Barat tentang ‘Peran Aktif dalam Bersinergi untuk Peningkatan Kapasitas Pendamping Keluarga dalam Rangka Penurunan Angka Stunting di Kabupaten Sumbawa Barat’ dan Kesepakatan Bersama antara Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat dan PT Amman Mineral Nusa Tenggara tentang ‘Percepatan Penurunan Stunting di KSB’. Lanjut Aji Suryanto, pilot project dari program ini dilakukan di tiga kecamatan yaitu Jereweh, Maluk, dan Sekongkang. Program ini juga mendapatkan penghargaan Subroto Award 2023 dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) untuk sub kategori bidang kesehatan, melalui Program Pencegahan Stunting (Program 1000 Hari Awal Kehidupan).
Apa yang dilakukan oleh AMMAN sangatlah berguna dan mewariskan ilmu yang berguna jika program ini telah tuntas dilaksanakan, itu yang disampaikan oleh Ketua Kader DASHAT Desa Maluk, Ibu Istiqomah. “Kami sebelumnya tidak mengerti bagaimana mengola makanan yang bergizi, dalam pola pikir kami, makan itu untuk mengenyangkan perut dan menghilangkan rasa lapar. Setelah diberikan pelatihan kami baru sadar, jika selama ini masih banyak yang salah tentang cara makan kita. Dalam mengkonsumsi makanan, kadangkala menu yang disajikan tiap hari selalu sama, tidak ada pengetahuan kami dalam mengolah makanan. Dengan adanya program DASHAT ini, kami bisa berkonsultasi dengan ahli gizi, kamipun lebih pariatif dalam membuat makanan.” ujar Ibu Istiqomah.
Pengetahuan yang kami dapatkan tentunya bermanfaat untuk dibagikan pada ibu-ibu rumah tangga di Desa Maluk, pun demikian halnya dengan menu untuk anak-anak stunting, tiap hari kami berikan makan yang berbeda-beda. setidaknya ada 13 menu makanan yang kami olah. Menu 1 untuk hari pertama, sementara menu yang ke-13 akan diberikan pada hari ke 13. menu makanan ini akan terus diberikan secara bergantian hingga hari ke 90. Jika ternyata di 90 hari tidak ada perubahan, maka ada tindakan lain yang diambil, bisa jadi pola asuh anak yang salah. Sehingganya kami selalu mendampingi ibu-ibu rumah tangga yang memiliki anak stunting guna memberikan pencerahan dan edukasi.
Selain Ibu Istiqomah, media juga mewawancarai Muhammad Ikraman, Manager Project Yayasan CARE Peduli. berdasarkan penjelasannya, disimpulkan bahwa gizi buruk dan stunting ini bukanlah masalah yang sepeleh, penyebab gizi buruk dan anak lahir stunting sangatlah kompleks, sehingga dibutuhkan kerja kolektif antar berbagai instansi dan lembaga.
“Penyebab terjadinya stunting antara daerah satu dengan daerah lain berbeda-beda. Stunting bukan hanya terjadi pada keluarga ekonomi rendah, namun stunting bisa terjadi di keluarga kaya. contohnya, kualitas air serta tradisi yang salah bisa saja menjadi penyebab stunting. Pernikahan dini misalnya, kerap dijumpai anak yang menikah di usia yang belum matang menjadi penyebab lahirnya anak kurang gizi dan stunting. Sehingga untuk itu, diperlukan campur tangan Pemerintah Daerah dan Pemerintah Desa untuk membuat aturan agar menekan angka pernikahan dini. Alhamdulillah di Desa Maluk telah ada Peraturan Desa yang mengatur tentang larangan pernikahan dini. Desa telah ikut mengintervensi turunnya angka stunting lewat aturan yang telah dibakukan.” terang Muhammad Ikraman.
Program pendampingan yang diberikan oleh AMMAN lewat program DASHAT mulai dilaunching awal agustus 2022, Berdasarkan data terakhir penurunan stunting di Desa Maluk, didapatkan fakta bahwa terjadi penurunan yang cukup signifikan, pada bulan Agustus tahun 2022, anak yang terpapar stunting berjumlah 33 orang, angka tersebut turun menjadi 19 orang diakhir Juli 2024.
Dari fakta tersebut, dapat digambarkan jika Program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM) melalui pilar Human Capital Development (HCD) berfokus pada program edukasi dan kesehatan dengan menargetkan masyarakat di sekitar wilayah operasional sangat efektif.
Selama periode tersebut (agustus 2022-juli 2024 red), AMMAN telah melakukan beberapa penyederhanaan program pemerintah. AMMAN yang dibantu oleh Yayasan CARE Peduli fokus pada Pembentukan DASHAT dan penguatan kader DASHAT. Dapur Sehat Atasi Stunting (DASHAT) di Desa Maluk dibentuk oleh Yayasan CARE Peduli sebagai agent of change dalam mengawal dan menjalankan serangkaian kegiatan.
Terdapat 6 kader perempuan di DASHAT Desa Maluk yang diberikan berbagai pelatihan, seperti pelatihan Tim Pendamping Keluarga (TPK), pelatihan kesetaraan gender, pelatihan kesehatan dan nutrisi serta sesi berbagi antar kader. Kader DASHAT menyiapkan menu untuk Pemberian Makanan Tambahan (PMT); mengantarkan menu makan, mendampingi saat proses pemberian makan untuk memastikan makanan dikonsumsi serta memantau tumbuh kembang penerima PMT kepada keluarga yang memiliki anak dengan kondisi stunting, wasting dan underwight serta ibu hamil dengan Kondisi Energi Kronis (KEK), anemia dan ibu menyusui dengan anak usia 0-12 bulan.
Diakhir kegiatan kunjungan, mediapun tidak luput untuk melihat bagaimana ibu-ibu Tim Pendamping Keluarga (TPK) DASHAT berkunjung ke rumah sasaran dari Program Percepatan Penurunan Angka Stunting. Ibu Sopiana, ibu rumah tangga yang tinggal di Dusun Maluk, RT 04/02 Desa Maluk telah diberikan pendampingan selama satu bulan lebih. ia memiliki anak laki-laki yang duduk di Kelas TK 0 kecil. Secara ekonomi, Ibu Sopiana bukanlah keluarga kurang mampu, ia memiliki mobil dan rumah yang nyaman ditempati. Namun anak laki-lakinya lahir dengan kondisi Stunting, berat badan anaknya tidak pernah naik, begitupula dengan tinggi badan anaknya. Setelah didampingi oleh para TPK yang telah diberikan pelatihan oleh AMMAN, kini berat badan anaknya telah bertambah. Keberhasilan itu tidak lepas dari sikap Ibu Sopiana yang terbuka dan tidak malu untuk berkonsultasi dengan ibu bidan dan para kader DASHAT. (cdn.wan**)