CDN, Sumbawa Barat– Beberapa hari terakhir ini, gas 3 Kg sangat sulit didapati keberadaannya, hal ini membuat masyarakat menjadi resah dan parahnya, beberapa usaha perdagangan yang tergantung dengan gas 3 Kg harus menutup usahanya.
Berbagai macam spekulasi bermunculan, dari dugaan permainan ditingkat pangkalan dan pengecer muncul dipermukaan. Tak pelak, kalaupun berhasil didapatkan, gas 3 Kg yang bertuliskan untuk masyarakat miskin tersebut tembus diangka 25 ribu rupiah per tabungnya.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan (Koperindag) Ir Lalu Azhar, MSi. saat ditemui media, Selasa (11/07/2023) diruang kerjanya, menegaskan pihaknya segera akan berkoordinasi dengan pihak Pertamina selaku penyedia bahan baku gas tersebut.
“Koordinasi dengan pertamina ini dilakukan untuk segera melakukan langkah antispasi, agar kelangkaan gas elpiji 3 kilogram tidak terus menerus terjadi. Termasuk juga meminta melakukan pengawasan dan pemetaan terhadap kuota yang diberikan,” ungkapnya.
Kelangkaan gas elpiji 3 Kg ini diakui Lalu Azhar bukan soal yang baru dan diduga akibat ulah permainan spekulan atau pengecer liar. Warga harus membeli gas di kios atau warung milik pengecer ilegal. Sedangkan di pangkalan atau pengecer resmi sering tidak ada stok.
Untuk itu koordinasi yang segera ini akan dilakukan dengan pihak Pertama yaitu pentingnya melakukan penyelidikan terhadap pangkalan dan agen yang memasok gas bersubsidi tabung 3 Kg kepada para pengecer tanpa izin.
“Kami juga sudah mengagendakan untuk memanggil sejumlah pihak dalam kaitan mendiskusikan soal penyebab kelangkaan ini. Dengan kuota yang ada, apakah sudah mencukupi kebutuhan masyarakat atau tidak. Ini yang perlu diperjelas bersama,” timpalnya.
Lalu Azhar menambahkan, koordinasi antara Pertamina dan para pihak ini perlu dilakukan, karena ini merupakan upaya agar penyaluran gas elpiji 3 Kg bersubsidi bisa tepat sasaran. Apalagi permasalahannya saat ini penyaluran tersebut tidak tepat sasaran, lantaran diduga para pangkalan tidak menjual gas elpiji 3 kg bersubsidi ke warga-warga sekitar.
“Padahal sudah jelas perjanjian antara para pangkalan dan agen agar gas elpiji bersubsidi bisa disalurkan ke masyarakat sekitar, namun faktanya, pendistribusiannya justru tidak sesuai komitmen yang telah disepakati bersama,” ujar Lalu Azhar. (cdn.wan**)