CDN, Sumbawa Barat– Tingginya intensitas huja diwilayah Sumbawa Barat awal tahun 2023 ini telah berdampak langsung pada petani yang akan masuk musim panen dan pasca panen.
Curah hujan yang begitu tinggi membuat beberapa wilayah di Sumbawa Barat terendam banjir. Pemukiman hingga areal pertanian menjadi sasaran banjir. Dilaporkan oleh Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Sumbawa Barat, Ir. Muhammad Saleh, dirinya telah melakukan pemantauan ke beberapa areal sawah petani yang terdampak banjir di Desa Seran dan sekitarnya. Dalam temuannya, Muhammad Saleh menyampaikan bahwa saat ini para petani yang melakukan penanam pada bulan november dan desember adalah mereka yang terdampak. Sama halnya dengan banjir yang melanda pada 13-14 Februari 2023 dan banjir yang melanda Desa Seran dan sekitarnya pada 7 maret.
Dijelaskan Muhammad Saleh, bahwa Luas daerah tanam secara keseluruhan pada musim tanam pertama seluas 9.875 hektar, dan luas tanam pada kecamatan Seteluk seluas 2.594 Hektar, sementara yang sudah melakukan panen saat ini adalah wilayah Brang Ene yaitu Desa Mujahidin, Desa Menemeng dan Desa Kalimantong. Hal lain yang sedang diproses yaitu terkait pengajuan Asuransi Usaha Pertanian (AUTP), dimana untuk KSB telah didaftarkan 5.000 hektar. Sementara yang terdampak saat banjir 13-14 februari setelah kami coba keliling, kami melaporkan ke Propinsi seluas 858,87 hektar. Dan dari hasil peninjauan kami juga menemukan masalah di Sapugara Bre, Meraran dan sampir yang terendam air serta puso seluas 348,93 hektar. “Alhamdulillah, sawah yang terdampak banjir kemarin untuk wilayah Seran dan Seteluk atas masuk asuransi. Kemudian akibat bencana banjir kemarin, berkat laporan kami dibantu oleh Badan Standardisasi Insrtument Pertanian sebesar 1,5 Ton benih padi”. Ungkap Muhammad Saleh
Sementara ditempat yang sama, Bupati Sumbawa Barat, Dr. Ir. HW. Musyafirin, MM dihadapan para penerima bantuan banjir menekankan agar terbangun pengertian diantara para petani bahwa bantuan yang diberikan tersebut jangan sampai disalah artikan, karena kurangnya informasi terus ada petani yang tidak kena terus menggugat, itu tidak boleh terjadi. Bantuan ini sama dengan bantuan waktu banjir di Taliwang. Jadi ada bantuan dari berbagai pihak yang tidak terikat, terus dibagi tapi tidak bisa semua. Ada 1.100 ton yang akan dibagikan. Soal ada yang tidak kena, itu soal lain. Karena ini bentuk kepedulian leading sektor. ungkap Bupati
“Saat ini yang jelas suportnya adalah klaim asuransi petani terhadap yang terkena dampak dan termasuk gagal panen, yang premi di bayar oleh daerah. Itu sifatnya by name by adres. Ini diberikan kepada petani yang kemungkinan bisa menanam ulang. Jangan menungu musim tanam, sekarang juga bisa juga dilakukan penanaman”, pungkas Bupati.
Bupati selanjutnya menekankan bahwa yang lebih penting adalah ikhtiar ini kita lakukan. Setelah kita ikhtiar, kita harus introspeksi kenapa terus terjadi bencana. Kita harus menyadari bahwa ini bukan semata-mata kehendak alam tetapi memang ada yang mengatur. Oleh karenanya kita harus syukuri apa yang ada. Kita harus bersahabat dengan alam, tidak melakukan penebangan sembarangan. Yang pelu diperhatikan juga bahwa para petani harus mengeluarkan zakat. Jangan sampai lalai dengan itu, karena ada hak orang lain. Allah bisa mengambil dengan caranya. Tegas Bupati
Dalam kesempatan tersebut Bupati menyerahkan secara simbolis bibit padi kepada para petani yang terkena dampak Banjir. Penyerahan bantuan pada korban banjir dilakukan Bupati di Aula Pertemuan Kantor Camat Seteluk, Kamis (09/03/2023).(cdn.wan**)