Taliwang, centralditanews- Kegiatan Berskala nasional, Advocacy Horizontal Learning (AHL), yang digelar di Kabupaten Sumbawa Barat, 3 sampai dengan 4 Maret 2020 dipastikan sukses dan menghasilkan beberapa hasil yang monumental.
Kegiatan yang diikuti oleh Aliansi Kabupaten Kota Peduli Sanitasi (Akkopsi) serta kabupaten atau kota yang ada di NTB serta NTT ini memberikan pelajaran yang sangat berharga untuk diterapkan di daerah masing-masing.
Setelah diawali dengan welcome dinner, Selasa malam (03/03/2020), kegiatan AHL kemudian dilanjutkan paginya, Rabu (04/03/2020). Acara diisi dengan tukar pengalaman antara kabupaten-kabuten yang telah sukses menuntaskan program dibidang sanitasi total berbasis masyarakat. Tentunya tak ketinggalan KSB sebagai tuan rumah menjadi pembicara inti yang dalam hal ini disampaikan langsung oleh Bupati Kabupaten Sumbawa Barat, Dr. Ir. H. W. Musyafirin, MM.
Selain Bupati Sumbawa Barat, ada beberapa tokoh yang menjadi pembicara kunci, diantaranya Ketua Aliansi Kabupaten Kota Peduli Sanitasi (Akkopsi) sekaligus Wali Kota Jambi, Syarif Pasha.
Kegiatan pagi itu berlangsung hangat dan langsung disaksikan oleh tamu undangan dan masyarakat, semua kepala daerah atau yang mewakili berdiskusi tentang upaya menuntaskan STBM. Mulai dari cara memperkuat dengan mengeluarkan perbup dan perda hingga implementasinya dilapangan.
Beberapa kepala daerah menanyakan itu pada Bupati Sumbawa Barat.
H. Firin sapaan akrab Bupati Sumbawa Barat menjelaskan secara gamblang bahwa dalam menjalankan program pro rakyat perlu kerjasama dan tujuan yang sama antara Eksekutif dan legislatif. Dari hasil komunikasi yang baik diantara dua lembaga tersebut, maka perda PDPGR atau perda gotong royong bisa disahkan. Hanya butuh kurang lebih dua minggu untuk menggodoknya.
Implementasi dari perda tersebut berjalan sesuai harapan, tidak butuh lama, kurang lebih 100 hari pertama pemerintahan Bupati dan Wakil Bupati capaian tersebut bisa diraih.
Tak pelak semua yang hadir berdecak kagum dan tidak jarang merasa heran, karena hanya di KSB sebuah perda bisa dituntaskan selama dua minggu, inilah yang membuat mereka salut dan akan belajar lagi pada Pemkab KSB.
Selain acara diskusi dan sharing pengalaman terbuka, hadir juga Wakil Gubernur NTB, Anggota DPR RI dan Anggota DPD RI.
Wakil Gubernur NTB, Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah, dalam sambutannya mengungkapkan penuh rasa bangga kepada Pemda KSB.
Pemerintah Provinsi NTB terus berupaya mewujudkan ODF 100 persen di seluruh kabupaten/kota se-NTB. Akselerasi program unggulan seperti Revitalisasi Posyandu, Zero Waste dan perbaikan kerusakan lingkungan, diyakini sebagai kunci dari suksesnya ODF di NTB.
Wagub menyakini, dengan memulai dari skup terkecil namun memiliki dampak besar, maka banyak persoalan kesehatan dan masalah sosial akan dapat ditangani mulai dari tingkat Dusun. “Termasuk mengedukasi masyarakat dalam menjaga lingkungan dan prilaku tidak buang air sebarangan,” ujarnya.
Sementara itu, Perwakil UNICEF, Mr. Robert Gas mengatakan, “Saat ini di Provinsi NTB hanya KSB yang mencapai dan mampu mempertahankan ODF serta mulai menerapkan sanitasi yang dikelola dengan aman”, ungkap Robert.
Kedepan, melalui proses berbagi dan belajar, UNICEF akan terus mendukung pemerintah Indonesia dalam mempercepat dan mendorong kemajuan menuju SDGs.
“Proses belajar ini tidak hanya bertujuan berbagi praktik-praktik yang baik untuk layanan sanitasi aman, tapi juga membantu membangun hubungan antar teman dan komitmen bersama terhadap Indonesia yang bersih dan sehat,” ujarnya.
Puncak acara diskusi di tandai oleh pembacaan deklarasi oleh seluruh bupati dan wali kota yang ada di NTB, deklarasi itu dinamakan “Deklarasi Taliwang”.
Deklarasi Taliwang dibacakan langsung Oleh Dr. Ir. H. W. Musyafirin, MM. Deklarasi itu berikan komitmen bersama seluruh kepala daerah di NTB untuk mensukseskan program STBM. Isi deklarasi tersebut juga berisikan himbauan pada pemerintah Provinsi NTB untuk mendukung program STBM, baik dari kebijakan maupun dukungan dari segi anggaran. (cdn.wan)