CDN, Sumbawa Barat– Dinas Pertanian Kabupaten Sumbawa Barat (Distan KSB) menggelar kegiatan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) penyakit mulut dan kuku (PMK) se- Kabupaten Sumbawa Barat. Kegiatan KIE ini digelar guna meretas dan mengatasi penyebaran Penyakit Mulut dan Kuku yang akhir-akhir ini melanda pulau Sumbawa.
Kepala Dinas Pertanian, Ir. Muhammad Saleh, M.Si melalui Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinas Pertanian, Drh. Hendra Surya Seputra, M.Si pada Jum’at (09/12/2022) mengatakan bahwa, KIE akan dilakukan diseluruh kecamatan yang ada di Kabupaten Sumbawa Barat. KIE ini diharapkan mampu membawa solusi cepat, tepat dan taktis untuk mencegah penyebaran penyakit kuku dan mulut yang menyerang hewan ternak di Sumbawa Barat.
Hendra mengakui bahwa Kabupaten Sumbawa Barat cukup tanggap terhadap menyebarnya PMK, itu terbukti ketika menjelang hari Raya Idul Adha, belum ada kasus hewan yang terjangkit PMK ini, padahal kabupaten lain di pulau Lombok dan Pulau Sumbawa sudah terjangkit. Berbagai upaya pencegahan dini sudah dilakukan, namun apa daya, akhirnya kasus PMK terjadi di Kabupaten Sumbawa Barat. Nah, untuk itulah KIE ini dilakukan.
Berdasarkan data terakhir, kasus PMK di Kabupaten Sumbawa Barat per 7 Oktober 2022 mencapai 3.332 ekor. Tidak saja dari sisi jumlah, secara kewilayahan penyakit yang disebabkan oleh infeksi Aphthovirus dari famili Picornaviridae ini juga meluas. Pertama ditemukan di kecamatan Taliwang, kini virus itu sudah meluas ke tiga kecamatan lainnya, yakni di kecamatan Poto Tano, Seteluk dan Brang Rea. “Yang status zero (nol) kasus sementara ini, Sekongkang, Maluk, Jereweh dan Brang Ene,” terang Kepala Bidang Kesehatan Hewan
Melihat data yang ada, Hendra tidak menampik penyebaran virus PMK itu telah berkembang secara pesat. Namun demikian ia menyatakan, proses penanganan oleh pihaknya juga telah secara efektif berhasil sejauh ini. Terbukti dari 3.332 kasus terdeteksi, terdapat sebanyak 3.175 ternak yang sudah dinyatakan sembuh. (cdn.wan**)