Oleh PT. AMMAN MINERAL NUSA TENGGARA
Di sebuah posyandu yang terletak di tengah alam asri Kabupaten Sumbawa Barat (KSB), Ibu Ani (bukan nama sebenarnya) kini bisa tersenyum berseri-seri melihat putri kecilnya berlarian dengan sehat bersama teman-teman. Hatinya lega karena ancaman stunting tampak sebagai tantangan yang bisa dihadapi, dengan solidnya masyarakat KSB yang didukung berbagai program pemerintah. Dahulu, di matanya stunting adalah seperti mimpi buruk yang sewaktu-waktu siap merampas masa depan putrinya, yang beberapa waktu sebelumnya terancam stunting.
Bahaya Stunting dan Langkah Pemerintah
Lalu apa sebenarnya stunting itu dan seberapa besar bahayanya? World Health Organization (WHO) menjelaskan bahwa stunting merupakan gangguan pertumbuhan pada anak-anak yang diakibatkan kekurangan gizi kronis, infeksi berulang terutama pada periode 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), yaitu dari janin hingga anak berusia 23 bulan.
Anak dengan kondisi stunting terlihat berbeda dari anak-anak seusianya dengan tubuh lebih pendek, berat badan rendah dan pertumbuhan tulang yang tertunda. Akibat stunting pun sangat serius dan berbahaya seperti gejala jangka pendek meliputi hambatan perkembangan, penurunan fungsi kekebalan, penurunan fungsi kognitif, dan gangguan sistem pembakaran. Sedangkan gejala jangka panjang meliputi obesitas, penurunan toleransi glukosa, penyakit jantung koroner, hipertensi, dan osteoporosis.
Tidak bisa terbayangkan kalau stunting menjangkiti Indonesia. Maka generasi penerus kita akan menjadi orang-orang yang terjangkiti berbagai masalah kesehatan serius. Sebaik apapun kemajuan pendidikan, kemajuan ekonomi dan IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi) yang kita capai semua, akan menjadi sia-sia dengan sumber daya manusia yang begitu sakit.
“Angka stunting harus diturunkan,” demikian pernyataan resmi Presiden Joko Widodo Ketika membuka Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional 2022 beberapa waktu lalu. Presiden sangat serius dan telah menginstruksikan jajarannya untuk menurunkan angka stunting di Indonesia menjadi 14 persen pada 2024 mendatang, agar turun dari angka stunting 24,4 persen pada 2021.
Di tingkat nasional, langkah-langkah untuk memerangi stunting telah diatur dengan Perpres 72 Tahun 2021, di antaranya adalah melalui pemenuhan kebutuhan gizi bagi ibu dan bayi sejak 1000 hari awal kehidupan, ketersediaan air bersih dan sanitasi yang layak serta memenuhi kebersihan. Demikian pula halnya dengan keberadaan jamban yang terawat kebersihannya menjadi kelayakan kesehatan.
Pemerintah pusat juga telah mengeluarkan Lima Pilar Pencegahan Stunting yaitu: (1) komitmen dan visi pemimpinan tertinggi negara; (2) kampanye nasional berfokus pada pemahaman perubahan perilaku, komitmen politik, dan akuntabilitas; (3) konvergensi, koordinasi, dan konsolidasi program nasional, daerah, dan masyarakat; (4) Mendorong kebijakan ketahanan pangan dan (5) Pemantauan dan evaluasi.
Pencegahan Stunting di KSB
KSB tidak kalah gigih dalam penanganan stunting. “Penanganan stunting bukan hanya sekedar ucapan saja, tapi harus ada tindakan. Kita harus sama-sama peduli. Ada satu keluarga yang stunting kita sama-sama menjadi tanggung jawab bersama. Jika kita temui ada ciri-ciri anak yang menderita stunting di dalam masyarakat segera laporkan, nanti pemda akan memberi asupan”, tegas Bupati Sumbawa Barat Dr. Ir. H. W. Musyafirin, M.M beberapa waktu lalu.
Di KSB, program-program pencegahan dan penanggulangan stunting dilakukan oleh tim khusus yaitu Tim Konvergensi Stunting yang dikepalai Bapeda KSB. Tim ini melibatkan berbagai sektor termasuk OPD terkait, pihak-pihak swasta, organisasi wanita, Baznas, dan berbagai pemangku kepentingan terkait lainnya.
Kerja keras Pemerintah KSB telah menunjukkan hasil gemilang dengan turun drastisnya angka stunting KSB dari 18,3 persen pada 2018 (data RISKESDAS 2018) menjadi 9,22 persen pada Februari 2022 (data Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat Dinas Kesehatan KSB).
Kasus-kasus stunting di KSB umumnya disebabkan oleh pemberian makan balita dan pola asuh yang belum sesuai standar. Karenanya, selain program-program seperti gemar makan ikan dan pendampingan warga KSB yang telah dibahas di atas, Dinas Kesehatan KSB bekerja dengan fokus mengoptimalkan pendampingan ibu-ibu balita. Ini dilakukan antara lain melalui edukasi gizi, pendampingan penyiapan makanan sehat balita dalam kegiatan pos gizi di masing-masing posyandu.
Apalagi yang Bisa Dilakukan?
Masih banyak hal perlu dilakukan agar penanggulangan stunting menjadi lebih baik lagi. Pemerintah RI dan KSB telah berbuat banyak dengan sangat berhasil. Namun penanggulangan stunting tidak boleh hanya menjadi tugas satu pihak, setelah berbagai inovasi dan terobosan kebijakan pemerintah maka sudah saatnya pemangku kepentingan lain aktif terlibat termasuk masyarakat dan swasta.
Berbagai perusahaan swasta telah menyambut inisiasi pemerintah, salah satunya adalah PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMMAN). Pada Agustus 2020 lalu, AMMAN memulai dengan mendonasikan satu set alat antropometri (alat ukur dan timbang bayi) kepada 16 Posyandu/Puskesmas yang berlokasi di 3 kecamatan di Sumbawa Barat, antara lain Kecamatan Maluk, Sekongkang dan Jereweh.
Sementara itu di awal tahun 2022, AMMAN sempat meraih piagam penghargaan dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) tingkat nasional. Penghargaan ini diberikan pasca dimulainya periode Memorandum of Understanding (MoU) antara AMMAN dan Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) sehubungan dengan upaya bersama penurunan angka stunting di KSB.
“Melalui program kerjasama ini, AMMAN akan terlibat dalam hal peningkatan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) tenaga kesehatan pendamping pengurangan stunting untuk meningkatkan kualitas dan jangkauan layanan dalam pencegahan dan pengurangan angka stunting, termasuk diseminasi pengetahuan terkait pola asuh pada seribu hari pertama,” jelas Head of Social Impact AMMAN, Priyo Pramono
Tidak sampai disitu, AMMAN melakukan pemberian akses masyarakat terhadap air bersih dalam program Air Bersih Bersama AMMAN. Melalui program yang telah berlangsung selama dua tahap ini, secara total sebanyak 600 filter air bersih dan enam belas desa di ketiga kecamatan terdekat (Sekongkang, Maluk, Jereweh) area operasi AMMAN telah didonasikan.
Sejauh ini, program Air Bersih Bersama AMMAN telah menjangkau lebih dari 1.200 Kepala Keluarga di tiga kecamatan tersebut, sehingga masyarakat di wilayah tersebut dapat mengakses air bersih dengan lebih baik lagi.
KSB dan Indonesia bebas stunting adalah impian kita bersama. Kita semua ingin melihat lebih banyak lagi Ibu-ibu Indonesia seperti Ibu Ani yang berbahagia dengan sehatnya anak-anak mereka. Agar ke depannya Indonesia kita menjadi lebih baik lagi dengan dipenuhi senyum-senyum sehat generasi penerusnya.(**)
Galeri Foto
Artikel Ini Terbit Hasil Kerjasama PT.AMMAN Dengan Media CDN