CDN, Sumbawa Barat– Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sumbawa Barat (Dikbud KSB) tahun 2022 ini tengah menjalankan salah satu program di bidang kebudayaan.
Seniman masuk desa adalah nama program tersebut. Diharapkan program seniman masuk desa ini mendapat tempat di hati masyarakat. Seniman masuk desa berbeda dengan program Dikbud lainnya yang selalu berkutat pada dunia pendidik dan kependidikan, program ini lebih kepada mengedukasi masyarakat untuk mencintai dan menggali potensi seni kebudayaan masyarakat itu sendiri, jadi boleh dikatakan bahwa lokus kegiatan ini berada di tengah-tengah masyarakat jauh dari aktivitas lingkungan persekolahan.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sumbawa Barat, Khusnarti, S.Pd bersama Kepala Bidang Kebudayaan, Ajad Sajadah telah melouncing program ini. Penandatanganan MoU Seniman Masuk Desa tersebut dipimpin langsung oleh Kadis Dikbud Khusnarti, S.Pd. Dalam arahannya dihadapan Kepala Desa, ia menyatakan bahwa “berkebudayaan itu indah, berbudaya itu mewah dan budaya adalah jejak peradaban zaman berjalan”. Khusnarti bertekad waktu itu mencanangkan program ini menjadi pilot project Dikbud KSB.
Dalam proses pelaksanaannya, Dikbud mengambil posisi sebagai pelopor ide serta menyiapkan tenaga dibidang seni (pencipta seni tari) untuk memberikan pelatihan di sanggar seni. Dikbud tidak mengirim penari, namun menyiapkan pencipta tari. Sementara desa yang telah ditunjuk sebagai mitra menyiapkan calon penari, prasarana pendukung hingga tempat pementasan nanti.
Hal tersebut diatas disampaikan oleh Kepala Bidang Kebudayaan, Ajad Sajadah saat diwawancarai pada, Selasa Siang (07/06/2022), diruang kerjanya. “Kebudayaan adalah aset yang tidak ternilai harganya, aset ini telah ada hingga saat ini, namun tentunya perlu sentuhan agar lebih terarah dan memiliki multi dampak yang dapat menjadi entitas kita masyarakat Sumbawa Barat, serta menjadi permata yang dapat dipasarkan,” pungkas Ajad Sajadah.
Itu adalah tujuan jangka panjang kami di Dikbud KSB. Lanjutnya, namun hari ini kita secara perlahan-lahan membentuk wadahnya serta melaksanakan ide awal dari program seniman masuk desa ini.
Sejauh ini, program seniman masuk desa telah berjalan di 8 kecamatan yang ada di KSB. Adapun desa-desa yang saat ini tengah menjalankan program ini antara lain Desa Senayan (Kecamatan Poto Tano), Desa Rempe (Kecamatan Seteluk), Desa Kertasari (Kecamatan Taliwang), Desa Moteng (Brang Rea), Desa Mujahiddin (Kec. Brang Ene), Desa Maluk (Kecamatan Maluk), Desa Beru (Kecamatan Jereweh), Desa Kemuning (Kecamatan Sekongkang).
“Bentuk kerjasama yang dibangun hari ini adalah mencari ruang kekhasan masing-masing desa, kami mencoba menginovasi ruang tadi untuk memfasilitasi seniman muda memberikan pelatihan tari di desa. Seniman muda adalah pencipta tari, dia diharapkan mampu menggali potensi serta kekhasan dari desa tersebut untuk dituangkan dalam bentuk tari. Sehingga desa akan memiliki kekhasan pada dirinya,” beber Ajad
Desa tentunya memiliki peran besar dalam program seniman masuk desa ini. Namun dibalik itu, ide serta gagasan besarnya tentu dari Dikbud KSB. Keterlibatan desa secara total (75 persen) akan dilihat pada digelarnya suatu pestival seni, pekan budaya dan kegiatan desa yang mengundang tamu undangan dari luar.
Adapun sasaran seniman masuk desa ini adalah mereka yang berumur 7 tahun hingga 30 tahun, program ini menyasar lintas generasi dengan maksud budaya tetap berlanjut dan mengakar dihati masyarakat.
Program masuk desa ini mendapat apresiasi yang tinggi dari desa yang telah bermitra dengan Dikbud, ini dapat dilihat dari antusiasmenya desa-desa dalam menjalankan program ini sejak bulan April 2022 lalu. Bahkan ada kepala desa yang hari ini tertarik dan ingin program seniman masuk desa berjalan di desanya.
Ajad Sajadah berharap program ini dapat memberikan hal lebih dari harapan awal. “Kami hari ini berinovasi hanya untuk menghidupkan kembali nilai-nilai budaya daerah untuk dapat bersanding dengan perkembangan zaman. Menciptakan gerak tari yang berasal atau diambil dari perilaku masyarakat, budaya serta keindahan alam sekitar desa setempat, untuk dapat menjadi kebanggaan dan kekhasan mereka yang ditunjukkan pada dunia. Namun kita tidak tahu kedepan, bisa jadi para penari dan seniman-seniman muda jebolan program seniman masuk desa ini menjadi aset berharga kita, pahlawan kita untuk menggerakkan perekonomian serta menghidupkan usaha-usaha disektor jasa lainnya,” ujar Ajad Sajadah.
Diakhir wawancara, Ajad Sajadah berharap agar pihaknya terus diberikan ruang oleh masyarakat untuk saling bersinergi dan membangun, guna peningkatan kapasitas sumber daya manusia dalam hal pengembangan seni budaya dan kebudayaan. (cdn.wan)