CDN, Sumbawa Barat– Hepatitis akut adalah kondisi peradangan pada hati atau liver yang disebabkan oleh infeksi virus. Penyakit ini sudah dikategorikan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), karena hepatitis akut dapat menyebabkan kematian terutama pada anak-anak.
Perkembangan kasus Hepatitis akut secara global saat ini terlapor telah ada di 27 negara, di Indonesia terduga hepatitis Akut terdeteksi dibeberapa provinsi antara lain Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jambi, kasus terbanyak ada di DKI Jakarta. Kalimantan Timur dan Jawa Timur.
Untuk mengantisipasi hal tersebut, Dinas Kesehatan Kabupaten Sumbawa Barat telah melakukan upaya pencegahan dan antisifasi. Dalam keterangan persnya, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sumbawa Barat, Hj. Erna Idawati, SE menjelaskan bahwa, Dinas Kesehatan Kabupaten Sumbawa Barat memastikan hingga saat ini penyakit hepatitis akut belum terdeteksi di daerah ini. Sejauh ini belum ada laporan dari puskesmas dan RSUD Asy-Syifa’ Sumbawa Barat mengenai pasien penderita hepatitis akut.
Meskipun belum ditemukan adanya kasus hepatitis akut, upaya pencegahan dan pengendalian serta kewaspadaan dini kasus hepatitis akut harus tetap dilakukan agar tidak ada masyarakat Kabupaten Sumbawa Barat, khususnya anak-anak yang menderita penyakit tersebut. Langkah-langkan antisipatif yang dilakukan antara lain penyiapan laboratorium yang memadai di Puskesmas dan RSUD, Tenaga Kesehatan siaga dan responsive jika menemukan tanda dan gejala hepatitis akut, system pelaporan yang memadai dan sosialisasi kepada masyarakat tentang cara pencegahan penularan hepatitis akut.
Penyiapan Infrastruktur untuk deteksi dini kasus hepatitis akut seperti laboratorium dan ketersediaan reagen untuk melakukan pemeriksaan fungsi hati harus berfungsi dan tersedia dengan baik karena ketika muncul gejala seperti mual, muntah akut, diare akut, lemah, kehilangan nafsu makan, demam, gatal, kuning pada mata dan kulit, buang air kecil seperti teh, nyeri bagian perut, nyeri otot dan persendian, perubahan warna BAB/feses (pucat) dan sesak nafas maka dokter akan melakukan pemeriksaan laboratorium untuk penapisan antara penyakit hepatitis akut dengan penyakit lain.
Penyiapan SDM Kesehatan juga ditingkatkan untuk mengantisipasi jika seandainya terjadi peningkatan kasus dan KLB hepatitis akut.
Untuk memastikan hal ini berjalan sesuai SOP, Dinas Kesehatan Kabupaten Sumbawa Barat telah menyampaikan regulasi kepada fasilitas pelayanan Kesehatan seperti Puskesmas, RS dan dokter praktek mandiri terkait tatalaksana pelayanan dan alur rujukan pemeriksaan laboratorium bagi pasien dengan hepatitis akut yang belum diketahui penyebabnya. Pelaporan jika seandainya ada kasus juga perlu diperhatikan agar system penanganan kasus lebih sistematis dan terintegrasi, system pelaporan melalui NAR Hepatitis dilakukan terintegrasi dalam Sisrute.
Untuk mencegah penularan hepatitis akut Masyarakat diminta untuk menerapkan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) agar terhindar dari penyebaran penyakit hepatitis akut. Penyakit Hepatitis ditularkan melalui makanan, minuman, cairan tubuh dan darah yang tercemar/terinfeksi virus hepatitis. Selain PHBS, protokol kesehatan 3M juga harus diterapkan karena untuk menghindari penyakit hepatitis akut sama halnya dengan virus COVID-19., Ungkap Hj. Erna. (cdn.wan)