CDN, Sumbawa Barat– Pemerintah Desa Kelanir berharap pada Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat fokus pada peningkatan jembatan yang menghubungkan Dusun Sedong dengan Desa Kelanir.
Jembatan yang berada di jalan lintas Kelanir-Taliwang tepatnya di depan SMPN 4 Seteluk tersebut rencananya akan dibangun tahun 2019, tetapi berhubung waktu itu daerah sedang dilanda oleh bencana alam (gempa bumi), akhirnya rencana peningkatan jembatan tersebut ditunda. Anggaran daerah tentunya difokuskan pada penanganan bencana alam pasca gempa.
Kepala Desa Kelanir, Muslihin pada media ini, Senin pagi (21/03/2022), diruang kerjanya mengatakan bahwa, masyarakat Desa Kelanir sangat berharap jembatan penghubung itu bisa dibangun seperti dua jembatan lainnya yang ada di Desa Kelanir, dua jembatan itu dibangun pada tahun 2018 oleh Pemerintah Daerah. Sisanya tinggal jembatan yang terletak persis di depan SMPN 4 Seteluk.
Muslihin mengakui bahwa kondisi daerah waktu itu masih belum stabil, dimana pasca gempa bumi dan bencana non alam Covid-19 masih terasa hingga saat ini. Namun dirinya merasa bahwa Pemkab Sumbawa Barat hari ini telah bangkit, dan akan melanjutkan semua program pembangunan yang sempat tertunda.
“Waktu itu kita bisa maklumi, bahwa kondisi daerah masih sibuk mengurus dampak bencana alam gempa bumi dan kemudian mengurus bencana non alam Covid-19, namun kini daerah kita nampaknya sudah bangkit, maka ini saat yang tepat untuk merealisasikan pembangunan jembatan lintas Desa Kelanir-Taliwang Tersebut,” pungkas Muslihin.
Harapan masyarakat Desa Kelanir pada Pemkab Sumbawa Barat telah Muslihin sampaikan langsung pada Bupati Sumbawa Barat. Bersama beberapa warga desa, ia menyampaikan harapan ini dikegiatan rutin Forum pelaYanan Setara Inklusif ANdalan (YASINAN) yang dilakukan tiap malam Jum’at oleh Pemkab Sumbawa Barat di Central (kediaman Bupati KSB). Harapan dan keinginan itu langsung direspon dengan baik oleh Sekda Sumbawa Barat dan Bupati Sumbawa Barat. “Sekali lagi semoga bisa dieksekusi ditahun 2022 ini,” harap Muslihin.
Kondisi jembatan yang diusulkan oleh Kepala Desa Kelanir dan warga Desa Kelanir memang sangat mengkhawatirkan, dimana sangat membahayakan keselamatan pengguna jalan. Apalagi jalan tersebut banyak dilalui oleh masyarakat dan anak-anak sekolah. “Pernah terjadi kecelakaan di jembatan tersebut, korbannya adalah seorang siswa. Waktu itu musim penghujan, bahu jalan dan ujung jembatan digenangi oleh air. Menurut keterangan saksi, siswa tersebut sedang terburu-buru dan secara kebetulan jembatan tersebut masih jembatan limpas (belum ada pagar pengaman disisi kiri dan kanan). Tanpa merasa curiga dan tergesa-gesa, siswa itu langsung menerobos genangan air di ujung jembatan tersebut. Kejadian naas terjadi, siswa beserta motornya langsung terjun kedalam sungai yang airnya sangat besar dan deras. Beruntung nyawa siswa itu bisa tertolong. Itulah sebabnya penting sekali agar kiranya Pemda KSB membangun jembatan itu, seperti dua jembatan yang telah dibangun sebelumnya,” Beber Muslihin.
Sebelum berita ini diturunkan, dapat diinformasikan kondisi terkini jembatan penghubung Lintas Kelanir-Taliwang bertambah parah. Bronjong penahan tebing di ujung jembatan sudah roboh. Robohnya bronjong tersebut disebabkan oleh luapan air bah yang terjadi Sabtu sore (19/03/2022). Selain Bronjong yang telah ambruk, bangunan jembatan yang ada saat ini masih rendah, sehingga apabila terjadi banjir, air sungai langsung merendam jembatan penghubung tersebut. Akibatnya, sudah bisa dipastikan jembatan ini sudah tidak bisa dilewati oleh pengguna. (cdn.wan)