Kokoh Bendungan Bintang Bano Tunggu Kedatangan Presiden Jokowi

Kokoh Bendungan Bintang Bano Tunggu Kedatangan Presiden Jokowi

CDN, Sumbawa Barat– Bendungan Bintang Bano terletak di Desa Bangkat Monteh, Kecamatan Brang Rea, Kabupaten Sumbawa Barat sudah berdiri kokoh tinggal menunggu Presiden Republik Indonesia, Ir. H. Joko Widodo meresmikannya.

Bendungan kebanggaan masyarakat Nusa Tenggara Barat umumnya dan Kabupaten Sumbawa Barat khususnya adalah saksi dari kebersinambungan program pemerintah serta keseriusan pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) untuk mewujudkan Kabupaten Pariri Lema Bariri, menuju KSB baik bernafaskan gotong royong.

Bintang Bano berjarak kurang lebih 35 Km dari Kota Taliwang dan kurang lebih 5 km dihulu Bendung Kalimantong II. Bendungan ini dibangun dalam dua tahap, dimana tahap I dilaksanakan pada tahun 2015 sampai tahun 2019 dan tahap II pada tahun 2020 hingga 2021.

Kondisi Terakhir Bendungan Bintang Bano

Berdasarkan kronologis kegiatan, langkah pertama yang dilakukan untuk mewujudkan pembangunan Bendungan Bintang Bano adalah Readiness Kriteria dan kontrak konstruksi diawali oleh Pemda KSB tahun 2008-2014. Kemudian dilanjutkan dengan proses hibah aset pembangunan Bendungan Bintang Bano ke Kementerian PUPR tahun 2015. Tahap ketiga adalah kontrak konstruksi pembangunan bendungan utama tahun 2015-2019. Tahap ke empat melakukan kontrak konstruksi pembangunan Spillway tahun 2015-2019 serta tahap kelima atau terakhir adalah kontrak penyelesaian Bendungan Bintang Bano tahun 2020-2021.

Bendungan Bintang Bano sendiri dihajatkan oleh Pemda KSB untuk pengendali banjir (reduksi banjir) Kota Taliwang, mengairi lahan irigasi. Penyediaan air baku, pembangkit listrik tenaga air serta dipergunakan kedepan sebagai obyek wisata.

Bendungan ini dirancang mampu menyuplai air untuk daerah irigasi dengan luas 6.700 Ha, penyediaan air baku dengan debit sebesar 550 liter per detik, dan mereduksi banjir sebesar 670 meter kubik per detik. Secara perhitungan, Bendungan Bintang Bano dapat mengurangi resiko banjir sebesar 22 persen atau 365 meter kubik/detik.

Potongan melintang bendungan (Maindam) dirancang dengan tipe Rockfill inti tegak. Elavasi puncak 120 meter, lebar puncak 12 meter, tinggi bendungan 72 meter, kemiringan lereng hulu 1/n : 1/2 25 meter, kemiringan lereng hilir 1/n : 1/1.80 meter.

Maindam dikerjakan kedalam 7 zona. Tujuh Zona tersebut dirancang untuk 2 bendungan, bendungan utama dan bendungan pegelak. Secara terperinci 7 zona tersebut adalah Zona 1, inti bendungan yang dibuat dari material tanah pilihan. Zona 2, filter halus yang melindungi depan dan belakang Zona 1. Zona 3, filter kasar yang melindungi zona 2 dari depan dan belakang. Zona 4, Rock sungai. Zona 5, Rock Quarry. Zona 6, Rip-Rap dan terakhir zona 7, Random.

Gambar Konstruksi Maindam

Dari penjelasan diatas (Maindam), dapat diilustrasikan bahwa sebelum menghantam bendungan utama, terlebih dahulu limpahan air dari berbagai sungai menyentuh random kemudian menyentuh bendungan pengelak. Sehingganya Bendungan Bintang Bano hari ini berdiri kokoh dan sangat kecil kemungkinan terjadi keretakan.

Saat media ini turun ke lokasi Bendungan Bintang Bano pada, Sabtu pagi (04/12/2021), Sisa air dalam bendungan Bintang Bano tinggal 52.214.646 juta meter kubik (68 persen) dari volume tampungan waduk normal 69.31 juta meter kubik. Elevasi 110 meter dari elavasi muka air maksimal 118.25 meter.

Berdasarkan keterangan yang diberikan oleh Mursim,  ST. Tenaga Ahli konstruksi non bendungan dari PT Indra Karya di lapangan, dijelaskan bahwa target pengisian air Bendungan Bintang Bano termasuk cepat, itu disebabkan oleh masuknya musim hujan di KSB.

Mursim, ST. Tenaga Ahli Konstruksi Non Bendung (Memakai Helm Putih) Saat Diwawancarai Oleh Sejumlah Awak Media Dilokasi Bendungan Bintang Bano

“Kemarin tanggal 27/11/2021, terjadi hujan yang cukup lebat, ketinggian air di dalam bendungan tinggal 3 meter dari tinggi bentangan. Atas situasi tersebut, kami memutuskan untuk membuka pintu pembuang dan dari perhitungan kami, air limpahan yang kami biang sekitar 175 ribu meter kubik. Itupun masih diambang normal, karena dalam kondisi tersebut seharusnya limpahan air yang dibuang adalah 200 ribu meter kubik. Langkah ini kami ambil dengan pertimbangan tehknis bahwa bendungan harus melewati masa jenuh dan tidak boleh langsung diisi full, pungkas Mursim.

Kamipun bersama tim memantau kondisi air dari hulu hingga hilir. Lanjut Mursim, atas pantauan kami dilapangan bahwa kondisi Kota Taliwang aman dari banjir, itu kami lihat dari ketinggian air sungai masih menyisakan 3 trap bronjong (1,5 meter). “Prinsip Kami adalah keberadaan Bendungan Bintang Bano untuk mengendalikan banjir,” beber Mursim.

Sebelum berita ini diturunkan, dilansir dari media online nasional, Jok Direktur Operasi I PT Hutama Karya (Persero) Novias Nurendra memastikan, Bendungan Bintang Bano siap diresmikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada akhir tahun 2021. (cdn.wan)