CDN, Sumbawa Barat– Dinas Pertanian Kabupaten Sumbawa Barat (Distan KSB) baru-baru ini sukses melakukan panen perdana jagung di areal lahan kering iklim kering, panen perdana tersebut dilakukan di Desa Senayan, Kecamatan Poto Tano, Kabupaten Sumbawa Barat pada Jum’at (15/10/2021).
Jagung yang ditanam dihamparan seluas kurang lebih 5 Ha tersebut berhasil menghasilkan jagung 1 ton, sementara jenis jagung yang ditanam adalah JH 37, jagung ini memiliki berat maksimal dan kedepannya akan disiapkan Dinas Pertanian untuk ditanam oleh petani jagung dimasa tanam (MT) II.
“Panen perdana jagung hibrida jenis JH 37 cukup sukses, jagung ini akan disimpan di Balai Benih Induk Pertanian Kecamatan Poto Tano untuk selanjutkan akan didistribusikan pada petani jagung. Benih jagung ini direncanakan disuplai pada masa tanam II”, pungkas Kepala Dinas Pertanian KSB, Suhadi, SP., M.Si. melalui Kepala Bidang Tanaman Pangan, Idrus, SH.
Hasil panen jagung hibrida jenis JH 37 ini mencapai 1 ton. Lanjut Idrus, kedepannya akan digunakan untuk areal tanam 50 Ha. Panen jagung perdana di Desa Senayan, Kecamatan Poto Tano-KSB ini sekaligus memberikan pesan bahwa saat ini KSB telah mampu memproduksi jagung atau benih jagung di lahan kering musim kering.
Keberhasilan ini juga menjadikan Distan KSB sudah siap mewujudkan kemandirian benih jagung di KSB. Petani tidak perlu membeli bibit atau benih jagung keluar daerah lagi, karena Distan KSB telah menyediakannya di Balai Benih yang ada di Kecamatan Poto Tano.
Keberhasilan panen jagung jenis JH 37 yang dilakukan di lahan kering iklim kering, Desa Senayan, Kecamatan Poto Tano-KSB adalah capaian yang patut diacungkan jempol, hal ini senada dengan apa yang telah disampaikan oleh Kepala Dinas Pertanian KSB, Suhadi, SP., M.Si. pada media ini dibulan yang lalu, bahwa kemandirian pangan menjadi suatu keharusan untuk diwujudkan di Kabupaten Sumbawa Barat. Inipun telah menjadi salah satu misi dalam RPJMD Kabupaten Sumbawa Barat tahun 2021-2026 yaitu, “KSB Baik dalam Kemandirian Pangan”.
Terkait dengan hal tersebut, upaya untuk meningkatkan produksi pangan dari sektor pertanian dilakukan melalui peningkatan produktivitas maupun areal panen perlu terus dilanjutkan. Produktivitas ini masih sangat potensial untuk ditingkatkan melalui penerapan teknologi yang tepat, termasuk penggunaan agroinput yang berkualitas, diantaranya adalah benih/bibit yang berkualitas.
Suksesnya panen perdana jagung jenis JH 37 di lahan kering iklim kering adalah buah terobosan yang dilakukan oleh Dinas Pertanian dibawah kepemimpinan Suhadi, SP., M.Si. salah satu kerja keras Suhadi adalah berhasil mengembangkan pelaksanaan Riset Pengembangan Inovatif Kolaboratif (RPIK) program Pertanian Adaftif Berbasis Agroekosistem di Lahan Kering Iklim Kering (PETANI LKIK). Kabupaten Sumbawa Barat melalui Dinas Pertanian berkolaborasi dengan Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian (BBSDLP) Balitbang Pertanian Kementerian.
LKIK adalah program berkelanjutan selama 3 tahun, hasil kerjasama Balitbang Bogor bekerjasama dengan BPTP Provinsi sebagai pelaksanaan ditingkat lapangan.
Areal tanam yang dimanfaatkan saat ini baru 35 Ha dari persediaan 100 Ha. Dilahan tersebut telah disiapkan sumur bor dalam yang ditopang oleh sistem irigasi suplementer dipadukan dengan irigasi curah bergerak (big gun), irigasi ini merupakan irigasi tipe curah yang tidak permanen sehingga dapat dipindahkan secara cepat. Irigasi tipe ini dapat mendistribusikan air irigasi dengan debit irigasi cukup tinggi dan dengan jangkauan cukup jauh. Teknik irigasi ini cocok baik untuk tanaman palawija seperti jagung maupun tanaman perkebunan seperti tebu atau tanaman pakan seperti rumput gajah.
Kabupaten Sumbawa Barat sendiri adalah satu-satunya kabupaten di Provinsi NTB yang sedang mengembangkan pelaksanaan Riset Pengembangan Inovatif Kolaboratif (RPIK) program Pertanian Adaftif Berbasis Agroekosistem di Lahan Kering Iklim Kering (PETANI LKIK).(cdn.wan**)