CDN, Sumbawa Barat– Untuk menjamin ketahanan pangan dan pengembangan bibit jagung di Kabupaten Sumbawa Barat, Dinas Pertanian Kabupaten Sumbawa Barat (Distan KSB, red) saat ini tengah mengembangkan pelaksanaan Riset Pengembangan Inovatif Kolaboratif (RPIK) program Pertanian Adaftif Berbasis Agroekosistem di Lahan Kering Iklim Kering (PETANI LKIK). Kabupaten Sumbawa Barat melalui Dinas Pertanian berkolaborasi dengan Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian (BBSDLP) Balitbang Pertanian Kementerian.
LKIK adalah program berkelanjutan selama 3 tahun, hasil kerjasama Balitbang Bogor bekerjasama dengan BPTP Provinsi sebagai pelaksanaan ditingkat lapangan.
“Balitbang menyediakan sarana dan prasarana, Pemda KSB juga mengambil bagian dalam program tersebut berupa pendampingan, baik sarana hingga prasarana. Seperti membangun sumur bor beserta jaringannya. Di APBD Murni Distan Pertanian telah membangun 2 sumur bor dan ada penambahan satu sumur bor lagi menggunakan anggaran APBD Perubahan. Itu semua untuk mendukung program LKIK”, pungkas Kepala Dinas Pertanian KSB, Suhadi, SP., M.Si. melalui Kasi Sarana dan Prasaranan Bidang Tanaman Pangan, Jhon Agus Suhadi, S.Pt. diruang kerjanya, Senin (25/10/2022).
Saat ini lahan yang telah dimanfaatkan baru 35 Ha dari persediaan lahan 100 Ha. Belum dimaksimalkannya lahan 100 Ha tersebut karena ini baru permulaan dan kedepan seiring masuknya musim penghujan maka semua lahan 100 Ha tersebut akan dimanfaatkan. Lanjut Jon, untuk menunjang suplai air yang bersumber dari sumur bor, Penggunaan sistem irigasi suplementer dipadukan dengan irigasi curah bergerak (big gun), irigasi ini merupakan irigasi tipe curah yang tidak permanen sehingga dapat dipindahkan secara cepat. Irigasi tipe ini dapat mendistribusikan air irigasi dengan debit irigasi cukup tinggi dan dengan jangkauan cukup jauh. Teknik irigasi ini cocok baik untuk tanaman palawija seperti jagung maupun tanaman perkebunan seperti tebu atau tanaman pakan seperti rumput gajah.
Kabupaten Sumbawa Barat sendiri adalah satu-satunya kabupaten di Provinsi NTB yang sedang mengembangkan pelaksanaan Riset Pengembangan Inovatif Kolaboratif (RPIK) program Pertanian Adaftif Berbasis Agroekosistem di Lahan Kering Iklim Kering (PETANI LKIK). Kabupaten Sumbawa Barat melalui Dinas Pertanian berkolaborasi dengan Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian (BBSDLP) Balitbang Pertanian Kementerian.
“Apa yang dilakukan oleh Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian (BBSDLP) Balitbang Pertanian Kementerian Pertanian bersama Dinas Pertanian di Desa Senayan, Kecamatan Poto sejalan dengan misi KSB Baik Dalam Kemadirian Pangan”, beber Jon.
Banyak hal yang sedang dilakukan oleh BBSDLP di Desa Senayan, Kecamatan Poto Tano-KSB. BBSDLP saat ini melakukan riset pengembangan dan penerapan teknologi penyediaan air untuk lahan kering, penangkaran benih jagung hibrida, pengembangan kebun induk kopi dan rumput gajah (biograss agrinak), penanganan pasca panen dan peningkatan kapasitas dan kelembagaan petani. (cdn.wan**)