Tugas Agen PDPGR Gotong Royong Sangatlah Berat

Tugas Agen PDPGR Gotong Royong Sangatlah Berat

H. W Musyafirin :”Orang yang tidak bisa makan perlu dibantu. Kalau Ada Orang Yang Tidak Bisa makan Dilingkungan Peliuk Agen, Maka Itu Adalah Dosanya Agen dan Saya Selaku Pemimpin Daerah”

CDN, Sumbawa Barat– Pada Forum Yasinan yang ke 4 (empat) tepatnya pada Kamis (16/09/2021), Bupati Sumbawa Barat, Dr. Ir. H. W Musyafirin, M.M kembali memberikan bekal pada para agen PDPGR gotong royong dalam melaksanakan tugasnya di tengah masyarakat.

Bupati di pertemuan terakhir pada putaran pertama tersebut menginginkan adanya persamaan persepsi yang berujung pada tindakan yang sama dalam pelaksanaan. Menjadi agen atau ujung tombak pelayan masyarakat tidak ubahnya sebagai petugas sosial.

“Sudah tidak ada ruang berfikir melakukan apa untuk mendapatkan apa. Kita bisa melakukan sebanyak-banyaknya yang bisa kita lakukan tetapi balasannya bukan dari apa yang kita lakukan. Inikah yang harus direnungkan baik-baik. Ingat, tugas agen PDPGR gotong royong sangatlah berat,” pungkas H. W Musyafirin.

Bupati dalam pemaparannya menginformasikan bahwa dirinya baru saja mengikuti presentasi dalam rangka mengikuti STBM Award. Hampir satu jam ia presentasi, presentasi itu diikuti pula oleh Tim AMPL. Ia pun menjelaskan bahwa dipresentasi tersebut nama PDPGR terus digaungkannya, termasuk para ASN. Yang dengan kinerjanya, KSB mampu menuntaskan 5 pilar STBM.

Bupati Sumbawa Barat, Dr. Ir. H. W Musyafirin, M.M.

Agen PDPGR gotong-royong diharapkan memahami dan membaca secara teliti Perda perubahan Nomor 1 Tahun 2021. Perda tersebut adalah kitab sucinya agen PDPGR. Ruang lingkup dan tugas pokok semuanya telah dijelaskan dalam Perda tersebut. “Namun yang saya perlu garis bawahi dan saya minta bantuan pada para agen PDPGR untuk melayani hak-hak mendasar masyarakat. Hak dasar itu misalnya adalah, apabila kita tidak layani maka mungkin akan menyebabkan kematian. Bisa jadi apabila kita tidak layani, akan menimbulkan bencana yang besar. Mekanisme perencanaan penganggarannya sudah ditentukan tersendiri oleh kepala desa, itu (mekanisme perencanaan penganggaran) tidak perlu diurus oleh agen PDPGR gotong royong. Kewajiban agen adalah memenuhi hak-hak yang paling mendasar, misalnya orang tersebut mendiami rumah yang kondisinya lebih baik kandang sapi, maka itulah yang agen urus,” ujar H. W Musyafirin.

Dilanjutkan olehnya, orang yang tidak bisa makan perlu dibantu. Kalau ada orang yang tidak bisa makan dilingkungan atau peliuk agen, maka itu adalah dosanya agen dan saya selaku pemimpin daerah. Informasi yang disampaikan di forum yasinan bukan hanya informasi “katanya”, informasi yang harus disampaikan adalah informasi yang agen alami dan rasakan, sehingga tidak ada fitnah.

Informasi yang dimaksudkan oleh orang nomor satu di Sumbawa barat tersebut mulai disampaikan oleh para agen di malam forum yasinan mendatang. Ia tidak membatasi, bahkan membuka ruang diskusi pada malam yasinan yang akan datang. Jika memang ada hujatan yang disampaikan pada saya maka dipersilahkan, asalkan dimalam Jum’at dan di forum yasinan, bukan ditempat yang lain.

H. W Musyafirin juga kembali mengulang pola komunikasi yang harus diterapkan oleh agen PDPGR gotong royong,  ada 3 hal yang harus dimiliki oleh agen, pertama adalah soal komunikasi antar sesama. Kalau selama ini mungkin agen biasa melakukan perintah (komunikasi atas ke bawah), maka harus dirubah ke pola horizontal. “Berhenti kita maen perintah, tetapi dibangun komunikasi yang setara dan seimbang. Jangan suka membeda-bedakan, rangkullah dan tinggalkan gaya ekslusif. Yang ketiga adalah, perilaku individual digeser ke perilaku sosial. Membaur dan kepedulian harus dikembangkan. Tidak akan ada kepedulian bila keangkuhan dan ego masih berada dalam sanubari para agen,” kata H. W Musyafirin.

Agen PDPGR akan berkantor di posyandu, jumlah peliuk sama dengan jumlah posyandu yang ada di KSB. Agen harus bangun hubungan baik dengan mitra, kader posyandu bisa jadi sama dengan kader kesehatan, kader dasawisma, satgas pencegahan rabies, itu semuanya adalah mitra agen. Babinsa dan bhabinkamtibmas juga adalah mitra agen.

Detail dari tugas para agen PDPGR gotong royong malam itu dijelaskan oleh Sekda KSB, Amar Nurmansyah, ST., M.Si. dan Kepala DPMPD KSB, Drs. Mulyadi, M.Si. Bupati malam itu hanya memberikan bekal sekaligus motivasi pada para agen untuk menjalankan tugas dan amanah sebaik-baiknya.

Sementara di tempat yang sama, Kapolres Sumbawa Barat malam itu lebih berbicara pada laporan kekinian kondusifitas KSB. Kapolres  KSB, AKBP Heru Muslimin, S.I.K., M.I.P. menginformasikan bahwa situasi Kamtibmas di wilayah KSB sangat kondusif, begitupula dengan pelaksanaan vaksin serta kasus suspect Covid-19 di KSB menunjukkan angka landai.

AKBP Heru Muslimin, S.I.K., M.I.P. juga mengusulkan pada Pemda KSB untuk sekiranya membuat terobosan untuk meningkatkan animo masyarakat untuk melakukan vaksin, misalnya jika masyarakat belum melakukan vaksin maka bisa jadi dia tidak akan bisa melakukan permohonan kemanapun. Misalnya berurusan ke bank serta membuat kartu-kartu penting lainnya. Itu mungkin membuat masyarakat sukarela melakukan vaksin.

Kapolres berharap agar agen PDPGR membantu tugas dari Polres Sumbawa Barat karena apabila agen PDPGR tidak pro aktif maka akan membuat kewalahan para bhabinkamtibmas saat ini.

Sementara Dandim 1628/KSB Letkol Czi Sunardi ST, M,IP. yang dalam hal ini diwakili oleh Kasdim Mayor Inf Dahlan menjelaskan bahwa pihaknya siap mendukung sepenuhnya tugas agen PDPGR gotong royong. Itu memang sudah menjadi kewajiban selain kewajiban perang. “Membantu program strategis daerah adalah salah satu tugas kami,” terang Kasdim.

Kasdim malam itu menjelaskan pada agen PDPGR bahwa perang bukan hanya terjadi secara fisik, namun perang saat ini berbeda. Prespektif perang bisa saja terjadi lewat ideologi, sosial budaya dan hankam. Sehingganya, diminta pada agen untuk bersungguh-sungguh bertugas terutama dikondisi saat ini daerah masih berperang melawan pandemi Covid-19.

Kasdim diakhir sambutannya berharap kepada para agen PDPGR gotong royong untuk berbuat secara ihklas, jangan mengharap sesuatu. “Mari kita tingkatkan dalam rangka satu tujuan yaitu pengabdian pada masyarakat,” tutup Kasdim.

Sebelum berita ini diturunkan, forum yasinan di kediaman Bupati Sumbawa Barat (central) diikuti oleh Forkopimda KSB, para camat, kepala desa dan para agen. Adapun peliuk atau kelompok 4 (empat) yang mengikuti pembekalan adalah peliuk kuang, peliuk motong, peliuk, semoan, peliuk pesanggrahan, peliuk sebubuk, peliuk tiang nam A dan B, peliuk bale santong, Peliuk Arab A dan B, peliuk kenangan atas, kenangan bawah, peliuk harapan kita 1 dan harapan kita 2, peliuk pamongo, beda Rea 1 dan 2, peliuk selayar, peliuk tiu jeruk, peliuk tengah, peliuk mandar 1 dan 2 serta peliuk jaro. Peliuk Seran 1 dan 2. Peliuk matahari 1 dan 2. Peliuk mawar putih 1dan 2. Peliuk mawar putih, mawar merah, peliuk cempaka, peliuk kamboja. Peliuk boginvil a dan b. Peliuk melati putih 1 dan 2. Peliuk harapan maju 1 dan 2. Peliuk muhajirin dan peliuk sabar menanti. Peliuk batu hijau 4, 8 dan 11. Peliuk kemiri. Peliuk bukit permai. Peliuk lamontet A dan B. Peliuk brang palung A, B dan C. Peliuk anyilir 1 dan 3. Peliuk harapan bunda 1,2 dan 3, serta harapan bunda 4. (cdn.wan)