Viral,,,,!!! Di Sumbawa Barat, Cacing Laut (Nyale) Dimakan Mentah-Mentah.

Viral,,,,!!! Di Sumbawa Barat, Cacing Laut (Nyale) Dimakan Mentah-Mentah.

Sekongkang, centralditanews- Masyarakat Sumbawa Barat sudah tidak asing lagi dengan cacing laut, bila musimnya tiba maka setiap dua kali setahun masyarakat selalu turun ke tepi-tepi pantai untuk berburu cacing laut (‘nyale’) tersebut.

Musim ‘nyale’ menurut warga Sumbawa Barat-NTB, dibagi dalam dua musim. Musim pertama dinamakan musim ‘nyale pin’ (awal) dan musim kedua dinamakan ‘nyale poto’ (akhir).

‘Nyale pin’ adalah musim pertama ditandai dengan masuknya musim penghujan atau ketika padi yang ditanam baru berumur dua minggu maka masyarakat Sumbawa Barat akan bersiap pergi ke pinggir-pinggir pantai lengkap dengan alat tangkap dari jaring yang dibuat secara tradisional.

Makanan Khas Masyarakat Sumbawa Barat Yang Bahan Utamanya ‘Nyale’ Atau Cacing Laut.

Masyarakat pergi memburu ‘nyale’ bersama rombongan keluarga, bahkan tidak jarang mereka akan menginap selama dua sampai tiga hari di pinggir pantai hingga ‘nyale’ muncul. Mereka membawa perlengkapan (tenda sampai sembako untuk dimasakan, red) yang dibutuhkan dari rumah masing-masing.

Uniknya lagi adalah, binatang laut yang dinamakan ‘nyale’ ini tidak akan muncul disiang hari melainkan sosoknya akan menggumpal diatas permukaan air laut pada subuh hari hingga pagi menjelang pukul 09.00 wita. Agar tidak kelolosan, masyarakat rela tidak tidur semalaman, mereka berjaga-jaga dan matanya selalu mengawasi permukaan air laut.

Bila ‘nyale’ muncul dalam deburan gulungan ombak maka masyarakat Sumbawa Barat akan gembira dan langsung terjun kepinggir laut untuk menangkap binatang aneh tersebut. Masyarakat akan berteriak ‘nyale-nyale’ secara berulang-ulang. Mereka mempunyai kepercayaan apabila terus berteriak ‘nyale-nyale’ (memanggil cacing laut, red) maka ‘nyale’ akan semakin banyak.

Umumnya masyarakat Sumbawa Barat memasak ‘nyale’ dengan cara disantan dan ditambahkan bumbu-bumbu dapur rahasia, rasanya sangat nikmat dan legit. Menurut masyarakat di Sumbawa Barat, ‘nyale’ sangat bergizi dan rugi bila tidak dinikmati, karena memang dia hanya akan ada dua kali dalam satu tahun.

Tidak jarang cacing laut ini (nyale) dimakan mentah-mentah. Memang terasa jijik tetapi faktanya memang seperti itu. salah satunya, Nani (32), Dari Kecamatan Seteluk yang memang setiap tahun datang berburu nyale di Pantai Senutuk. Dia makan mentah-mentah binatang laut tersebut. Sebagian dia simpan dalam ember sebagai bekal dibawa pulang.

Selain disantan dengan air yang lumayan banyak, ada juga cara kedua yaitu dimasak hingga air santannya menyusut. Cara masak kedua ini dilakukan agar ‘nyale’ bisa bertahan hingga berhari-hari. Saking senangnya dengan ‘nyale’, masyarakat Sumbawa Barat akan menyimpan masakan tadi dalam penyimpanan makanan (kulkas). Memang terbukti, cara masak kedua ini dapat membuat ‘nyale’ tidak amis dan makin enak untuk dikonsumsi.

Masyarakat Sumbawa Barat juga percaya, jika jumlah ‘nyale’ sedikit di musim pertama (nyale pin) maka pasti di musim ‘nyale poto’ jumlah hewan ini akan berlimpah.

Ada beberapa tempat pavorit masyarakat Sumbawa Barat berburu cacing laut ini, pertama di Pantai Kertasari, Desa Kertasari, Kecamatan Taliwang, Kabupaten Sumbawa Barat dan kedua di wilayah Pantai Senutuk, Desa Ai Kangkung, Kecamatan Sekongkang, Kabupaten Sumbawa Barat. Semua masyarakat Sumbawa Barat akan menuju lokasi itu.

Bupati Dan Wakil Bupati Sumbawa Barat Didampingi Oleh Masing-Masing Istri Menyaksikan Lomba Balap Sampan

Untuk tahun ini, Pemkab Sumbawa Barat memusatkan budaya ‘bau nyale’ (menangkap cacing laut) di Ai Kangkung, Kecamatan Sekongkang, Kabupaten Sumbawa Barat. Pemda sendiri telah menetapkan budaya ini dalam Festival Bau Nyale dan disandingkan dengan paradeĀ  budaya.

Dilansir dari Rilis 32/Prokopim/II/20 edisi, Jum’at (14/02/2020), Parade Budaya dalam rangka Festival Bau Nyale (menangkap cacing laut) dilepas Bupati Sumbawa Barat, Dr. Ir. H. W Musyafirin, M.M. Pelepasan dilaksanakan di depan Kantor Desa Ai Kangkung, Kecamatan Sekongkang, Jumat sore (14/02/20). Ratusan warga di Kecamatan sekongkang mengenakan pakaian adat dalam parade mewakili sukunya masing-masing, mulai dari suku Samawa, Sasak, Mbojo, Bali dan lainnya. Termasuk barisan siswa sekolah-sekolah yang ada. Bupati berharap Festival Bau Nyale di KSB yang hak patennya dimiliki Kecamatan Sekongkang ini diharapkan akan semakin meriah kedepannya. Sehingga bisa menjadi ikon pariwisata di KSB umumnya dan Sekongkang khususnya.

Wakil Bupati Sumbawa Barat, Fud Syaifuddin, ST. Bersama Istri Ny. Neni Apriani Syaifuddin. Ikut Berbaur Dengan Warga Berburu Cacing Laut.

Bupati didampingi istri, Wakil Bupati Fud Syaifuddin, S.T dan istri, Sekda dan sejumlah kepala OPD pun ikut dalam Parade Budaya yang berakhir di Pantai Senutuk sebagai lokasi Festival Bau Nyale. Sesampainya di Pantai Senutuk, Bupati dan Wakil Bupati melepas final lomba sampan yang memperebutkan juara dua dan tiga. Ribuan masyarakat yang memadati pantai terhibur dengan Festival tersebut. (cdn.wan)