Lahan Jagung Gagal Panen Di Jereweh Bertambah 30 Hektar
Sumbawa Barat, CDN- Sebanyak 30 Hektar lahan jangung dikecamatan Jereweh Kabupaten Sumbawa Barat mengalami gagal panen karena besarnya curah hujan sehingga mengakibatkan lahan tersebut terendam air dari bulan Februari 2021 lalu.
Kepala Dinas Pertanian (Distan) KSB, Suhadi SP., M.Si melalui Kepala Bidang Tanaman Pangan, Syaiful Ulum mengatakan, sebelumnya hanya 168 hektar kini kembali bertambah 30 hektar yang tersebar di empat desa dengan usia jagung sekitar 60 hari dan siap panen.
“Total luas lahan jagung yang mengalami gagal panen saat ini sekitar 198 hektar khusus di Kecamatan Jereweh dan 4 hektar di Kecamatan Taliwang. Lahan tersebut rata-rata mengalami pembusukan batang dan buah yang rusak akibat terendam,” ungkap Syaiful saat diwawancarai media diruang kerjanya. Jumat (19/3/2021).
Disebutkannya, berdasarkan laporan yang diterima kejadian itu terjadi di Desa Belo sebanyak 12 hektar, Desa Goa 2 hektar, Dasan Anyar 8 hektar dan Desa Beru 8 hektar. Rata-rata jagung tersebut terendam setelah musibah banjir yang menerjang lahan jagung. Kondisi tersebut diperparah dengan lokasi tanaman jagung yang terletak di lokasi yang rendah. Sehingga setiap musim penghujan maka jagung tersebut tetap akan terendam.
“Akibatnya kini para petani jagung harus menanggung rugi hingga puluhan juta tergantung luas lahan yang dimiliki. Kejadian lahan jagung yang terendam sudah sering terjadi karena lokasinya yang rendah apalagi hujan di bulan Februari sangat tinggi,” ujarnya.
Guna menyikapi kerugian yang timbul akibat bencana tersebut, Pemerintah berharap agar petani bisa segera melaporkan untuk penanganan lebih lanjut. Apalagi untuk tanaman jagung belum ada asuransinya ketika terjadi gagal panen meski sudah disiapkan anggarannya dan petani hanya menanggung Rp. 250.000.
“Karena rata-rata itu belum diasuransikan dan gagal panen, pihaknya mengaku akan tetap memberikan perhatian salah satunya dengan menyiapkan bibit gratis. Kami tetap akan membantu petani jagung yang gagal panen dengan menyiapkan bibit pengganti supaya petani tidak merugi,” pungkasnya. (cdn.wan)