Bagaimana tidak, di NTB saat ini KSB berada dirangking pertama bidang Indeks Pembangunan Kesehatan Masyarakat (IPKM). Secara nasional (seluruh Indonesia) IPKM Kabupaten Sumbawa Barat berada di rangking 6.
Bupati Sumbawa Barat, Dr. Ir. H. W. Musyafirin, MM. menyampaikan bahwa Komitmen Pemerintah Daerah untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan dibidang kesehatan sangat kuat. Komitmen tersebut ditunjukkan dengan terus mensupport RSUD Asy-Syifa’. “Kami sangat support RSUD Asy-Syifa.” Tegas Bupati
Tidak heran jika Kabupaten Sumbawa Barat yang berumur 17 tahun ini terus didatangi oleh pemimpin daerah di Indonesia. KSB dijadikan tolak ukur dan contoh dalam beberapa hal dibidang kebersihan lingkungan.
Ditengah pemimpin dunia dibingungkan dengan Pandemi Covid-19, namun KSB sebaliknya, dari hari-kehari penularan Covid-19 dapat diatasi dengan cepat. Dikala pemimpin dunia baru menghimbau masyarakatnya untuk mencuci tangan dengan air mengalir serta menjaga pola hidup bersih dan sehat, KSB telah lama menerapkan PHBS tersebut. Tidak tanggung-tanggung. Bupati dan Wakil Bupati Sumbawa Barat telah membuat Peraturan Daerah (Perda) tentang PDPGR yang didalamnya dijelaskan makna gotong royong dalam semua aspek kehidupan. Termasuk gotong royong dibidang kesehatan.
Pada 100 hari kerjanya, H. Firin dan Fud Syaifuddin, ST sukses menyelesaikan program jambanisasi di KSB. Sehingganya atas prestasi tersebut KSB dinyatakan Kabupaten ODF (bebas buang air besar) pertama di NTB.
Di KSB, porsi anggaran untuk kesehatan menjadi prioritas kedua setelah pendidikan. Semua fasilitas kesehatan termasuk untuk RSUD Asy-Syifa’ di suport.
Ikhtiar pemimpin KSB untuk kesehatan terlihat jelas ketika RSUD Asy-Syifa’ dinyatakan tidak turun kelas oleh Menteri Kesehatan. Disaat RSUD lainnya di NTB mengalami penurunan kelas, justru RSUD Asy-Syifa’ bertahan bahkan terus melakukan pembenahan menuju akreditasi lebih tinggi.
Penambahan layanan dan klinik untuk kesehatan justru dipacu. RSUD Asy-Syifa’ telah tiga tahun memiliki Klinik Hemodialisa (cuci darah). Saat ini hanya RSUD Asy-Syifa’ yang memiliki fasilitas tersebut. Selain itu, Klinik untuk ‘medical check up’ juga telah ada di RSUD Asy-Syifa’.
“Menjalani tahun ketiga pelayanan Hemodialisa, layanan sudah dapat berjalan 2 shift (pagi dan siang).
Total pasien hemodialisa yang saat ini sedang ditangani sebanyak 43 pasien, terdiri dari 16 laki-laki dan 27 perempuan.” Pungkas dr. Carlof.
Dilanjutkan oleh dr. Carlof, “dari keseluruhan peserta, 60% adalah warga KSB, dan 40 % adalah warga luar KSB. Saat ini juga masih ada pasien yang masuk daftar tunggu sebanyak 2 orang. Jadi memang pelayanan hemodialisa yang merupakan pelayanan unggulan RSUD Asy-Syifa’.
Layanan hemodialisa memang dibutuhkan oleh masyarakat, tidak hanya di KSB tapi juga dimanfaatkan oleh masyarakat dari luar KSB.
RSUD Asy-Syifa’ Sumbawa Barat juga telah memiliki klinik MCU untuk ‘medical check up’. Klinik MCU ini masih bersifat umum, misalnya apabila ada TKI yang hendak keluar negeri maka bisa melakukan pemeriksaan awal di Klinik MCU RSUD Asy-Syifa’.
“Kalau medical check up secara umum bisa dilaksanakan karena kita memiliki klinik MCU. Tapi kalau berbicara TKI yang mau keluar negeri, itu butuh izin khusus dari kementerian. kita belum ada izin khusus tersebut, maklum terkendala pandemi covid tahun ini,” Ucap dr. Carlof. (cdn.wan)