Ketua Dewan Pertimbangan FL2MI :”H. Firin Sudah Matang Dalam Politik”

Ketua Dewan Pertimbangan FL2MI :”H. Firin Sudah Matang Dalam Politik”

Seteluk, centralditanews- Ketua Dewan Pertimbangan FL2MI (Forum Lembaga Legislatif Mahasiswa Indonesia), Sugianto alias Patuk mengungkapkan jika sosok Bupati Sumbawa Barat, Dr. Ir. H. W. Musyafirin, M.M sudah matang dalam politik. Sosok H. Firin sangat cerdas, penuh pertimbangan dan hangat dengan masyarakat.

Kematangan berpolitik H. Firin ditunjukkan dengan berhasil membawa partai yang membesarkan namanya (PDI Perjuangan) bersama Kaharuddin Umar (Ketua DPRD kSB) sebagai pemenang pemilu serempak tahun 2019 di Kabupaten Sumbawa Barat.

Dikatakan oleh Sugianto, selain itu kini beredar informasi semua partai (kecuali PBB dan Demokrat) sudah memberikan sinyal akan mengusungnya kembali melanjutkan kepemimpinan di KSB. Itu adalah bukti bahwa H. Firin mampu menjaga keharmonisan yang dibangun dengan semua partai selama memimpin KSB.

Sugianto (duduk posisi tengah) Ketua Dewan Pertimbangan FL2MI

Apabila semua partai yang dilamar memberikan rekomendasi padanya maka bisa dipastikan akan membawa keuntungan besar dan menjadi modal berharga untuk melangkah jauh kedepan.

“Terbentuknya koalisi yang dapat mempersatukan berbagai parpol dengan beragam ideologi dan cita-cita perjuangan bukanlah pekerjaan yang mudah, apabila koalisi PDI Perjuangan, Gerindra-PPP-PAN-PKS-PKB-Golkar dan PKPI resmi terbentuk maka jelas menggambarkan bagaimana kematangan berpolitik dari sosok Dr. Ir. H. W. Musyafirin, M.M dibandingkan figur-figur politik yang muncul menjelang Pilkada 2020″, pungkas pria kelahiran Desa Lamusung, Kecamatan Seteluk pada media ini, Sabtu sore (04/07/2020)

Dilanjutkan olehnya “Dengan bergabungnya banyak parpol ke koalisi yang dibangun H. Firin, menyebabkan juru bicara-juru bicara yang dapat ditampilkan koalisi ini sangat banyak. Sejumlah tokoh-tokoh handal dan memiliki massa dipastikan akan turun untuk melakukan kampanye pemenangan. Juru Bicara tersebut antara lain Kaharuddin Umar (Ketua DPRD KSB), Abidin Nasar (Wakil Ketua DPRD KSB), Merliza Jawas (Wakil Ketua DPRD KSB), Amiruddin Embeng (Ketua Komisi I DPRD KSB), Andi Laweng (Anggota Dewan Dan Ketua PKPI), Aheruddin Sidik (Ketua Komisi II), Syaifullah, S.Pt (Ketua Golkar), Mancawari (Anggota Dewan), Baharung dan Taufiqurrahman (Anggota Dewan Dari PKS), Sudarli, Kondi Pranata (Anggota Dewan Dan Ketua PKB KSB), Hasanuddin, Nurjannah, M. Yamin dan M. Saleh ( Anggota Dewan Dari PDI Perjuangan). Abdul Haman (Anggota Dewan dari partai Gerindra), Syafruddin (Anggota Dewan dari PPP) serta yang tak kalah hebatnya yaitu Moh. Hatta (Anggota Dewan Dari PAN) dan H. Riyadi (Anggota Dewan Dari PAN). Sehingga dengan demikian media massa akan lebih mudah mendapatkan informasi dari koalisi ini.”

Keuntungan lain yang diperoleh H. Firin adalah diam-diam mendapatkan simpati dari rakyat, cara memimpinnya sangat berbeda dengan lainnya, masyarakat bisa menguraikan langsung keluhannya. Lewat Forum Yasinan ia telah memangkas panjangnya alur birokrasi. Selain itu, cara lain yang ia ambil untuk menyerap aspirasi masyarakat adalah melakukan sholat subuh berjamaah dengan masyarakatnya dan tetap Istiqomah mengimplementasikan pondasi gotong royongnya.

Kematangan berpolitik H. Firin diawali dengan ketenangannya dalam membaca peta politik, dimana mantan Birokrat ulung ini tetap bersikap tenang, mengamati perkembangan yang terjadi dan terus melakukan penggalangan serta yang terpenting tidak grusa grusu atau keburu nafsu. Namun dengan perhitungan yang tepat, H Firin terus mengukur kekuatannya dan kelemahannya.

Sugianto berpandangan bahwa setiap partai politik dalam memberikan dukungan pada calon yang diusung pasti berdasarkan survei. “Bukan seperti isu yang coba dilempar oleh pihak yang tidak paham politik bahwa petahana memborong partai,” tegasnya.

Semua bebas melamar partai, bukan hanya petahana saja, itulah fungsi membuka penjaringan calon. Kata Sugianto pada media ini.

Harus diakui bahwa H. Firin sudah matang dalam hal politik, kematangan itu ditunjukkan dengan tidak Gonta ganti pasangan dan semua partai meliriknya kecuali PBB dan Demokrat yang telah memiliki kader sendiri serta Nasdem yang masih belum menentukan pilihan hingga saat ini.

“Gonta ganti pasangan adalah bentuk dari ketiksiapan seorang terjun kedunia politik. Hari ini harus kita akui bahwa melobi atau merebut hati satu partai tidaklah semudah menjadi kepala desa atau BPD. Dibutuhkan elektabilitas yang tinggi, pengalaman serta komitmen kuat untuk membesarkan partai tersebut,” tutup Sugianto. (cdn.wan)