Taliwang, centralditanews- Memperingati hari tanam padi nasional, Bupati Sumbawa Barat, Dr. Ir. H. W. Musyafirin, M.M. bersama Kepala Dinas Pertanian, Suhadi, S.P., M.Si, serta melibatkan unsur TNI dan ASN melakukan aksi tanam padi di Blok Lang Tenga Kelurahan Menala Taliwang, Selasa pagi (12/05/2020).
“Kegiatan tanam padi kali ini bertujuan untuk mengejar sisa siklus hujan sebelum masa kemarau datang, percepatan siklus tanam ini dikarenakan perkiraan cuaca pada tahun depan oleh BMKG kita akan hadapi kemarau panjang yang akan dimulai juli ini. Maka Sisa hujan bulan Mei, Juni dan Juli inilah yang akan kita manfaatkan untuk mempersiapkan cadangan pangan untuk masyarakat kita”, pungkas H. W. Musyafirin.
Kegiatan tanam padi kali ini dirangkaikan dengan acara Video Conference antara Menteri Pertanian Republik Indonesia yang diikuti oleh 3 (tiga) Gubernur dan 60 Kabupaten di Indonesia.
Bupati Sumbawa Barat, Dr. Ir. H. W Musyafirin, M.M dalam Vicon menyampaikan bahwa daerahnya mengalami kesulitan di musim tanam kedua, hal ini disebabkan oleh berkurangnya buruh tanam padi yang disebabkan oleh pembatasan pergerakan masyarakat akibat Covid-19. Selain itu sebagian besar wikayah KSB kekurangan air akibat curah hujan yang cukup rendah. Akibatnya musim tanam ini kemungkinan besar lahan pertanian hanya dapat ditanam sekitar 60% untuk padi dan sisanya 40 % untuk penanaman jagung.
Bupati juga menambahkan agar untuk mendukung program pertanian yang diamanatkan oleh Menteri Pertanian dan cita-cita nawacita presiden Joko Widodo tentang kedaulatan pangan maka KSB membutuhkan alat dan mesin pertanian modern yang menjadi kebutuhan masyarakat. “Saya juga mengharapkan agar kuota pupuk untuk KSB tidak dikurangi”, tegasnya.
Kabupaten Sumbawa Barat sendiri telah memperjuangkan terwujudnya kedaulatan pangan dalam 5 (lima) tahun terakhir.
Terlihat dengan program PDPGR yang telah dituangkan dalam bentuk Peraturan Daerah KSB Nomor 6 Tahun 2016 Tentang Program Daerah Pemberdayaan Gotong Royong.
Dalam program PDPGR yang terkait sektor pertanian, KSB di bawah kepemimpinan H. W. Musyafirin telah menerapkan 2 (dua) kebijakan strategis yaitu penerapan Bariri Tani dan Bariri Ternak (Kartu Bariri).
Dengan adanya kebijakan strategis ini, Pemda telah membuka akses yang cukup besar kepada petani untuk mendapatkan bantuan sarana produksi dan alsintan sekaligus memberdayakan para petani/peternak untuk menjadi mandiri. Pada sisi lain, Pemda KSB juga meningkatkan infrastruktur pengairan seperti bendungan, sumur-sumur bor dan pemanfaatan air permukaan melalui mesin pompa.
Atas penguatan kebijakan lewat penetapan Perda serta keseriusan Pemda KSB mewujudkan ketahan pangan di Kabupaten Sumbawa Barat dalam 5 (lima) tahun terakhir di dapatkan hasil nyata yaitu terjadinya surplus 2 (dua) komoditi utama (beras dan jagung, red).
Apa yang disampaikan oleh Bupati Sumbawa Barat diperkuat serta diperincikan oleh Kadis Pertanian Sumbawa Barat, Suhadi, S.P., M.Si. “Kabupaten Sumbawa Barat ini, dalam lima tahun terakhir di dapatkan hasil nyata yaitu terjadinya surplus dua komoditi utama bidang pertanian yakni beras dan jagung,”
Untuk Produksi beras di KSB, Suhadi menjelaskan sebesar 53.426 ton per tahun, Nilai ini berada di atas target yang di bebankan pada KSB secara nasional yaitu sebesar 52.762 ton per tahun atau sebesar 101,26%.
“Dengan demikian, daerah kita ini terjadi surplus beras sebesar 36.930 ton per tahun atau sebesar 69,12% dari total produksi. Hal itu melebihi target secara nasional yang di bebankan kepada daerah ini,” jelasnya
Sedangkan dengan komoditi jagung. Lanjutnya, di KSB sebesar 103.417, 3 ton. Jumlah produksi ini berada di atas target yang dibebankan kepada KSB secara nasional yaitu sebesar 80.663 ton per tahun. Atau sebesar 128,21%. Dengan demikian, KSB juga mengalami surplus jagung.
“Bahkan, Surplus kedua komoditi utama tersebut dapat meningkat jika dua bendungan yang sedang dibangun di Kabupaten Sumbawa Barat telah selesai dikerjakan.” pungkas Suhadi. (cdn.wan)