KSB Daerah Terendah Penyebaran Covid-19 Setelah Kota Bima

KSB Daerah Terendah Penyebaran Covid-19 Setelah Kota Bima

Taliwang, centralditanews- Dibalik kondisi yang belum sepenuhnya pulih akibat Covid-19, Kabupaten Sumbawa Barat justru boleh berbangga hati karena untuk saat ini penyebaran Covid-19 di wilayah tersebut paling rendah setelah Kota Bima.

Bukan hanya peredaran Covid-19 yang bisa ditekan di Kabupaten Sumbawa Barat, masyarakat KSB masih bisa beraktivitas seperti biasanya.

Keputusan Bupati Sumbawa Barat yang tidak menerapkan sistem lock down dan PSBB menyelamatkan perekonomian masyarakat. Masyarakat KSB tidak hidup dalam ketakutan dengan harapannya Dr. Ir. H. W. Musyafirin, M.M tetap mengijinkan masyarakat beribadah di masjid dengan protokol kesehatan. Alhasil masyarakat dapat melaksanakan ibadah puasa dengan khusyuk serta situasi bulan puasa tidak terlalu berubah dari tahun sebelumnya. Tadarusan Al-Qur’an terdengar di masjid-masjid yang ada di Kabupaten Sumbawa Barat.

Bupati Sumbawa Barat, Dr. Ir. H. W Musyafirin, M.M Menjadi Imam Sholat Tarawih Berjamaah di Salah Satu Masjid Yang Ada Di KSB

Tentu, rendahnya penyebaran Covid-19 di KSB bukan tanpa sebab, untuk diketahui bahwa KSB tekah sigap mengantisipasi penyebaran Covid-19 dengan mendirikan posko Covid-19 di masing-masing kecamatan hingga tingkat desa. Selain itu, KSB adalah salah satu daerah yang sedari awal masa pemerintahan Dr. Ir. H. W. Muayafirin, M.M telah menerapkan program STBM. Hingga KSB menjadi Kabupaten Best practice di bidang Sanitasi total berbasis masyarakat tersebut.

Pokja STBM KSB dan Staff Khusus Bupati bidang STBM, Benny Tanaya kepada media ini, Jum’at (08/05/2020), mengatakan bahwa Sanitasi Total Berbasis Masyarakat atau kita sebut STBM adalah program perubahan perilaku hidup masyarakat.

Benny Tanaya, (Pokja STBM KSB dan Staff Khusus Bupati bidang STBM)

Dari kebiasaan buang air besar sembarangan dalam pilar satu maupun pilar dua nya cuci tangan pakai sabun merupakan daya upaya pemerintah daerah mengentaskan perilaku buruk yang terjadi di masyarakat.

“Melalui program jambanisasi yang sukses menggiring masyarakat untuk tidak buang air besar disembarang tempat serta tetap cuci tangan pakai sabun sejak tahun 2016 hingga saat ini kelihatan menjadi dasar perubahan perilaku hidup sehat tersebut terlebih dalam situasi wabah covid 19”, pungkas Benny.

Ditambahkan olehnya, “STBM menjadi daya pengikat adanya kesadaran masyarakat akan arti hidup bersih dan sehat dan dikorelasikan dengan wabah corona maka STBM salah satu program yang mampu menekan angka penyebaran wabah tersebut di KSB. Semoga kita bisa mempertahankan”.

Sebagai bahan pembendaharaan terakhir, berdasarkan data komulatif yang disuguhkan oleh Tim Gugus Tugas Pencegahan dan Penanganan Covid-19 KSB dapat dijabarkan bahwa jumlah pasien terkonfirmasi positif Covid-19 berjumlah 3 orang, 1 orang meninggal dunia dan 2 lainnya sedang dirawat di Rumah isolasi khusus. Keduanya dalam kondisi sehat dan melaksanakan ibadah puasa.

Juru Bicara Tim Gugus Tugas Pencegahan dan Penanganan Dini Covid-19 KSB, H. Tuwuh. (Kanan)

Sebanyak 4.732 orang Pelaku Perjalanan Tanpa Gejala (PPTG) selesai isolasi dan 830 orang masih di isolasi.

Orang Dalam Pemantauan (ODP) sebanyak 128 orang telah selesai pemantauan dan tinggal 5 orang masih dalam pemantauan.

Pasien Dalam Pengawasan sudah tidak ada, sebanyak 8 orang telah selsai pengawasan.

Orang Tanpa Gejala yang sudah selesai dipantau berjumlah 79 orang serta masih dipantau masih 39 orang. (cdn.wan)