CDN, Sumbawa Barat– Berkurangnya curah hujan di Indonesia telah membawa dampak buruk bagi perekonomian bangsa. Sejumlah daerah di Indonesia mengalami gagal panen dan gagal tanam akibat cuaca panas yang ekstrim tersebut. Tercatat, pada tahun 2023, anomali cuaca El Nino dan perbedaan temperatur permukaan air laut menyebabkan gagal panen padi di banyak tempat. Produksi padi Indonesia pada 2023 turun sebesar 0,65 juta ton atau 2,05% lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya.
Kekeringan yang disebabkan oleh El Nino juga dialami oleh petani padi di Kabupaten Sumbawa Barat-NTB. Para petani mengeluh akibat curah hujan yang rendah, mereka yang telah menanam padi harus mengeluarkan biaya tak terduga agar padinya tetap tumbuh. Sumur bor dan pompa air digunakan agar lahannya tidak kekeringan sembari menunggu hujan turun.
Namun dibalik cuaca buruk tersebut, ada beberapa dampak positif dari El Nino, salah satunya adalah harga gabah naik dari tahun sebelumnya, jika tahun 2023 harga gabah berkisar diangka Rp. 5.000/Kg, kini (2024, red) harga gabah siap panen di tingkat para petani berkisar diangka Rp. 6.000/Kg hingga Rp. 6.200/Kg. Kenaikan harga gabah sudah terjadi sejak tahun 2023, kenaikan harga gabah pun disusul oleh naiknya harga beras di pasaran.
Kepala Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sumbawa Barat, Suryaman, S.STP melalui Kepala Bidang Perdagangan, Firmansyah, S.Ip., MM, Senin (06/05/2024), mengatakan bahwa harga gabah di Kabupaten Sumbawa Barat saat ini masih aman di harga HPP, rata-rata harga gabah petani diambil dikisaran harga Rp 6.000/Kg hingga Rp. 6.200/Kg. Naiknya harga gabah ditingkatan petani disebabkan oleh berkurangnya produksi gabah secara nasional.
“Tentu harga gabah saat ini sedikit membuat para petani kita lega, walaupun produksi padi menurun dari tahun sebelumnya, namun dapat ditutupi dengan harga yang sangat memuaskan petani. Semoga harga gabah ini bertahan dan tidak ada permainan, mengingat petani kita sudah banyak mengeluarkan biaya untuk dapat memetik hasil padinya,” pungkas Kabid Perdagangan.
Kabid Perdangangan juga berjanji akan terus melakukan pantauan dilapangan, ini dilakukan agar menjamin tidak terjadi perbedaan harga gabah ditingkat petani. (cdn.wan**)