CDN, Sumbawa Barat– Kenaikan beberapa bahan pokok diakhir tahun 2023 sudah berdampak di seluruh wilayah Indonesia, menurut data nasional, beras menjadi penyumbang terbesar inflasi di Indonesia, ditaksir 0,06% inflasi di sumbang dari harga beras yang mengalami kenaikan. Selain beras, bahan bakar seperti bensin juga memberikan andil besar dalam inflasi, bensin menyumbang 0.06% dari total 0,17% inflasi di Indonesia.
Sejalan dengan perkembangan tersebut, Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat melalui Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan (Koperindag) mengantisipasinya dengan rutin menggelar Operasi Pasar Murah (OPM).
Kepala Dinas Koperindag, Ir. H. Lalu Azhar melalui Kepala Bidang Perdagangan, Darmi Ratna, Se., M.M. mengatakan bahwa memang ada beberapa komoditi naik di pasar tradisional. Komoditi tersebut antara lain, beras, gula dan minyak goreng. Kenaikan harga komoditi terutama beras terjadi di seluruh wilayah Indonesia, ini mungkin disebabkan musim kemarau yang cukup panjang sehingga stok gabah petani menipis. Untuk itu, pihaknya melakukan operasi pasar murah.
“Operasi Pasar Murah adalah salah satu upaya yang bisa diambil oleh pemerintah dalam membantu keluarga dengan ekonomi menengah ke bawah. Setidaknya sudah 5 kali kami menggelar pasar murah, pertama di Komplek KTC dengan tema Gerakan Pasar Murah, kedua kami laksanakan di Kejaksaan Negeri, ketiga kami laksanakan di Mako-Dandim dan yang keempat kami laksanakan di Gedung Serbaguna Kecamatan Seteluk.” Pungkas Kabid Perdagangan.
Kegiatan Operasi Pasar Murah kembali akan digelar oleh Diskoperindag KSB, kegiatan tersebut adalah sebagai rangkaian menyambut Harlah KSB ke 20 dan akan langsung dibuka oleh Bupati Sumbawa Barat pada Minggu malam kemudian pasar murah dilaksankan pada Senin pagi (13/11/2023), di area perkantoran Kemutar Telu Center (KTC). Kemudian akan disusul lagi pada Sabtu 18 November 2023.
“Rencananya kami akan menyiapkan beberapa komoditi atau bahan pokok yang harganya naik dipasaran. Terutama sekali beras, setidaknya ada 6 ton beras yang akan kami jual dengan harga murah karena telah disubsidi oleh pemerintah. Jika harga beras dipasaran hari ini tembus diangka Rp. 55.000/5 Kg, maka kami akan menjual dengan harga Rp. 37.500/5 Kg. Begitupula dengan gula putih, minyak goreng dan telur, kami akan menjualnya dengan harga murah, itu untuk membantu masyarakat kurang mampu. Ada 4 jenis komoditi yang akan kami jual pada gelaran pasar murah yang akan dilaksanakan pada tanggal 13 dan 18 November besok, yaitu beras, gula putih, minyak goreng dan telur.” Ujar nya.
Dinas Koperindag melalui dinas Perdagangan terus intens memantau perkembangan harga komoditi dipasaran, hal ini dilakukan guna menjadi bahan laporan ke pemerintah pusat sekaligus menjadi bahan evaluasi pemerintah daerah dalam menemukan kendala dan solusinya.
Dampak inflasi memang telah dirasakan dampaknya oleh sebagian besar masyarakat Indonesia, namun alhamdulillah untuk masyarakat KSB masih bisa mengatasinya, hal ini disebabkan oleh geliat perekonomian masyarakat yang mulai menunjukkan tren positif ditambah oleh tumbuhnya pelaku UMKM, sehingga membuat ketahanan perekonomian menjadi kuat.
“Alhamdulillah pemerintah KSB selalu hadir dalam memberikan bantuan pada para pelaku UMKM, bukan hanya modal, namun alat untuk berusahapun turut diberikan oleh pemerintah, tinggal keseriusan masyarakat untuk mengolahnya. Subsidi dari Pemerintah Daerahpun kerap kali diberikan bila terjadi kejadian luar biasa seperti kenaikan harga bahan pokok, itu untuk menghindari jeritan masyarakat yang memang memiliki daya beli yang kurang.” Tutup Kabid Perdagangan, Darmi Ratna, SE., M.M. (cdn.wan**)