Pengembangan Peternakan Dengan Pemetaan Sumber Bibit Sebagai Upaya Peningkatan Budidaya Peternakan

Pengembangan Peternakan Dengan Pemetaan Sumber Bibit Sebagai Upaya Peningkatan Budidaya Peternakan

Oleh: Jamilatun

Mahasiswi Magister Manajemen Inovasi. Angkatan X tahun 2022 Universitas Teknologi Sumbawa

 

Pembangunan daerah merupakan faktor penentu dalam mencapai keberhasilan pembangunan nasional yakni perencanaan, koodinasi, dan keterpaduan antar sektor. Salah satu sektor yang penting untuk dikembangkan yaitu pada sektor pertanian. Karakteristik wilayah di Kabupaten Sumbawa Barat merupakan wilayah agraris dan sebagian besar masyarakat bekerja di sektor pertanian. Selain itu, sektor pertanian merupakan leading sektor pembangunan karena merupakan sektor yang memiliki kontribusi cukup besar terhadap perekonomian. Subsektor peternakan merupakan subsektor pertanian yang penting untuk dikembangkan karena disamping sebagai subsektor penghasil pangan dan daging, juga termasuk salah satu mata pencarian utama masyarakat di Kabupaten Sumbawa Barat. Subsektor peternakan di Kabupaten Sumbawa Barat perlu dikembangkan dengan cara yang tepat, mengingat ketersediaan sarana produksi seperti lahan dan bantuan pemerintah daerah sangat tinggi untuk pengembangan subsektor peternakan.

Pengembangan ternak di Kabupaten Sumbawa Barat sangat didukung oleh potensi ketersediaan lahan yang cukup luas, sehingga untuk mendorong percepatan peningkatan populasi dapat dilakukan melalui penyebaran bibit ternak kepada masyarakat, yang diutamakan pada kawasan pengembangan peternakan potensial yang memiliki daya dukung lahan yang luas sebagai area pengembangan hijauan makanan ternak. Dalam pendistribusian ternak yang dilakukan dalam beberapa tahun terakhir, sangat berimplikasi terhadap peningkatan populasi ternak dengan menggugah kesadaran masyarakat secara luas, bahwa melalui ternak dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani peternak serta perekonomian daerah. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya permintaan masyarakat yang ikut andil dalam pengembangan ternak yang dilaksanakan oleh pemerintah.

Kabupaten Sumbawa Barat memiliki potensi peternakan baik dari segi sumber daya alam maupun kebutuhan agroekosistem untuk budidaya peternakan yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana penunjang. Selain itu didukung ketersediaan lahan padang penggembalaan dan atau ketersediaan hijauan makanan ternak. Pengembangan potensi peternakan supaya dapat mendorong kegiatan perekonomian suatu kawasan yang berbasis peternakan sehingga agribisnis peternakan yang berada di wilayah tersebut bisa berjalan dengan baik dan sistematis sehingga dapat mengetahui kondisi eksisiting peternakan, mengidentifikasi karakteristik peternakan di Kabupaten Sumbawa Barat. Karakteristik peternakan ditinjau dari segi sosial, budaya dan ekonomi serta memetakan potensi yang berada di Kabupaten Sumbawa Barat. Selain itu juga mempertimbangkan kebijakan dan peraturan yang terkait.

Luas lahan di Kabupaten sumbawa Barat sebagian besar terdiri atas lahan kering, sebagian lainnya berupa lahan sawah, lahan rawa, tambak, dan empang. Lahan kering terdiri atas pekarangan, tegal/kebun, ladang, padang rumput penggembalaan, lahan sementara yang tidak diusahakan, hutan rakyat, hutan negara, perkebunan dan lainnya. Luas lahan menurut penggunaannya per kecamatan yang berpotensi menjadi sumber pakan di Kabupaten Sumbawa Barat terdiri dari luas sawah 11.737 ha, tegal 13.730 ha, hutan negara 126.261 ha, hutan rakyat 8.111 ha. Luas lahan ini berpengaruh terhadap daya tampung ternak pemakan hijauan. Data tersebut menunjukkan kawasan terluas diantara lahan lainnya yaitu hutan negara mencapai 126.261 Ha. Hutan negara sebagian dimanfaatkan oleh peternak untuk penggembalaan ternak sapi dan kerbau. Peternak pada umumnya melepas ternaknya ke kawasan hutan negara. Pada saat musim tertentu, ternak tersebut digiring pulang ke kendang kelompok. Pada saat ini banyak peternak yang membentuk kelompok ternak dan membangun kandang kolektif secara swadaya kelompok di lahan kosong milik anggota kelompok. Terbentuknya kelompok swadaya para peternak menjadi lebih efektif dalam pemeliharaan ternak mereka. Kandang kelompok berfungsi sebagai rumah tempat berlindung bagi hewan ternak dari cuaca dan ancaman bahaya, selain itu digunakan pada saat musim tanam tiba karena pada saat itu lahan persawahan sedang digarap oleh pemilik lahan maupun anggota kelompok tersebut. Setelah musim tanam berakhir para peternak melepas kembali ternak mereka di lahan persawahan. Kandang kolektif ini juga digunakan pada saat transaksi jual beli ternak, sebagai tempat vaksinasi ternak. Kandang sangat diperlukan dalam usaha pembibitan dan penggemukan sapi potong. Ukuran kandang yang digunakan sebaiknya disesuaikan dengan jumlah sapi yang dipelihara dan perencanaan kedepannya.

Diketahui bahwa kecamatan Taliwang 2.238 ha, Jereweh 2.548 ha, Brang Rea 5.554 ha, Poto tano 1.126 ha, Seteluk 4.952 ha, Sekongkang 2.238 ha, Brang Ene 1.668 ha, Maluk 542 ha, dari data tersebut dapat dilihat bahwa kecamatan Brang Rea, Seteluk, dan Jereweh merupakan tiga kecamatan yang memiliki potensi tergolong tinggi. Hal ini menunjukkan populasi ternak pemakan hijauan yang dapat diusahakan di Kabupaten Sumbawa Barat sebanyak 72. 825 unit ternak dan populasi ideal ternak sapi sebanyak 51.239 unit ternak.

Peningkatan nilai tambah pada ternak dan produk peternakan dalam pengembangan peternakan Kabupaten Sumbawa Barat sebagai sumber bibit dan bakalan dapat terwujud dibuktikan dengan Populasi ternak Sapi terus meningkat Tahun 2018 sebanyak 68.218 ekor dan pada Tahun 2021 sebanyak 82.445 ekor. Upaya yang dapat dilakukan untuk Pengembangan sumber bibit ternak dengan pendekatan kepada Peternak/Kelompok Tani Ternak yang sudah berbuat untuk pengembangan peternakan dan produk asal hewan. Pengembangan dan pemetaan sumber bibit ternak berkualitas di masyarakat tentunya mempunyai tujuan yaitu meningkatkan populasi dan produksi ternak, menata usaha pembibitan ternak di tingkat kelompok tani ternak dan meningkatkan kapasitas kelompok dengan peningkatan pengetahuan dan keterampilan sumberdaya manusia dalam melaksanakan pembibitan ternak.

Pengembangan dan pemetaan bibit ternak dilakukan melalui beberapa tahap antara lain pemetaan lokasi calon kelompok potensial, verifikasi dan penetapan Kelompok, sosialisasi pembibitan ternak rakyat, peningkatan kapasitas melalui pelatihan pembibitan ternak, pembangunan infrastruktur pembibitan pernak, pelaksanaan Good Breeding Practice.
 
Indikator keberhasilan pengembangan budidaya peternakan harus menerapkan aspek manajemen dan aspek teknis. Aspek manajemen yaitu menyusun road map Kawasan sapi bibit, memiliki profil induk dan peternak secara rinci dan lengkap, melakukan sosialisasi dan pelatihan-pelatihan dasar bagi peternak dan memiliki naskah kerja sama antara Dinas Pertanian Kabupaten Sumbawa Barat dengan instansi/Lembaga yang mendukung terlaksananya Sumbawa Barat sebagai sumber bibit.

Aspek teknis yaitu keterbatasan pejantan merupakan salah satu masalah serius dalam pengembangan budidaya peternakan hal itu disebabkan pejantan terbaik yang dimiliki peternak cenderung dijual dan atau dipotong. Sapi jantan yang tersisa sebagai pemacek terdiri atas sapi jantan dengan postur semakin kecil yang beberapa diantaranya tidak cukup tinggi untuk menaiki sapi betina. Dalam meningkatkan budidaya ternak tidak terlepas dari ketersediaan pakan, sumber daya pakan yang ada di Sumbawa Barat umumnya disuplai dari hijauan yaitu rerumputan dan leguminosa. Sumber pakan rerumputan berasal dari rumput lapang dan rumput budidaya sedangkan legume umumnya didominasi oleh legume lamtoro tarramba yang sengaja ditanam pada lahan-lahan kosong milik anggota kelompok peternak serta pemanfaatan jerami padi pada saat pasca panen musim kering.

Pemerintah mendukung kelompok ternak dengan memberikan beberapa penyuluhan tentang penguatan kelembagaan kelompok, pemanfaatan lahan penanaman hijauan makan ternak untuk membantu para peternak dalam menghadapi musim kering pada saat kekurangan pakan. Selain itu, tetap dilaksanakannya kegiatan monitoring dan evaluasi pemeriksaan Kesehatan ternak dan kegiatan vaksinasi oleh para petugas peternakan kecamatan.

Dalam melakukan kegiatan pengembangan dan pembibitan ternak tentunya diperlukan kerjasama yang baik antara pemerintah dan pihak lainnya serta dukungan anggaran agar kegiatan pengembangan budidaya ternak berhasil dan menjadikan kabupaten Sumbawa Barat menuju kemandirian bibit ternak. Selama ini pemerintah selalu mendukung pengembangan budidaya peternakan dengan mengalokasikan anggaran dana untuk memberikan bantuan kepada masyarakat peternak berupa bibit sapi serta sarana dan prasarana sebagai faktor pendukung pengembangan budidaya peternakan dan hijauan makanan ternak serta penerapan tekhnologi hijauan makan ternak. Selain itu, penggunaan strategi dan pengembangan kawasan peternakan yang tepat dapat meningkatkan budidaya peternakan menuju Kabupaten Sumbawa Barat Baik (KSB Baik). Pengembangan wilayah berbasis komoditas unggulan ini menjadi faktor penentu dalam peningkatan pertumbuhan ekonomi dan keberhasilan pembangunan daerah sehingga dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat.