CDN, Sumbawa Barat– Suatu hal yang luar biasa terjadi di Kabupaten Sumbawa Barat ditahun 2022 ini, daerah yang dikenal aman tiba-tiba-tiba diguncang oleh serangan anjing gila (rabies).
Informasi penyakit rabies (anjing gila) telah diperoleh dengan adanya kasus gigitan di kabupaten sebelah, sejak saat itulah pemerintah daerah memperketat jalur masuk ke KSB, namun apa daya, akhirnya kasus anjing gila terjadi juga di KSB.
Kasus gigitan anjing gila dari hari Kehari terus terjadi, puncaknya adalah ditetapkannya KSB menjadi daerah KLB rabies pada 30 Maret 2022. Kasus gigitan anjing gila terus terjadi, tercatat hingga tanggal 5 April 2022, sebanyak 43 kasus gigitan HPR.
Secara terperinci, untuk di Kecamatan Taliwang, korban digigit anjing sebanyak 14 korban laki laki dan 12 korban perempuan dengan total 26 orang. Kecamatan Poto Tano, laki laki 1 orang dan perempuan 1 orang, total 2 kasus. Kecamatan Seteluk laki laki 1 orang.
Kecamatan Brang Rea, korban digigit anjing, sebanyak 3 orang yakni laki laki 2 dan perempuan 1 orang. Kecamatan Brang Ene 1 kasus, korban laki laki. Kecamatan Jereweh, korban digigit anjing sebanyak 5 orang, yakni laki-laki 1 orang dan perempuan 4 orang. Kecamatan Maluk, perempuan 2 orang dan di Kecamatan Sekongkang, perempuan 3 orang.
Kasus tertinggi terjadi pada tanggal 29 Maret sebanyak 16 kasus, kemudian tanggal 30 Maret sebanyak 3 kasus dan tanggal 31 Maret 1 kasus.
Terkait hal tersebut, beberapa langkah cepat untuk pencegahaan telah dilakukan Pemda KSB yaitu dengan mengintensifkan KIE atau Komunikasi, Informasi dan Edukasi kepada masyarakat serta meningkatkan peran KASIRA (Kader Siaga Rabies) tingkat desa.
Kepala Dinas Pertanian, Ir. Muhammad Saleh, M.Si pada media ini, Rabu (07/12/2022) mengatakan bahwa Distan KSB intens melakukan vaksinasi Hewan Pembawa Rabies atau HPR setiap hari dengan target 70 persen dari total populasi HPR. “Lanju vaksinasi sejak tanggal 30 Maret 8.81 persen dari total populasi anjing di KSB,” ungkap Saleh.
Dijelaskan oleh M. Saleh, untuk para korban gigitan anjing, telah dilakukan penanganan intensif secara medis termasuk pemberian Vaksinasi Anti Rabies atau VAR dengan pemantauan kondisi setiap hari. (cdn.wan**)