CDN, Jakarta– PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMMAN) menghadiri rapat dengar pendapat umum (RDPU) yang diselenggarakan Komisi VII DPR RI di Wisma Nusantara I, Kamis (10/11/2022). Dalam RDPU tersebut, Presiden Direktur AMMAN Rachmat Makkasau memaparkan mengenai komitmen perusahaan dalam membangun bandara udara di Desa Kiantar, Kecamatan Poto Tano, Kabupaten Sumbawa Barat (KSB). Pembangunan bandara di area seluas 72 hektar ini dilakukan sebagai bagian dari upaya AMMAN untuk membantu pemerintah daerah dalam mengembangkan industri pariwisata di KSB.
“Dari berbagai studi yang telah kami lakukan dengan sejumlah lembaga, sektor perekonomian yang dinilai berpotensi tinggi untuk dikembangkan secara berkelanjutan di KSB adalah industri pariwisata. Untuk menarik minat investor agar mau membangun hotel/resort, restoran, dan tempat wisata di KSB dibutuhkan konektivitas yang memadai, yaitu bandara. Itulah mengapa AMMAN mengeluarkan alokasi investasi mecapai Rp 390 miliar untuk pembangunan bandara tersebut,” jelas Rachmat.
Hingga kini, Kabupaten Sumbawa Barat mengandalkan kapal cepat untuk akses keluar masuk orang menuju Pulau Lombok. Bandar udara terdekat di Pulau Sumbawa terdapat di Kabupaten Sumbawa Besar yang berjarak sekitar tiga jam dari KSB. Proses pembangunan bandar udara ini akan dimulai akhir tahun 2022 dan berlangsung hingga 1,5 – 2 tahun ke depan. Selain menarik minat investor untuk mulai membangun fasilitas di KSB, bandara ini juga akan mempermudah pendaratan pesawat komersil saat dibuka untuk publik, sehingga jumlah turis baik domestik maupun internasional yang akan datang ke KSB akan semakin tinggi.
“Pariwisata berkelanjutan merupakan salah satu pilar pengembangan dan pemberdayaan masyarakat (PPM) AMMAN. Dua pilar lain adalah peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) dan penguatan ekonomi. Karenanya, sembari membantu pembangunan infrastruktur fisik, AMMAN juga mempersiapkan infrastruktur lunak yang sangat penting perannya dalam menunjang industri pariwisata,” tambah Rachmat.
Berbagai program PPM telah disusun oleh AMMAN melalui proses konsultasi publik dengan pemerintah pusat, pemerintah Provinsi NTB, pemerintah KSB, Pemerintah Desa lingkar tambang, dan juga tokoh-tokoh masyarakat lingkar tambang, termasuk berbagai LSM yang mewakili aspirasi masyarakat di wilayah operasional. Salah satunya adalah program beasiswa pelatihan hospitality (industri pariwisata/perhotelan) bagi generasi muda di Kabupaten Sumbawa Barat yang telah memasuki angkatan ke-3, dengan menggandeng mitra pelaksana Bije Jari Foundation. Jumlah lulusan dari kedua angkatan sebelumnya mencapai 70 wisudawan/wisudawati, serta lebih dari 95% telah terserap dengan bekerja di perhotelan, resort maupun restoran di KSB.
Selain itu, AMMAN juga telah meluncurkan program inkubasi bisnis yang merangkul UMKM Sumbawa Barat, yang menjadi faktor kesuksesan pembangunan industri pariwisata. Sebanyak 32 pengusaha UMKM telah diseleksi dan terpilih untuk mengikuti program ini, yang bertujuan untuk menambah wawasan peserta dalam mengimplementasikan bisnis sosial dan memperluas jaringan bisnis. Materi-materi pelatihan yang didapatkan antara lain mengenai perencanaan usaha, pengelolaan keuangan, cara membangun branding, pemasaran produk, hingga dampak bisnis terhadap lingkungan dan masyarakat. (cdn.wan**)