Hengky Irawan :”Pergantian Musim Kadangkala Menimbulkan Penyakit Yang Menyerang Ternak”
CDN, Sumbawa Barat–Dinas Kesehatan dan Dinas Pertanian dalam hal ini Bidang Peternakan Kabupaten Sumbawa Barat perlu mengantisipasi peredaran daging sapi di Kabupaten Sumbawa Barat, ini ditenggarai dengan terjadinya beberapa kasus kematian hewan ternak besar (sapi, red) dibeberapa desa yang ada di lingkup Kabupaten Sumbawa Barat.
Hingga saat ini, sebab musabab kematian sapi yang terjadi dibeberapa desa belum dikeluarkan resmi oleh lembaga pemerintah. Sehingganya, salah satu tokoh masyarakat Desa Seloto, Kecamatan Taliwang-KSB, Hengky Irawan pada media ini, Minggu Sore (07/11/2021), mendesak agar Dinas Kesehatan dan Bidang Peternakan Kabupaten Sumbawa Barat mengambil langkah secepatnya untuk melakukan investigasi.
“Kematian Hewan Ternak Besar Sapi di beberapa desa perlu menjadi atensi khusus pemerintah, jangan sampai ada daging sapi sakit masuk kepasar rakyat, dijual secara bebas dan dikonsumsi oleh masyarakat”, pungkas Hengky
Jangan sampai kita keluar dari mulut buaya lalu masuk mulut harimau. Lanjut Hengky, saat ini kita mulai aman dari wabah Covid-19, namun dibayangi oleh penyakit sapi antraks dan kematian sapi mendadak yang belum diketahui sebabnya.
Beberapa bulan terakhir ini, kematian sapi terjadi di beberapa desa, seperti di Desa Rempe, Desa Air Suning dan Desa Kelanir Kecamatan Seteluk. Lalu disusul oleh kematian sapi di Desa Seloto yang ada di Kecamatan Taliwang.
Kasus kematian sapi hingga hari ini belum mendapat respon dari dinas tehknis. “Kami pertanyakan kepekaan dinas terkait, apakah mereka kedinginan diruangan kerja atau takut turun kelapangan karena kehujanan”, tegas Hengky dengan kesal.
Menurut Hengky, kepekaan masyarakat di KSB tentang kesehatan sangatlah minim, itu terbukti dengan tidak adanya warga yang melaporkan kasus kematian tersebut, sehingganya dengan sikap apatis masyarakat tentu langkah terakhir adalah dinas responsif tanpa menunggu laporan dan adanya kejadian manusia meninggal karena mengkonsumsi daging hewan sapi yang sakit.
Kerisauan yang timbul dibenak Hengky Irawan adalah munculnya semacam spekulasi liar dari masyarakat atau golongan tertentu, yang langsung menyimpulkan sebab kematian sapi-sapi tersebut. Apabila ini dibiarkan, maka barang tentu menjadi fitnah dan pola berfikir masyarakat menjadi mundur. “Apalagi kasus ini dibawa-bawa keranah yang tidak semestinya, karena belum ada pernyataan resmi dari dinas sebab musabab kematian tersebut”, beber Hengky.
Selain itu, Hengky yang notabenenya adalah anak petani lokal KSB mengutarakan bahwa, kasus kematian sapi atau kerbau di pergantian musim bukan hanya terjadi saat ini saja, namun disekitar tahun 80’an, hal yang sama pernah terjadi. Kerbau mati mendadak dengan ciri-ciri kepala yang bengkak. Adapula sapi yang mati karena suhu yang berubah. Namun menurutnya, yang paling membahayakan adalah jika sapi yang terserang penyakit lalu dikonsumsi manusia. Itu pernah ia lihat, dimana kepala orang itu membengkak sebelah.
Apa yang diutarakan oleh Hengky Irawan coba didalami oleh media ini, berdasarkan artikel yang dikeluarkan oleh Dinas Pangan, Pertanian dan Perikanan Kota Pontianak, tanggal 14 November 2019 dengan tajuk “Musim Hujan dan efeknya terhadap hewan sapi ternak”.
Disebutkan bahwa memasuki musim penghujan, para peternak sapi harus lebih waspada, karena umumnya akan timbul penyakit sapi. penyakit tersebut umumnya sebagai berikut :
1. Sapi lamenes/pincang
Sapi yang dipelihara dalam sistem kandang lepas atau kandang koloni sangat rentan terkena lamenes atau pincang saat musim hujan.
2. Sapi demam
Saat musim hujan, waspadai juga timbulnya demam pada sapi akibat perubahan cuaca menjadi rendah. Saat cuaca bersuhu rendah jika kondisi sapi lemah karena kekurangan zat-zat gizi tertentu pada makanannya, akan mudah terserang demam.
3. Sapi kembung dan diare
Musim hujan juga bisa mengakibatkan kondisi hijauan pakan ternak yang selalu basah akibat terkena air hujan. Hijauan yang cenderung basah apalagi jika kondisi hijauan masih muda, sangat mudah mengakibatkan kembung pada ternak sapi. Di samping kembung atau bloat, ternak juga bisa mengalami diare.
4. Cacingan
Cacingan juga perlu diwaspadai pada musim hujan karena cacingan meskipun tidak berbahaya atau tidak mematikan, tetapi jika tidak ditangani secara benar akan menyebabkan kerugian yang tidak sedikit bahkan pada kondisi yang parah juga akan bisa mengakibatkan kematian pada ternak.
5. Serangan lalat
Musim hujan juga identik dengan banyaknya lalat di kandang. Oleh karena itu, waspadai penyakit sapi yang biasa disebarkan oleh lalat. Lalat juga bisa mengakibatkan infeksi parah pada sapi yang sedang terluka karena lalat akan bertelur pada luka tersebut sehingga bisa menyebabkan borok. Sanitasi dan kebersihan kandang merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengendalikan populasi lalat.
Sapi mati mendadak dimusim hujan pernah terjadi di Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) tahun 2010 . Sebanyak 14 ekor sapi mati mendadak, kematian ternak itu diduga karena kedinginan akibat hujan yang terus mengguyur wilayah Kupang dan sekitarnya. Sebelum mati, ternak sapi ini terlihat kedinginan dan kejang-kejang saat hujan terus menerus mengguyur wilayah tersebut.
Diakhir wawancaranya dengan media, Hengky dengan lantang menyerukan pada pemerintah KSB untuk memberikan informasi yang cepat pada masyarakat, jangan sampai menjadi bola liar. “KSB baru-bari ini mendapatkan penghargaan sebagai kabupaten dengan informasi publik terbaik ke 3 di Indonesia, prestasi itu sangat membanggakan, jangan sampai itu ternodai dengan lambannya informasi sebab kematian sapi yang cukup sering di KSB saat ini”, tutupnya.
Atas wawancara dengan Hengky Irawan, media ini coba mengkonfirmasi Dinas Kesehatan Sumbawa Barat dan Kepala Dinas Pertanian KSB. Kepala Dinas Pertanian KSB, Suhadi, SP., M.Si. mengatakan melalui WA bahwa pihaknya lagi proses identifikasi di lapangan. “Teman-teman dari Keswan masih bekerja”, ujarnya.
Kepala Dinas Pertanian KSB belum bisa berkomentar banyak, karena memang pihaknya lagi melakukan identifikasi. Setelah hasilnya keluar dan Ia memegang data investigasi serta labolatorium valid, baru akan mengumumkan ke publik.
Sementara Kepala Dinas Kesehatan KSB belum terkonfirmasi oleh media ini. Pesan yang dikirim belum tersampaikan dan dibaca. (cdn.wan)