CDN, Sumbawa Barat– Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Sumbawa Barat, Suhadi SP., M.Si. melalui Kepala Bidang Penyuluhan, Hasan Basri, SP mengatakan bahwa stok pupuk tahun ini Masi cukup banyak. Pupuk tersebut kini berada di gudang distributor dengan jumlah 4300 ton lebih. Dinas Pertanian KSB saat ini sedang melakukan rapat untuk membahas bagaimana stok pupuk tersebut bisa didistribusikan dan habis diakhir tahun ini (Desember 2021).
“Tahun lalu dosis pupuk urea untuk tiap hektar are yang diberikan oleh pusat sangat kecil, Dinas Pertanian KSB tahun lalu mengajukan dosis pupuk urea rata-rata 250/Ha, namun ketika masuk aplikasi hanya bisa dipenuhi sebanyak 100/Ha. Salah satu contohnya adalah Kecamatan Seteluk, untuk Kecamatan Brang Rea, dosis pupuk urea hanya bisa dipenuhi sebanyak 150/Ha. Lebih parahnya terjadi di Kecamatan Tano, Maluk dan Jereweh, dosis pupuk urea tiga kecamatan tersebut hanya dipenuhi masing-masing dengan dosis 50/Ha”, pungkas Hasan Basri pada media ini, Kamis (30/09/2021), di ruang kerjanya.
Hasan Basri menerangkan bahwa walaupun dosis pupuk urea tahun lalu sangat kecil, namun stok pupuk hingga saat ini masih cukup besar yaitu 4300 lebih ton. Stok pupuk tersebut (4300 ton, red) kini masih ada di distributor.
“Untuk mendistribusikan sisa pupuk tahun 2021 tersebut, Bidang Penyuluhan akan melakukan rapat yang intinya membahas bagaimana caranya stok pupuk tersebut bisa didistribusikan hingga bulan desember, walaupun tidak ada petani yang akan mulai menanam dibulan desember”,
Saya sarankan pada petani untuk menebus kuota pupuknya. Lanjut Hasan Basri, anggap saja ini adalah stok mereka di awal musim tanam tahun 2022. Mengapa saya sarankan untuk dihabiskan diakhir tahun 2021 ini, karena ketika masuk bulan Januari tahun 2022 maka akan menggunakan SK baru lagi.
Pendistribusian stok pupuk yang masih berjumlah 4300 ton di gudang distributor sedang dibahas degan pihak-pihak terkait guna menghindari terjadinya anggapan pupuk langkah. Distributor pupuk harus mendistribusikan sisa kuota pupuk tersebut ke para pengecer dan pengecer mendistribusikannya kepada para petani berdasarkan RDKK.
“Apakah pupuk tersebut mau digunakan atau dijadikan stok untuk menanam di tahun 2022 bukanlah soal, nanti ada penyuluh yang akan memberikan penyuluhan pada para petani. Toh ketika masuk tahun 2022, kita tidak menggunakan lagi pupuk tersebut karena telah diganti dengan SK baru. Inipun dapat mengatasi terjadinya kelangkaan pupuk yang selama ini diperbincangkan dimasyarakat”, terangnya.
Sementara Kouta pupuk untuk tahun 2022, Dinas Pertanian KSB telah berkirim surat melalui Badan Litbang. Menurut Kabid Penyuluhan, tahun ini (2022, red), dosis yang diberikan untuk KSB cukup besar. Rata-rata dosis pupuk urea diaplikasi berkisar di 250/Ha. Sementara Kecamatan Tano cukup besar juga yaitu dosis diaplikasi berada diangka 275/Ha, untuk jagungpun dosis pupuk urea tetap stabil yaitu diangka 250/Ha. (cdn.wan**)