Ratnawati: “Desa Ai Kangkung Aman Dari Covid-19”
Sekongkang, centralditanews- Tepat seminggu setelah umat muslim rayakan hari raya idul Fitri 1 Syawal 1441 H, masyarakat Desa Ai Kangkung, Kecamatan Sekongkang, Kabupaten Sumbawa Barat kembali menggelar lebaran ketupat.
Lebaran Tupat ini adalah tradisi masyarakat Suku Sasak yang mendiami Pulau Lombok Nusa Tenggara Barat. Seminggu setelah merayakan lebaran idul fitri, mereka pasti merayakan lebaran ketupat.
Tradisi ini (lebaran tupat) telah meluas hingga Kabupaten Sumbawa Barat, tepatnya di Desa Ai Kangkung. Untuk diketahui bahwa masyarakat Desa Ai Kangkung terdiri dari berbagai etnik dan suku, salah satunya suku Sasak. Desa Ai Kangkung dulunya merupakan daerah tujuan transmigrasi.
“Lebaran topat adalah sebuah tradisi yang dilaksanakan masyarakat Desa Ai Kangkung seminggu setelah hari Idul Fitri. Lebaran topat pada dasarnya adalah sebuah ‘lebaran kecil’ setelah umat muslim selesai menunaikan puasa sunnah bulan Syawal, yaitu puasa selama 6 hari berturut-turut setelah hari Idul Fitri”, Ujar Kepala Desa Ai Kangkung, Ratnawati saat dikonfirmasi media, Minggu (31/05/2020).
Masyarakat Desa Ai Kangkung dari Suku Sasak setiap tahun merayakan lebaran ketupat, Pantai Cemara dijadikan lokasi untuk merayakannya. Lanjut Ratnawati. “Suasana kekerabatan terasa, yang walaupun dirayakan oleh masyarakat saya yang berdarah Sasak, namun semua etnis ikut berbaur dan merasakan ketupat yang disajikan saat itu”, imbuh wanita tangguh dari Desa Ai Kangkung ini.
Lebaran ketupat tahun ini dirayakan disaat masyarakat sedang menghadapi Covid-19, sehingga dalam pelaksanaannya tetap mengikuti protokol kesehatan.
Pemerintahan Desa Ai Kangkung di Bawah kendali Ibu Ratnawati hingga hari ini masih melaksanakan sistem lock down untuk pendatang dari luar. Masyarakat Ai Kangkung hanya bisa berinteraksi dengan sesama warga Ai Kangkung. Pelaksanaan lock down untuk melindungi masyarakat dari paparan Covid-19. Terbukti sejak Covid-19 melanda, Desa Ai Kangkung hingga saat ini masih aman.
“Dengan kondisi Desa Ai Kangkung yang bebas dari Covid-19, saya memutuskan mengijinkan masyarakat untuk melaksanakan lebaran tupat di Pantai Cemara. Toh yang melaksanakan hanya masyarakat saya dan tidak berbaur dengan masyarakat luar yang tidak jelas identitasnya. Lebaran ketupat adalah budaya turun temurun dan pelaksanaannya dapat membuat suasana Desa Ia Kangkung menjadi hidup, damai dan rukun”, tutup Ratnawati. (cdn.wan)