Kedatangan H. W. Musyafirin ke Desa Seteluk Atas, Jum’at (08/05/2020) nyaris tidak ada yang tahu. Sehingga masyarakat setempat sangat kaget sekaligus bangga karena wilayahnya dikunjungi oleh orang nomor satu di Sumbawa Barat tersebut.
Seperti kunjungan anjangsana sebelumnya, H. W. Musyafirin berbuka puasa dengan ta’jil dan melanjutkan sholat magrib berjama’ah di Mushola Istiqomah.
Kegiatan anjangsana dilanjutkan dengan mengunjungi rumah Hamzah Sadik, RT. 001 RW 006, Desa Seteluk Atas, Kecamatan Seteluk, Kabupaten Sumbawa Barat.
Bersama pemilik rumah dan warga sekitar, H. W Musyafirin menikmati hidangan buka puasa. Terpantau oleh media, suasana kekeluargaan sangat nampak jelas dan tidak ada jarak antara pemimpin dengan rakyatnya.
Senda gurau dan gelak tawa acap kali terdengar, suasana kaku menjadi cair, begitupula masyarakat seakan melupakan kecemasan akan Virus Corona yang menjadi momok kekhawatiran saat ini.
Atas kesempatan H. W. Musyafirin mengunjungi masyarakat di Desa Desa Seteluk Atas, salah satu warga (Yusuf) mengungkapkan kebanggan dan rasa sukacitanya dengan ‘Lawas’ (ungkapan dan syair dalam bahasa Sumbawa)
“Dana balong sia intan
Nokuto kenang ku balas
Kebulan coba no selam”
Artinya,
“Amal yang baik dari mu
Tidak tahu cara saya membalasnya
Seandainya Bulan tidak tenggelam maka dengan Bulan lah pantas di balas”.
H. W. Musyafirin juga dalam kesempatan itu mengingatkan warga agar tetap menjalankan aktivitas seperti biasa, namun tetap dalam protokol kesehatan yaitu menggunakan masker dan jangan keluar rumah jika sakit.
Ia pun menanyakan kenapa rumah Hamzah Sadik masih belum layak huni.
Atas pertanyaan tersebut, Camat Seteluk, Taufiqurrahman, S.IP mengatakan jika rumah tersebut sudah 3 (tiga) kali di data namun belum memenuhi kreteria. Namun karena saat ini kondisinya sudah layak dibedah maka sehabis Virus Corona ini rumah ini akan langsung direhab dengan skala prioritas.
Kegiatan anjangsana di Desa Seteluk Atas berlangsung dengan lancar dan tetap dalam protokol kesehatan. Semua barang bawaan dari Taliwang (piring, dan perlengkapan masak ditinggalkan sebagai oleh-oleh untuk keluarga Hamzah Sadik). (cdn.wan)
